Bus Peziarah asal Tangerang Terjun ke Sungai di Tegal, Satu Tewas
Sebanyak satu orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka akibat kecelakaan yang terjadi di kawasan Guci, Tegal, Jateng, Minggu (7/5/2023). Polisi menduga sopir dan kernet lalai sehingga bus terjun ke sungai.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sebuah bus pariwisata yang membawa rombongan peziarah dari Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, terjun tak terkendali ke sebuah sungai di kawasan Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5/2023) pagi. Puluhan orang menderita luka-luka dan satu orang dilaporkan meninggal dunia dalam kejadiaan tersebut.
Peristiwa naas itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 07.45. Saat kejadian, bus dengan kapasitas penumpang sebanyak 57 orang itu sedang dipanaskan mesinnya. Sebagian penumpang mulai masuk ke dalam bus bernomor polisi B-7260-OGA itu.
Sementara itu, Romyani (56), sopir bus, sedang berada di luar bus. Ia tengah berembuk dengan panitia ziarah terkait rute perjalanan yang akan mereka tempuh selanjutnya. Saat mereka sedang mengorbol, bus tersebut tiba-tiba melaju tak terkendali kemudian terjun ke sungai berkedalaman sekitar 15 meter, yang berada tak jauh dari parkiran bus.
Romyani dan orang-orang di sekitar kejadian panik melihat peristiwa itu. Mereka langsung berlari ke arah bus, berupaya menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam bus tersebut.
”Saya juga bingung kenapa itu bisa terjadi. Padahal, posisi bus sudah saya rem tangan. Bahkan, bannya saya ganjal. Posisi parkirannya memang sedikit miring, saya tidak tahu kenapa miring. Semalam diarahkan parkir di situ,” ujar Romyani kepada wartawan.
Romyani mengklaim, kondisi bus yang ia kemudikan itu baik dan terawat. Beberapa hari sebelum keberangkatan, bus itu disebut Romyani telah diservis dan diganti oli.
”Waktu mau berangkat juga dicek lagi, semuanya baik, pengereman juga baik. Sebelumnya, bus ini tidak pernah ada masalah apa pun, termasuk permasalahan mesin. Bus ini sering saya sopiri, jadi saya tahu kondisinya,” imbuhnya.
Menurut Romyani, rombongan ziarah itu tiba di kawasan Guci pada Sabtu (6/5/2023) malam. Sebelum tiba di Guci, mereka sempat berziarah di Cirebon, Jawa Barat. Minggu pagi, mereka berencana melanjutkan ziarah ke Pekalongan.
Saya juga bingung kenapa itu bisa terjadi. Padahal, posisi bus sudah saya rem tangan. Bahkan, bannya saya ganjal.
Kejadian itu langsung dilaporkan pihak kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Palang Merah Indonesia Kabupaten Tegal. Sejumlah petugas mendatangi lokasi kemudian mengevakuasi korban dari dasar sungai.
”Semua korban yang telah dievakuasi langsung kami bawa ke Puskesmas Bumijawa, Puskesmas Bojong, dan klinik-klinik kesehatan terdekat. Korban yang terluka berat atau memerlukan perawatan intensif langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soeselo Slawi,” kata Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal Sunarto.
Menurut Sunarto, ada 38 penumpang yang dievakuasi oleh petugas gabungan dari berbagai unsur. Dari jumlah tersebut, sebanyak satu orang meninggal dunia, sebanyak 31 orang menderita luka-luka, dan enam orang selamat.
Hingga Minggu petang, sudah ada 20 korban kecelakaan yang dirujuk ke RSUD Dr Soeselo Slawi. Sebanyak satu orang dalam kondisi meninggal dunia dan sebanyak 19 orang lainnya dalam kondisi luka-luka.
”Jumlah korban yang dirujuk ke sini kemungkinan masih terus bertambah. Kami dapat informasi, ada sekitar tujuh orang yang sedang dalam perjalanan dari puskesmas ke sini,” tutur Kepala Bagian Umum RSUD dr Soeselo Slawi, Sri Harso Pamoro, saat dihubungi Minggu petang.
Harso menyebut, sebagian korban kecelakaan menderita cedera pada bagian kepala dan dada. Selain itu, ada juga korban yang menderita patah tulang pada tangan dan kaki.
Seusai mengevakuasi, polisi langsung mengolah tempat kejadian perkara. Sejumlah saksi, termasuk sopir dan kernet bus juga turut diperiksa untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut.
”Hingga saat ini, Kepolisian Resor Tegal masih terus menyelidiki penyebab kecelakaan. Dugaan sementara ada kelalaian sopir dan kernet dalam kejadian itu,” ucap Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng M Iqbal Alqudusy.
Berdasarkan keterangan yang diterima polisi, saat kejadian, bus tidak dalam pengawasan sopir maupun kernet. Mereka disebut meninggalkan bus selama 15 menit untuk mandi.