Kebakaran lahan mengancam kawasan konservasi Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Sumatera Selatan. Langkah mitigasi dilakukan termasuk memperketat jalur keluar-masuk kawasan dan melakukan pembasahan lahan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KAYU AGUNG, KOMPAS — Kebakaran lahan mengancam kawasan konservasi Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Sumatera Selatan. Langkah mitigasi dilakukan termasuk memperketat jalur keluar-masuk kawasan dan melakukan pembasahan lahan dengan air yang masih tersisa.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Ujang Wisnu Barata, Selasa (29/8/2023), mengatakan, kebakaran lahan terjadi di luar kawasan konservasi. Proses pemadaman melibatkan petugas di Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan, Manggala Agni, dan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan.
”Kebakaran sudah bisa teratasi. Sekarang sudah dalam kondisi aman,” ungkapnya.
Meski berhasil dipadamkan, kebakaran berpotensi terjadi lagi dan mengancam kawasan konservasi jika tidak diantisipasi. Melihat ancaman tersebut, sejak satu minggu yang lalu, petugas di SM Padang Sugihan menerapkan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap warga yang masuk dan keluar kawasan. Setiap warga yang masuk akan diperiksa agar tidak membawa barang-barang yang bisa menyulut api.
”Biasanya mereka yang lalu-lalang ke dalam kawasan untuk memancing atau mencari pakan ternak,” ujar Ujang.
Dalam beberapa kasus, kebakaran diawali kegiatan ilegal, seperti pembukaan lahan untuk pertanian, serta pencurian kayu gelam.
Catatan Kompas, SM Padang Sugihan pernah terbakar pada September 2019. Setidaknya 400 hektar lahan hangus terbakar saat itu. Sejumlah 68 petugas dikerahkan untuk memadamkan api.
Kebakaran di SM Padang Sugihan disebabkan aktivitas masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar ilalang atau rumput di lahan gambut atau biasa disebut sonor. Lahan tersebut digunakan untuk menanam padi. Aktivitas itu sangat berbahaya karena abu api yang masih membara bisa saja beterbangan dan akhirnya berdampak pada meluasnya kebakaran.
Selain sonor, aktivitas perambahan liar serta pencurian kayu gelam juga meningkatkan risiko kebakaran. Biasanya mereka membuka tenda dan menghidupkan api untuk memasak. Namun, setelah itu, api tersebut ditinggalkan sehingga akhirnya menyulut kebakaran. Puncaknya pada 2015, sekitar 60.000 hektar lahan di SM Padang Sugihan terbakar.
Agar kebakaran lahan tidak terjadi lagi, langkah mitigasi pun dilakukan, seperti menjalankan patroli rutin dan juga membasahi lahan agar tidak terlalu kering. Untuk patroli, lanjut Ujang, ada enam posko yang dibangun sebagai tempat pemeriksaan. Di dalam posko tersebut terdapat 12 petugas yang terdiri dari 7 pegawai BKSDA Sumsel dan lainnya adalah warga setempat yang telah dibina untuk turut serta dalam berpatroli.
Sementara proses pembasahan juga dilakukan dengan memanfaatkan embung yang masih menyimpan air. Memang saat ini kondisi embung sudah surut, tetapi pembasahan dinilai lebih penting untuk mengurangi risiko kebakaran.
Apalagi, kawasan seluas 88.000 hektar ini merupakan habitat bagi beberapa satwa dilindungi salah satunya adalah gajah sumatera. Ada 30 gajah jinak dan 30 gajah liar yang hidup di SM Padang Sugihan. Karena itu, menjaga agar kawasan konservasi tetap aman adalah kewajiban semua pihak.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto menyatakan, petugasnya turut membantu pemadaman kebakaran yang ada di sekitar kawasan SM Padang Sugihan.
Petugas yang sedang berjaga di Desa Deling, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, juga ditugaskan untuk memantau SM Padang Sugihan agar ketika terjadi ancaman kebakaran bisa langsung ditanggulangi.
Ferdian mengatakan, kebakaran lahan saat ini sudah semakin masif dan terjadi di beberapa wilayah langganan karhutla, seperti Ogan Ilir, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Musi Banyuasin. Bahkan, pada Selasa (29/8/2023), beberapa kawasan di pinggiran Tol Trans-Sumatera, yakni Palembang-Kayu Agung dan Palembang-Indralaya, terbakar. ”Beberapa titik api sudah mendekati pemukiman warga,” ujarnya.
Kepala Cabang Tol Palembang-Prabumulih dari PT Hutama Karya Syamsul Rizal menyatakan, pihaknya siap membantu petugas dalam memadamkan api di sekitar tol. Namun, bantuan itu sebatas menyediakan sarana untuk membawa air dari sumber air menuju titik api. Adapun proses pemadaman diserahkan kepada petugas yang memang ahli dalam memadamkan kebakaran lahan.