Tumpukan Sampah Kota Bandung Pascakebakaran TPA Sarimukti Capai 8.000 Ton
Kebakaran yang melanda TPA Sarimukti dalam sepekan terakhir memicu penumpukan sampah di Kota Bandung dan daerah Bandung Raya lainnya. Pemerintah menetapkan Status Darurat Sampah Bandung Raya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penumpukan sampah terjadi di sejumlah titik pembuangan Kota Bandung pascakebakaran lahan Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. Sampah yang tidak terangkut dari masyarakat mencapai 8.000 ton dan penumpukan ini dikhawatirkan terus bertambah.
Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna, Senin (28/8/2023), memaparkan, sampah di Kota Bandung yang belum terangkut pascakebakaran TPA Sarimukti mencapai 8.000 ton. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena penumpukan berpotensi terus terjadi jika tidak ada alternatif pembuangan.
Kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) ini berdampak pada penutupan TPA Sarimukti sejak Selasa (22/8). Akibatnya, ribuan ton sampah di Kota Bandung dan daerah sekitarnya kesulitan membuang sampah. Produksi sampah Kota Bandung saja, ujar Ema, mencapai 1.300 ton dalam sehari.
”Kalau tidak ada alternatif lain, tentu Kota Bandung akan kewalahan. Sekarang sudah ada 8.000 ton sampah yang tidak bisa kami geser ke TPA dan ini akan terus bertambah,” ujarnya.
Menurut Ema, sejumlah upaya dilakukan pemerintah dalam menangani sampah yang terus bertumpuk ini. Salah satunya dengan menjajaki kerja sama penggunaan 3 hektar lahan milik Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD di Padalarang, Bandung Barat.
Menurut Ema, penjajakan ini dilakukan sebagai tindak lanjut Keputusan Gubernur Jawa Barat terkait penetapan Status Darurat Sampah Bandung Raya. Keputusan itu tertuang dalam surat Nomor 658/Kep.579-DLH/2023 yang ditetapkan pada 24 Agustus 2023.
”Kami mengakselerasi penanganan sampah dengan membentuk Satuan Tugas Kedaruratan Sampah. Ini melibatkan semua unsur, mulai dari kepolisian, TNI, dan sebagainya. Kami juga tengah menjajaki kerja sama dengan Pussenkav untuk penggunaan lahan di Cirata,” ujarnya.
Kami juga tengah menjajaki kerja sama dengan Pussenkav untuk penggunaan lahan di Cirata. (Ema Sumarna)
Akibat penumpukan sampah yang terjadi, masyarakat semakin gelisah. Iin (61), petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kelurahan Antapani Tengah selalu mengingatkan masyarakat di lingkungannya untuk meminimalisasi sampah.
Menurut Iin, imbauan itu dilakukan setelah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Antapani Tengah di Jalan Subang ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Namun, dia juga khawatir karena sampah-sampah di lingkungan semakin menumpuk.
”Sampai sekarang TPS belum dibuka. Jadi, sampah masih ada di lingkungan. Di rumah saya juga sampah menumpuk di pekarangan dan tidak boleh dibakar. Semoga sampah-sampah bisa diangkut kembali,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, kebakaran di TPA Sarimukti mencapai 16,5 hektar. Kebakaran tidak hanya berdampak pada gangguan distribusi pembuangan sampah, kondisi ini juga berdampak pada masyarakat di sekitarnya.
Sebanyak enam desa dan kelurahan di Kabupaten Bandung Barat dan dua wilayah lainnya di Kabupaten Cianjur terdampak kebakaran. Kehidupan masyarakat di sebagian wilayah ini, terutama yang berada di dekat TPA terganggu oleh asap pekat yang berbahaya bagi kesehatan.
Untuk menghentikan kebakaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah melakukan pemadaman dengan menerjunkan bom air (water bombing) dengan menggunakan helikopter. BPBD Jabar mencatat, sebanyak 112.000 liter air telah disiramkan dalam tiga hari terakhir.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, kondisi darurat ini masih berlaku hingga api berhasil dipadamkan. Dia juga mengimbau daerah-daerah yang menggunakan TPA Sarimukti sebagai pembuangan akhir, yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat, untuk mengurangi ritase pembuangannya.
”Kami mengimbau daerah untuk mengurangi ritase hingga setengahnya. Caranya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengolah sampah dan mengurangi dari sumbernya,” papar Emil.