TPA Sarimukti Ditutup karena Kebakaran, Bandung Terancam Penumpukan Sampah
Sampah-sampah di Kota Bandung terancam menumpuk karena TPA Sarimukti ditutup untuk mengantisipasi kebakaran di sana dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap TPA tersebut.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berdampak pada penutupan fasilitas pembuangan ini. Kota Bandung terancam penumpukan sampah karena selama ini mengandalkan TPA Sarimukti sebagai pembuangan akhir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudi Prayudi menjelaskan, Kota Bandung menghasilkan 1.500 ton sampah setiap hari. Dari jumlah tersebut, sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti mencapai 1.200 ton atau setara 80 persen dari total sampah yang ada.
Namun, sejak Sabtu (19/8/2023) hingga Rabu (23/8/2023), sejumlah titik di TPA Sarimukti mengalami kebakaran. Akibatnya, fasilitas pembuangan sampah seluas 25 hektar ini ditutup dalam waktu yang tidak ditentukan.
"TPA Sarimukti ditutup mulai Selasa (22/8) sehingga truk sampah Kota Bandung sebanyak 188 unit harus kembali dengan membawa sampah. Tentu saja penutupan TPA Sarimukti ini berdampak pada pengangkutan sampah di Kota Bandung," ujarnya saat dihubungi Rabu (23/8/2023).
Kondisi ini, lanjut Dudi, bakal berdampak pada distribusi sampah di Kota Bandung. Karena itu, melalui media sosial, DLH meminta masyarakat mulai memilah sampah untuk meminimalisir potensi penumpukan.
"Penutupan Sarimukti hingga waktu yang tidak ditentukan, sementara kami hanya bisa menahan sampah hingga 2-3 hari ke depan di kota. Sampai saat ini Kota Bandung masih mengandalkan TPA Sarimukti sehingga kami mengalami kesulitan dengan kondisi ini," paparnya.
Penumpukan sampah pascakebakaran TPA Sarimukti ini membuat warga khawatir, salah satunya Jeje (50), pedagang oleh-oleh dari Pasar Kosambi, Kota Bandung. Dia menyebut, pengangkutan sampah masih dilakukan hingga Rabu pagi ini.
Namun, saat Jeje mendengar TPA Sarimukti ditutup karena kebakaran, dia membayangkan tumpukan sampah yang menggunung. Pengalaman serupa dia rasakan pada 2005 saat TPA Leuwigajah longsor dan menewaskan ratusan korban jiwa.
Saat itu, Kota Bandung juga tidak memiliki area TPA sehingga sampah menumpuk di mana-mana sehingga muncul julukan "Bandung Lautan Sampah". Jeje bercerita, saat itu sampah di Pasar Kosambi menumpuk berkali-kali lipat dan baunya luar biasa.
"Dulu waktu Bandung Lautan Sampah saya sampai tidak mau lewat sini (tempat sampah). Mudah-mudahan saja TPA Sarimukti tutupnya tidak lama biar tidak ada penumpukan sampah," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional DLH Jabar Arief Perdana menyatakan, pengoperasian TPA Sarimukti dihentikan sampai waktu yang tidak ditentukan. Kondisi ini untuk memastikan kebakaran tersebut tidak semakin membesar.
"Ini untuk keselamatan pengemudi dan pekerja, bahkan pemulung di sekitar. Sementara pembuangan dihentikan sampai kebakaran diatasi, tetapi kami belum bisa jawab berapa lama," katanya.
Sementara pembuangan dihentikan sampai kebakaran diatasi, tetapi kami belum bisa jawab berapa lama. (Arief Perdana)
Untuk membantu memadamkan api, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) menurunkan dua unit pancar dan satu unit reaksi cepat ke lokasi kejadian. Kepala Diskar PB Gun Gun Sumaryana menyebut, luas yang terbakar hingga Selasa (22/8/2023) malam seluas 11 hektar.
Gun Gun juga mengimbau warga untuk tidak membakar sampah jika TPA Sarimukti belum beroperasi dan menyarankan untuk memilah sampah organik dan anorganik. "Jangan membakar sampah karena dapat menimbulkan bencana ikutan lainnya.