Hujan Turun, Titik Panas Masih Muncul di Kalimantan Barat
Meskipun hujan turun di Kalimantan Barat selama beberapa hari terakhir, titik panas masih muncul di sejumlah wilayah provinsi itu. Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Meskipun hujan turun di Kalimantan Barat selama beberapa hari terakhir, titik panas masih muncul di sejumlah wilayah provinsi itu. Jumlah titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang. Tim gabungan pun terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kalbar.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Minggu (27/8/2023) pukul 00.00-23.00, terdapat 93 titik panas di Kalbar. Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang, yakni sebanyak 73 titik.
Titik panas juga ditemukan di Kabupaten Sambas sebanyak tujuh titik, Kabupaten Mempawah ada dua titik, Kabupaten Sanggau terdapat empat titik, Kabupaten Bengkayang sebanyak tiga titik, dan Kabupaten Landak terdapat empat titik panas.
Jumlah titik panas pada Minggu kemarin meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Pada Sabtu (26/8/2023), jumlah titik panas di Kalbar hanya 11 titik, tersebar di Ketapang sebanyak lima titik, Sambas terdapat tiga titik, serta masing-masing satu titik di Sintang, Bengkayang, dan Landak.
Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar Daniel, Senin (28/8/2023), menuturkan, sejak Sabtu lalu, terjadi kebakaran lahan di Desa Harapan Baru dan Desa Pesaguan, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang. Hingga kini, tim patroli darat BPBD Kabupaten Ketapang masih berupaya memadamkan api di sana.
Daniel pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahan meskipun beberapa hari terakhir turun hujan. ”Sebab, kebakaran di lahan gambut itu, meskipun di permukaannya api hilang, di dalam masih ada api. Kami mengajak masyarakat mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) agar tidak meluas,” tuturnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak Supriyadi menuturkan, selama sepekan ke depan, cuaca di wilayah Kalbar didominasi kondisi berawan. Oleh karena itu, potensi turunnya hujan di Kalbar tergolong kecil.
Dengan prakiraan cuaca tersebut, potensi karhutla di Kalbar dalam sepekan ke depan masuk kategori mudah hingga sangat mudah. Kondisi tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah Kalbar.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale menyatakan, untuk mencegah berulangnya karhutla, dibutuhkan upaya penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan. Sebelumnya, Walhi Kalbar menemukan indikasi adanya ribuan titik panas yang berada di area konsesi korporasi di sejumlah kabupaten di Kalbar.
Pada periode 1-17 Agustus 2023, terdapat 3.275 titik panas terpantau berada di 203 konsesi perkebunan kelapa sawit di Kalbar. Dalam rentang waktu yang sama, terdapat 1.675 titik panas pada 32 konsesi hutan tanaman industri (HTI) di Kalbar.
Kebakaran di lahan gambut itu, meskipun di permukaannya api hilang, namun di dalam masih ada api.
Nikodemus, menuturkan, temuan Walhi Kalbar itu bisa menjadi acuan pemerinah dan penegak hukum untuk melakukan penegakan hukum terkait karhutla. Apalagi, data dan informasi sudah didapatkan pemerintah dan penegak hukum.
”Itu harus segera diverifikasi. Jika hasil verifikasi terbukti bahwa titik panas terjadi di kawasan konsesi, harus ditindaklanjuti dengan penegakan hukum,” ujar Nikodemus.
Dia menambahkan, untuk meminimalkan terjadinya karhutla, harus ada pembenahan infrastruktur seperti embung dan kanal di wilayah yang berpotensi mengalami karhutla.