Ribuan Titik Panas di Kalbar Terindikasi Berada di Area Konsesi Korporasi
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalimantan Barat menemukan adanya indikasi ribuan titik panas berada di area konsesi korporasi pada periode 1-17 Agustus 2023.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalimantan Barat menemukan adanya indikasi ribuan titik panas berada di area konsesi korporasi pada periode 1-17 Agustus 2023. Pemerintah dan aparat berwenang diminta bertindak tegas.
Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat Hendrikus Adam, Kamis (24/8/2023), menuturkan, pada periode 1-17 Agustus 2023, sebanyak 3.275 titik panas terpantau pada 203 area konsesi perkebunan kelapa sawit di Kalbar. Dalam rentang waktu yang sama, terdapat 1.675 titik panas pada 32 area konsesi hutan tanaman industri (HTI) di Kalbar.
”Jumlah titik panas tersebut diketahui berdasarkan analisis Walhi Kalbar pada Agustus 2023,” ungkap Adam.
Titik panas pada area konsesi perkebunan kelapa sawit bertepatan dengan HUT RI pada 17 Agustus 2023 lalu ditemukan di Kabupaten Sanggau sebanyak 1.036 titik, Landak (743), Ketapang (477), Sekadau (277), Sintang (248), Kubu Raya (200), Kapuas Hulu (117), Bengkayang (101), Melawi (43), Mempawah (22), Sambas (7), dan Kayong Utara (4).
Walhi Kalbar menyayangkan dan mempertanyakan banyaknya jumlah titik panas pada sejumlah area konsesi pada periode 1-17 Agustus 2023. Padahal, tahun sebelumnya, saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kalbar, sejumlah area konsesi telah diingatkan dan bahkan ada yang divonis bersalah dengan denda miliaran rupiah.
Adam juga mengungkap hasil pemantauan kerusakan ekosistem gambut pada sejumlah area konsesi dalam kawasan hidrologis gambut tahun 2022 di Kabupaten Ketapang. Menurut dia, ditemukan fakta di lapangan mengenai dugaan ketidakpatuhan pemegang konsesi dalam melakukan pemulihan.
”Selain itu juga ditemukan sejumlah infrastruktur pembasahan gambut baik di dalam maupun luar area konsesi yang banyak tidak berfungsi karena terkesan dibangun asal-asalan juga rusak dan tidak terawat,” tambah Adam.
Direktur Walhi Kalbar Nikodemus Ale mengatakan, adanya indikasi kebakaran pada sejumlah area konsesi hendaknya segera ditindaklanjuti serius oleh pihak terkait sesuai tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya. Pemerintah bersama aparatur penegak hukum diharapkan melakukan tindakan serius dan tegas terhadap pemilik konsesi yang area usahanya diduga terindikasi mengalami kebakaran.
Selain itu juga ditemukan sejumlah infrastruktur pembasahan gambut baik di dalam maupun luar konsesi yang banyak tidak berfungsi karena terkesan dibangun asal-asalan juga rusak dan tidak terawat.
Lebih lanjut, Nikodemus meminta agar perkembangan informasi mengenai upaya penanganan dan penegakan hukum kasus konsesi dibuka kepada publik. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat luas turut mengawasi dan mengikuti perkembangan kasus kebakaran hutan dan lahan. Warga pun bisa menilai sejauh mana kepercayaan publik terhadap upaya mitigasi bencana asap yang dilakukan.
Kabut asap
Pantauan Kompas pada periode 1-17 Agustus lalu, di Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak tampak kabut asap sangat pekat disertai bau asap yang menyengat. Bahkan, upacara HUT Ke-78 RI dilaksanakan di tengah kepungan kabut asap. Kualitas udara pun sangat tidak sehat.
Upaya penanggulangan terus dilakukan. Gubernur Kalbar dan Panglima TNI menggelar pertemuan pada Rabu (23/8/2023) sore di Kantor Gubernur Kalbar membahas penanggulangan kebakaran lahan. Dalam pertemuan antara Gubernur Kalbar dan Panglima TNI itu juga terungkap adanya indikasi titik panas yang berada di area korporasi.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, seusai pertemuan, mengatakan, kebakaran hutan dan lahan harus diselesaikan bersama-sama dengan kementerian/lembaga, masyarakat, dan dunia usaha, selain penegakan hukum. Dalam pertemuan bersama Gubernur Kalbar disampaikan pula kendala-kendala di lapangan. Hasil rapat tersebut menjadi bahan yang akan dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden dan kementerian/lembaga yang lain.
Di sejumlah daerah di Kalbar pada Rabu mulai turun hujan, terutama di Kota Pontianak. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar Daniel, Kamis pagi, menyebutkan, sebaran titik panas pada Kamis pagi menurun seiring dengan hujan di Kalbar pada Rabu. Hal itu terjadi hampir di seluruh wilayah Kalbar.
Daniel menambahkan, terdapat potensi hujan sedang dan lebat pada 24 Agustus di sebagian wilayah Kalbar. Kualitas udara di beberapa wilayah masih dalam kategori tidak sehat pada Kamis, salah satunya di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Patroli darat dan udara tetap dilaksanakan. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) pun mulai dilaksanakan di Kalbar pada Kamis ini. TMC mulai dilakukan sekitar pukul 12.00 dan diharapkan mampu mempercepat hujan di Kalbar. TMC dilakukan dengan melihat pertumbuhan awan yang ada.