Dalih Ironi ”Gotham City” untuk Berbuat Korupsi
Kasus bom Astanaanyar hingga viralnya julukan ”Gotham City” di Kota Bandung ditunggangi sejumlah orang untuk korupsi. Mimpi Bandung menjadi kota pintar kembali dinodai upaya memperkaya diri sendiri.
Serangkaian problem keamanan di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai dari bom Astanaanyar hingga kejahatan jalanan yang berujung julukan ”Gotham City” berujung pada upaya mitigasi lewat keberadaan kamera pemantau (CCTV) andal. Namun, niat baik itu dikhianati sejumlah pihak untuk memperkaya diri.
Kelam bom Astanaanyar hingga sarkasme Gotham Citykembali muncul dalam beberapa kali persidangan kasus suap Bandung Smart City di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung. Terdakwa dalam kasus itu adalah Sony Setiadi, Benny, dan Andreas Guntoro. Semuanya adalah pihak swasta yang didakwa menyuap perangkat negara untuk memuluskan aksinya.
Sony adalah Direktur Utama PT Citra Jelajah Informatika (PT Cifo), perusahaan servis penyedia internet (internet service provider/ISP) di lingkungan Pemkot Bandung. Dalam kasus ini, PT Cifo menawarkan paket ISP terkait ATCS (area traffic control system) yang berkaitan dengan program kota pintar (smart city) Kota Bandung.
Dua terdakwa lainnya, Benny dan Andreas berasal dari PT Sarana Mitra Adiguna (PT SMA), perusahaan penyedia akses CCTV. Benny adalah direkturnya, sedangkan Andreas menjabat Vertical Solution Manager yang menawarkan paket akses CCTV yang terintegrasi dengan ATCS.
Mereka tidak sendiri. Ada tiga tersangka lain dari jajaran pejabat Pemerintah Kota Bandung, yaitu Wali Kota nonaktif Yana Mulyana, Kepala Dinas Perhubungan Dadang Darmawan, hingga Sekretaris Dishub Khairul Rijal. Mereka sempat dihadirkan sebagai saksi dalam beberapa persidangan Sony, Benny, dan Andreas.
Baca juga: Korupsi Wali Kota Bandung Tidak Mengejutkan?
Keenam orang ini dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi dalam operasi tangkap tangan di Kota Bandung, Jumat (14/4/2023). Dalam OTT itu, petugas mendapatkan Rp 924 juta dalam pecahan rupiah, dollar Singapura, dollar AS, hingga baht Thailand.
Penangkapan Yana dan tersangka lainnya sontak mengejutkan masyarakat. Apalagi, korupsi yang dilakukan berkaitan dengan smart city yang lekat dengan ibu kota Jawa Barat ini. Lebih ironis lagi, mereka memperkaya diri lewat pengadaan CCTV yang ditujukan untuk meningkatkan keamanan di Kota Bandung.
Dalam persidangan, Benny dan Andreas disebut menyuap Yana Mulyana, Dadang Darmawan, dan Khairul Rijal secara bertahap dengan nilai hingga Rp 702 juta. Sementara itu, Sony Setiadi disebut memberikan suap hingga Rp 186 juta.
Viral media sosial
Dalam sidang pemeriksaan terdakwa, Rabu (16/8/2023), Andreas memaparkan, kasus ini bermula saat Pemkot Bandung mencari smart CCTV. Alat itu diharapkan mampu memantau jalanan secara detail. Pengadaan CCTV ini tidak lepas dari kebutuhan keamanan Kota Bandung.
Akhir 2022 hingga awal 2023, kejahatan jalanan di Kota Bandung kerap viral. Pembegalan hingga aksi ugal-ugalan mewarnai beragam kanal media sosial membuat malu ibu kota Jabar ini.
Warganet lantas menyoroti kondisi Kota Bandung yang gelap dan dianggap kurang mendapatkan pengawasan. Bahkan, Bandung sempat dijuluki Gotham City,kota fiktif dalam cerita pahlawan super Batman yang identik dengan kejahatan jalanannya.
Tidak berhenti di sana, publik semakin dibuat resah saat bom bunuh diri meledak di kantor Kepolisian Sektor Astanaanyar, Rabu (7/12/2022). Tindakan teror ini merenggut nyawa Ajun Inspektur Satu Anumerta Ahmad Sofyan. Almarhum saat itu berusaha mencegat pelaku bom bunuh diri sebelum masuk ke area kantor polsek.
”Pemkot Bandung mencari CCTV yang punya kemampuan zoom bagus. Kebetulan ada satu kamera dari kami yang dipasang di tengah kota punya kemampuan face recognition (pengenalan wajah). Khairul Rijal lalu bertanya kamera itu budget-nya berapa, tipe berapa. Saya infokan harga-harga itu,” ujarnya.
Khairul dalam sidang pemeriksaan saksi, Senin (7/8/2023), menyebut, pengadaan CCTV menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keamanan di jalanan Kota Bandung. Dia beralasan CCTV yang ada belum cukup untuk memantau kejadian di jalan-jalan Kota Bandung.
”Bandung viral sebagai Gotham City tahun 2022, kemudian ada bom Astanaanyar di tahun yang sama. Karena CCTV lama terbatas, akhirnya kami mengajukan anggaran untuk (pengadaan) CCTV tersebut,” ujarnya.
Pengajuan untuk penambahan CCTV ini disetujui di APBD Perubahan 2022. Rijal berujar, dishub saat itu kemudian menerima anggaran sekitar Rp 47 miliar. Sebanyak Rp 5 miliar di antaranya untuk pengadaan CCTV.
Yana Mulyana juga mengungkapkan hal serupa. Dalam sidang pemeriksaan di hari yang sama, dia berujar, perubahan anggaran yang dilakukan sebagai respons dari isu keamanan pasca bom Astanaanyar.
“Pasca bom Astanaanyar, saya ingin tahu CCTV Bandung itu seperti apa. Saya ke ATCS yang dikelola dishub dan ke Bandung Command Center. Di ATCS, saya bertemu Rijal dan Andreas. Mereka menjelaskan, ada CCTV yang bisa zoom jauh dan cukup jelas,” ujarnya.
Pelaksana harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna dalam sidang pemeriksaan, Rabu (9/8) juga menyebut perubahan anggaran tersebut untuk memenuhi kebutuhan terkait keamanan warga. Sebelumnya, anggaran yang diajukan dishub pada APBD murni 2022 hanya untuk internet sekitar Rp 2,5 miliar.
“Bandung kemudian diramaikan dengan julukan Gotham City dan Bandung Poek (Bandung Gelap). Waktu itu jadi atensi kita dalam pembahasan. Akhirnya di Banggar (badan anggaran) DPRD Kota Bandung sepakat dialokasikan sarana dan prasarana penunjang untuk keamanan Kota Bandung, termasuk CCTV,” ujarnya.
Kalau tidak memberi suap, mereka tidak akan dapat proyek. Ini satu sistem yang buruk sehingga menyebabkan tumbuh suburnya korupsi di Indonesia
Sepatu baru
Meski di awal tujuannya mulia, ironisnya kebutuhan pada kamera CCTV hingga kualitas internet demi keamanan publik ini ujungnya menjadi ruang korupsi. Penyuapan hingga munculnya biaya perjalanan ilegal hadir demi memuaskan nafsu.
Di dalam persidangan, Andreas menuturkan, menuruti keinginan dari Rijal untuk memecah-mecah anggaran pengadaan sehingga satu paket tidak bernilai lebih dari Rp 200 juta. Hal ini dilakukan agar proyek pengadaan bisa dilakukan tanpa tender atau penunjukan langsung.
“Seperti proyek pengadaan di Cibiru dan Terusan Jakarta, itu di angka Rp 180 juta. Sesuai arahan Khairul Rijal, pokoknya budget tidak boleh lebih dari Rp 200 juta,” ujarnya.
Perjalanan rombongan Yana ke Thailand pada Januari 2023 untuk mengunjungi Huawei juga ternyata dilakukan tanpa izin. Padahal, Ema memaparkan, untuk perjalanan ke luar negeri membutuhkan izin dari Pemerintah Pusat dan dilakukan berjenjang.
Baca juga : Politik Transaksional Picu Korupsi Kepala Daerah
Akan tetapi, rombongan yang terdiri dari Yana beserta keluarganya, Dadang, Rijal, Andreas, dan Benny telah berangkat sebelum izin tersebut turun. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung Yayan Ahmad Brilyana juga turut berangkat dalam perjalanan itu.
“Jadi Pak Yana dan beberapa orang lainnya sudah pergi sebelum izin turun,” kata Ema.
Di tengah perjalanan ke Thailand, Yana sempat dibelikan Rijal sepasang sepatu merek Louis Vuitton (LV) berwarna putih berlogo hitam. Harga sepatu mencapai Rp 18 juta atau nyaris lima kali lipat upah minimum Kota Bandung.
Yana berkilah, saat itu memang hendak membeli sepatu karena kakinya merasa tidak nyaman. Saat dia hendak membeli sepatu itu sendiri, ternyata sudah dibelikan oleh Rijal.
Sementara itu, Sony memberikan suap kepada Yana dan Rijal dengan total Rp 186 juta. Awalnya Sony berkilah uang tersebut ditujukan untuk membantu program sosial dari Pemerintah Kota Bandung.
Namun, saat ditanya secara lebih dalam oleh jaksa dan majelis hakim, Sonny mengakui pemberian tersebut dilakukan untuk mendapatkan proyek yang berkaitan dengan kota pintar.
Suburkan korupsi
Kriminolog dari Universitas Islam Bandung, Profesor Nandang menyebut kasus Bandung Smart City ini menandakan sistem buruk dalam pemerintahan. Hal ini menjadi salah satu potret penting mengapa korupsi tumbuh subur di Indonesia.
Sebagai saksi ahli dari persidangan yang berlangsung Senin (14/8/2023), Nandang menyatakan, komitmen antara pemberi dan penerima proyek ini menunjukkan praktik penyuapan. Namun, kondisi ini terjadi karena pejabat negara memanfaatkan posisi para pengusaha yang ingin mendapatkan proyek tersebut.
“Kalau tidak memberi suap, mereka tidak akan dapat proyek. Ini satu sistem yang buruk sehingga menyebabkan tumbuh suburnya korupsi di Indonesia,” kata dia.
Nandang juga menyebut korupsi Bandung Smart City ini seperti lingkaran setan. Pengusaha tidak bisa menolak permintaan pejabat untuk meminta uang. Jika melawan atau menolak, ada konsekuensi yang harus dihadapi seperti tidak mendapatkan proyek tersebut.
Akibat kasus ini, Bandung dan warganya yang resah dengan kondisi keamanan di sekitarnya kembali harus kecewa. Bila tidak dibenahi, sebutan Gotham City masih akan melekat lebih lama.
Baca juga : "Musang King", Kode Suap untuk Wali Kota Bandung Yana Mulyana