Terdapat 37 titik api di Merauke, ibu kota Provinsi Papua Selatan. Kondisi ini dipicu dampak kemarau dan El Nino yang melanda wilayah itu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Titik api di Kabupaten Merauke, ibu kota Provinsi Papua Selatan, telah mencapai 37 titik hingga Minggu (20/8/2023). Kondisi ini dipicu kombinasi musim kemarau dan pengaruh dari fenomena El Nino atau meningkatnya suhu permukaan laut.
Kepala Stasiun Meteorologi Mopah, Merauke, Gatot Rudiantoro saat dihubungi dari Jayapura, Papua, mengakui adanya peningkatan titik api yang signifikan di Merauke berdasarkan hasil pantauan satelit. Kini, ada 37 titik api di wilayah ini.
Ia memaparkan, fenomena El Nino moderat masih melanda Merauke hingga kini. Sementara curah hujan sangat rendah selama 20 hari terakhir.
Adapun 37 titik api ini tersebar di delapan distrik (kecamatan) di Kabupaten Merauke. Delapan distrik ini adalah Kimaam, Kurik, Malind, Muting, Naukenjerai, Tabonji, Tanah Miring, dan Waan.
Sebelumnya, dari catatan Kompas pada 9 Agustus 2023, terdapat sembilan titik api yang tersebar di dua kabupaten, yakni Merauke dan Mappi. Terdapat enam titik panas di Merauke, yakni Distrik (Kecamatan) Tabonji dan Distrik Okaba. Terdapat tiga titik panas di Mappi, yakni Distrik Haju dan Distrik Minyamur.
”Diduga munculnya titik api karena kondisi kemarau disertai El Nino dan aktivitas masyarakat. Selama 20 hari terakhir, curah hujan di Merauke hanya mencapai sekitar 30 milimeter,” papar Gatot.
Gatot mengimbau masyarakat agar tidak membakar lahan dan sampah sembarangan. Kondisi ini dapat menyebabkan titik panas di Merauke semakin meningkat. Akibatnya, warga rawan terserang infeksi saluran pernapasan akut akibat menghirup asap dan penerbangan dapat terganggu.
Ia pun meminta warga menggunakan air dengan hemat di tengah kondisi musim kemarau. Diketahui, mayoritas masyarakat di wilayah Papua Selatan, seperti Merauke, mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Rawan pula kebakaran lahan di Merauke yang mayoritas merupakan padang sabana. Dari catatan Kompas dan data BMKG, sepanjang 2015-2018 terdapat 500-1.000 titik panas per tahun di wilayah itu.
”Puncak fenomena El Nino di wilayah Merauke diperkirakan terjadi pada awal September ini. Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan upaya mitigasi dengan mencegah terjadinya kebakaran lahan,” tutur Gatot.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebakaran, Penyelamatan, dan Satuan Polisi Pamong Praja Papua Selatan Elias Refra mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten di wilayah Papua Selatan untuk mengantisipasi kebakaran lahan. Hal ini sesuai arahan dari Penjabat Gubernur Papua Selatan Apolo Safanfo.
”Kami akan terus memantau perkembangan titik api di wilayah Papua Selatan. Upaya pencegahan kebakaran lahan tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga diperlukan peran masyarakat,” ucap Elias.