Bantuan Pangan Disalurkan bagi Awak Kapal Terdampak Kebakaran di Tegal
Kebakaran yang menimpa 52 kapal di PPP Tegalsari, Kota Tegal, Jateng, membuat ribuan orang kehilangan pekerjaan. Pemerintah menyalurkan bantuan pangan untuk meringankan beban warga terdampak.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Sekitar 1.100 anak buah kapal yang kehilangan pekerjaan dan berpotensi kehilangan pendapatan akibat kebakaran yang melanda 52 kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal, Jawa Tengah, diberi bantuan pangan. Sementara itu, pemadaman masih terus dilakukan hingga Rabu (16/8/2023) pukul 11.00 atau 40 jam pascakebakaran.
Penyerahan bantuan pangan dilakukan Pemerintah Kota Tegal, Rabu, di sebuah koperasi nelayan di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Bantuan itu diberikan bagi awak kapal yang tak bisa berangkat melaut akibat kapal-kapal tempat mereka bekerja terbakar dalam kebakaran pada Senin (14/8/2023).
Selain para anak buah kapal (ABK), bantuan juga diserahkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pelabuhan. Akibat insiden itu, mereka yang mayoritas merupakan pedagang tidak bisa beraktivitas karena asap hitam tebal masih menyelimuti tempat tinggal sekaligus tempat usahanya tersebut.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono berharap, bantuan berupa bahan makanan itu bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak kebakaran. Sembari memberikan bantuan, Dedy juga mengedukasi para awak kapal terkait pencegahan kebakaran. Awak kapal, terutama yang bertugas menjaga kapal saat bersandar, diminta peka dengan hal-hal yang bisa memicu kebakaran, seperti korsleting.
”Di kapal ada (beberapa komponen yang bisa) korsleting, misalnya aki dan diesel. Ke depan, di setiap kapal harus ada alat pemadam api ringan (APAR). Jadi, kalau ada keadaan darurat bisa langung ditangani. Harus ada penertiban (penyediaan APAR) karena masih ada sejumlah kapal yang terlewat,” ujar Dedy.
Dedy juga berkomitmen akan mengusulkan rencana jangka panjang berupa perluasan pelabuhan. Saat ini, luas area Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari 17 hektar. Ke depan, ia berharap ada penambahan luas pelabuhan hingga 60 hektar. Dengan demikian, kapal-kapal perikanan tidak perlu lagi berimpitan satu sama lain saat disandarkan sehingga ketika ada kondisi-kondisi darurat kapal bisa lebih mudah dijauhkan.
”Selain sempit, pelabuhan ini kondisinya juga dangkal. Kami berharap pemerintah pusat bisa membantu agar bisa dikeruk sedimentasinya sehingga pergerakan kapal bisa lebih mudah,” ujar Dedy.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Kota Tegal, Selasa (15/8/2023), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, pihaknya akan meninjau kembali masterplan PPP Tegalsari. Dia masih mencari kemungkinan bisa atau tidaknya luas kolam tambat di PPP Tegalsari yang saat ini sekitar 60.000 meter persegi diperluas.
”Kami akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan karena ini membutuhkan dana yang tidak sedikit,” ucapnya.
Di beberapa titik ada puing-puing kapal sisa kebakaran yang masih membara.
Fendiawan juga berkomitmen untuk mengurangi risiko kebakaran di PPP Tegalsari. Hal itu akan dilakukan dengan memasang hidran atau alat pemadam kebakaran permanen, setidaknya di lima titik di pelabuhan tersebut.
Sementara itu, pemadaman masih terus dilakukan hingga Rabu pukul 11.00 atau sekitar 40 jam pascakebakaran. Kepala Bidang Penyelamatan dan Pencegahan Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tegal Teguh Supriyanto mengatakan, kendala dalam pemadaman itu adalah posisi kapal yang saling berdempet, kencangnya angin, dan juga perubahan arah angin.
”Kemarin kami mencoba menggunakan foam atau busa deterjen. Itu bisa mengurangi kemungkinan api merambat. Di beberapa titik ada puing-puing kapal sisa kebakaran yang masih membara. Kemungkinan yang masih membara itu bekas tempat penyimpanan solar,” kata Teguh, Rabu siang.
Menurut informasi yang diterima Teguh, ada sekitar 6.000 ton solar yang terdapat di 52 kapal yang terbakar tersebut. Kondisi itu yang membuat api sulit dikendalikan. Hingga Rabu siang, asap tebal masih membubung di sekitar lokasi kebakaran.
Ia pun mengimbau warga untuk sementara waktu tidak beraktivitas di sekitar lokasi kebakaran. Hal itu karena asap sisa kebakaran bisa memicu gangguan pernapasan.