Festival Antasari Pacu Ekonomi dan Keuangan Digital di Kalsel
Penyelenggaraan Festival Antasari 2023 diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi digital di Kalsel. Acara itu juga diharapkan dapat mewujudkan ekonomi keuangan Kalsel yang inklusif.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pengembangan ekosistem dan keuangan digital di Kalimantan Selatan terus dipacu. Melalui kegiatan Festival Akselerasi dan Transformasi Ekonomi Digital Terkini atau Festival Antasari 2023, ekonomi digital diharapkan terus tumbuh untuk memperkuat struktur ekonomi Kalsel.
Festival Antasari 2023 diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel. Rangkaian kegiatan festival ini berlangsung dari 13 Agustus hingga 14 Oktober 2023, yang terdiri dari berbagai kegiatan, antara lain pembukaan (kick-off) yang dirangkai dengan kegiatan Banker’s Day 2023 serta Antasari Cashless Days yang akan berlangsung selama kurang lebih tujuh minggu.
Ada pula Pesta Rakyat Banua yang dirangkai dengan Pekan QRIS Nasional, Seminar Perlindungan Konsumen dan Transaksi Pembayaran Digital, fun run bertema ”Banua Bukah Baimbaian”, High Level Meeting Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, serta berbagai macam perlombaan, hiburan, dan konser amal untuk warga Banua, Kalsel.
Kepala Perwakilan BI Kalsel Wahyu Pratomo mengatakan, perkembangan teknologi digital tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tren digitalisasi turut memengaruhi sendi-sendi perekonomian, mengubah pola transaksi masyarakat, dan tatanan bisnis konvensional.
”Pola konsumsi masyarakat pun bergeser dalam bertransaksi menggunakan platform digital dengan berbagai fasilitas layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal,” katanya saat kick-off Festival Antasari 2023 di Atrium Duta Mall, Banjarmasin, Minggu (13/8/2023) malam.
Festival Antasari diharapkan dapat mewujudkan ekonomi keuangan Kalsel yang inklusif serta meningkatkan integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional. Salah satu caranya adalah meningkatkan volume dan nominal transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Secara nasional, menurut Wahyu, Kalsel memiliki target volume transaksi QRIS sebesar lebih kurang 6,9 juta transaksi tahun 2023. Selain itu, Kalsel juga memiliki target pengguna QRIS baru sekitar 290.000 orang. ”Sampai saat ini, perkembangan jumlah pedagang (merchant) QRIS di Kalsel terus meningkat,” ujarnya.
Berdasarkan data Juni 2023, jumlah merchant QRIS di Kalsel sekitar 281.000 pedagang. Jumlah ini meningkat sebesar 45,24 persen dibandingkan kondisi Juni 2022. Sejalan dengan itu, jumlah pengguna QRIS di Kalsel juga meningkat dan sudah mencapai 475.000 pengguna atau meningkat sebesar 166,25 persen dibandingkan Juni 2022.
”Jumlah merchant maupun user QRIS di Kalsel diperkirakan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2023,” kata Wahyu.
Menurut Wahyu, peningkatan jumlah pedagang ataupun pengguna QRIS di Kalsel tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi yang dilakukan BI bersama dengan penyelenggara jasa pembayaran, pemerintah daerah, dan lembaga/instansi terkait lain.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, dunia saat ini mengalami transformasi besar-besaran melalui digitalisasi. Teknologi informasi telah mengubah cara berkomunikasi, bekerja, dan bertransaksi.
”Mudah-mudahan Festival Antasari ini memberikan semangat perubahan, khususnya mendorong masyarakat agar senantiasa memanfaatkan dunia teknologi yang berkembang saat ini,” katanya.
Jumlah pengguna QRIS di Kalsel juga meningkat dan sudah mencapai 475.000 pengguna.
Menurut Roy, sistem pembayaran digital adalah salah satu inovasi yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Inovasi itu harus terus diperkenalkan agar lebih banyak orang yang menerima dan mengadopsi sistem pembayaran digital. Upaya mengakselerasi transaksi digital di Kalsel juga dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah.
”Kami berharap Festival Antasari 2023 dapat menjadi katalisator dalam mempercepat peningkatan akseptasi dan pemahaman masyarakat akan pemanfaatan teknologi digital sehingga mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Kalsel,” katanya.