Sistem Pembayaran Digital lewat QRIS Pacu Ekonomi Kalsel
Pemerintah daerah mendukung perluasan implementasi QR Code Indonesia Standard (QRIS) di Kalimantan Selatan. Elektronifikasi sistem pembayaran penting mendukung ekonomi daerah.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah daerah mendukung perluasan implementasi QR Code Indonesia Standard atau QRIS di Kalimantan Selatan. Elektronifikasi sistem pembayaran menjadi salah satu faktor penting mendukung peningkatan daya saing perekonomian Kalimantan Selatan memasuki era ekonomi digital.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, sampai awal 2020, lebih kurang terdapat 22.500 pedagang di Kalsel yang sudah menggunakan QRIS. Jumlah pengguna QRIS akan terus ditingkatkan untuk mendukung pencapaian target 15 juta pedagang menggunakan QRIS secara nasional pada 2020.
Pada acara puncak Pekan QRIS Nasional 2020 di Banjarmasin, Sabtu (14/3/2020) malam, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemprov Kalsel Adi Santoso menyampaikan, langkah BI memperluas implementasi QRIS patut didukung dan dilanjutkan.
”Langkah yang dilakukan BI sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah yang sedang dan akan kami kerjakan. Hal ini perlu disikapi serius dengan inisiatif dan strategi terpadu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan, terutama memasuki perkembangan era ekonomi digital,” ujarnya.
Menurut Sahbirin, Kalsel telah dicanangkan sebagai gerbang ibu kota negara baru yang berada di Kalimantan Timur. Potensi wilayah Kalsel sebagai gerbang ibu kota negara yang baru perlu didukung infrastruktur yang memadai.
Salah satunya terkait dengan kesiapan pemerintah memperkuat daya saing masyarakat Kalsel dalam memanfaatkan teknologi tepat guna untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
”Peluncuran QRIS yang dilakukan BI pada 2019 menjadi solusi tepat dan terdepan bagi kami yang terus mengembangkan sektor industri sebagai alternatif sumber pertumbuhan ekonomi daerah. QRIS menjadi solusi yang tepat dan relevan bagi Kalsel mengingat kelancaran sistem pembayaran tentunya mendorong pengembangan sektor industri dan pariwisata,” katanya.
Kegiatan Pekan QRIS Nasional 2020 di Kalsel, 9-15 Maret, mengingatkan kembali akan pentingnya sebuah inovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan itu menyesuaikan dengan transformasi gaya hidup masyarakat, termasuk dalam sistem pembayaran. ”Saat ini gaya hidup masyarakat sudah mulai beralih ke sistem pembayaran nontunai,” ujarnya.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, masyarakat zaman sekarang kebanyakan merasa tidak masalah ketika dompetnya tertinggal saat bepergian. Namun, mereka bisa mati gaya ketika yang tertinggal adalah gadget atau gawainya. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat kini sudah hidup di era digital.
”Kota Banjarmasin sudah memasuki era digital dan menerapkan smart city di mana-mana. Banyak pelaku UMKM juga sudah memberlakukan transaksi non-tunai. Mudah-mudahan program QRIS di Banjarmasin bisa diikuti masyarakat dan berjalan dengan baik,” tuturnya.
QRIS menjembatani masyarakat bertransaksi nontunai menggunakan uang atau dompet elektronik dan mobile banking secara aman, nyaman, dan praktis.
Mempermudah
Kepala Kantor Perwakilan BI Kalsel Amanlison Sembiring mengatakan, kebijakan QRIS merupakan langkah yang ditempuh Bl bersama pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan dan mempermudah proses pembayaran menggunakan QR Code yang memenuhi standar. QRIS menjembatani masyarakat bertransaksi nontunai menggunakan uang atau dompet elektronik dan mobile banking secara aman, nyaman, dan praktis.
”QR Code yang berstandar QRIS bisa dipakai berbagai aplikasi atau akun uang elektronik karena sudah terkoneksi langsung antarpenyedia jasa sistem pembayaran, termasuk bank,” ujarnya.
Menurut Amanlison, dengan tren pertumbuhan UMKM yang cukup baik, Kalsel memiliki potensi peningkatan daya saing melalui QRIS. Pasalnya, QRIS dapat mempermudah transaksi antara penjual dan pembeli sesuai slogan QRIS, yaitu universal, gampang, untung, dan langsung atau disingkat Unggul.
”Acara Pekan QRIS Nasional di Kalimantan Selatan merupakan satu awal momentum untuk terus bergerak menyosialisasikan perluasan implementasi QRIS khususnya dan gerakan nasional nontunai pada umumnya,” katanya.
Dwie Putra Kurniawan (43), pemilik kedai Biji Kopi, mengatakan, QRIS membuat transaksi menjadi lebih mudah dan aman. Sejak menggunakan QRIS, ia tidak repot lagi menyiapkan uang pecahan kecil untuk uang kembalian. ”Mau berjualan sampai larut malam pun tidak khawatir lagi karena sudah tidak pegang uang tunai. Semua transaksi langsung masuk ke rekening tabungan,” ujarnya.