Atasi Kekeringan di Gunungkidul, Menhan Buat Misi Pengangkatan Sungai Bawah Tanah
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membuat misi pengangkatan air dari potensi sungai bawah tanah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya itu diharapkan menjadi solusi atas permasalahan kekeringan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
GUNUNGKIDUL, KOMPAS — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membuat misi pengangkatan air dari potensi sungai bawah tanah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya itu diharapkan menjadi solusi atas permasalahan kekeringan di daerah tersebut. Apalagi kekeringan merupakan persoalan yang dihadapi warga selama bertahun-tahun.
Pandangan itu disampaikan Prabowo sewaktu memberikan bantuan berupa sumur bor di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/8/2023). Terdapat 11 titik lokasi sumur bor buatan Universitas Pertahanan yang diberikan. Sebanyak 10 titik berada di Kabupaten Gunungkidul dan satu titik lainnya di Kabupaten Bantul.
Prabowo juga berbincang dengan para perangkat desa penerima manfaat dalam kesempatan tersebut. Pihaknya malah merasa diberi tugas tambahan. Beberapa kepala desa meminta sejumlah sumur bor pada titik lain hingga pembuatan embung guna memenuhi kebutuhan warga terkait dengan keperluan pertanian dan peternakan.
”Jadi, setelah datang ke sini, kami dapat tugas lagi dari rakyat. Ada sembilan titik (sumur bor) dan dua embung yang akan kami buat setelahnya,” kata Prabowo.
Dalam perbincangan itu, Prabowo merasa tertarik dengan cerita salah satu perangkat desa mengenai potensi air dari sungai bawah tanah. Menurut dia, itu menjadi jalan keluar bagi persoalan kekeringan yang melanda daerah tersebut. Universitas Pertahanan ditantang untuk melakukan penelusuran sumber-sumber air itu.
”Kalau kita tahu (sungai bawah tanah), ini tinggal minta teknik mencari titiknya. Begitu mencari titiknya, kita harus cari teknologi untuk menarik air itu dari bawah. Nanti kita cari teknologi yang paling modern, hemat, dan efisien,” kata Prabowo.
Untuk pencarian titik sungai bawah tanah, Prabowo akan mengerahkan segenap jajarannya dari tingkatan komandan rayon militer hingga kepala desa. Mereka diminta untuk menanyai warga setempat mengenai potensi sumber daya air tersebut. Pasalnya, warga setempat yang paling mengetahui daerahnya sehingga pencarian dapat dilakukan lebih cepat.
Kita usulkan kepada Presiden untuk masalah air. Ini strategis untuk masa depan kita,
Prabowo tak memungkiri program pengangkatan air cukup menantang. Bukan sekadar dana yang dibutuhkan. Mesti ada keselarasan antara pendanaan, keandalan peralatan, dan keahlian para pakarnya. Kerja sama yang baik antarpihak bakal memastikan suksesnya program semacam itu.
”Saya akan bicara dengan Kementerian PUPR dan lainnya. Kita bikin program khusus. Kita usulkan kepada Presiden untuk masalah air. Ini strategis untuk masa depan kita,” kata Prabowo.
Rektor Universitas Pertahanan Mayor Jenderal (TNI) Jonni Mahroza menyampaikan, proyek penyediaan air bersih melalui sumur bor telah dilakukan pada beberapa daerah. Kabupaten Gunungkidul menjadi wilayah keempat yang disasar. Adapun pengerjaan proyeknya dilangsungkan mulai 15 Mei 2023 hingga 4 Agustus 2023. Lebih kurang 6.000 orang warga menjadi penerima manfaatnya.
Program penyediaan air bersih merupakan bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dari program studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pertahanan. Tiga daerah lain yang sudah menerima manfaat program itu ialah Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat, serta Pulau Moa di Maluku. Setidaknya ada sekitar 36.000 orang yang terbantu dengan program tersebut.
”Mudah-mudahan ini bisa ikut membantu mengatasi kesulitan air, terutama saat musim kemarau. Harapan kami, masyarakat semuanya ikut menjaga proyek air bersih ini sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu lama,” kata Jonni.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyatakan, kekeringan masih menjadi persoalan yang dihadapi daerahnya. Berbagai upaya coba dilakukan untuk menuntaskan persoalan tersebut. Tak terkecuali melalui pembangunan sumur bor. Namun, besarnya luasan wilayah membuat permasalahan itu belum bisa tertangani secara menyeluruh. Apalagi kebutuhan air bersih cukup besar.
”Selain digunakan masyarakat, ini juga butuh untuk peternakan. Setidaknya kami butuh 5 juta liter per hari sekadar buat ternak yang jumlahnya sampai 153.000 ekor. Itu belum ditambah kebutuhan untuk penduduk kami yang jumlahnya hampir 800.000 orang,” kata Sunaryanta.