Tinggi, Animo Wisatawan Asing Naik ke Bangunan Candi Borobudur
Sebenarnya semua wisatawan asing yang datang ingin naik ke bangunan candi. Namun, karena adanya keterbatasan kuota, banyak wisatawan mancanegara yang terpaksa tidak bisa difasilitasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Animo wisatawan berkunjung ke bangunan Candi Borobudur terbilang tinggi, terutama wisatawan asing. Mereka tertarik mendengarkan cerita terkait candi dan berjalan di struktur candi. Kuota yang ditetapkan pengelola Candi Borobudur pun selalu habis.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, pada Juli lalu saja, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terdata mencapai 22.000 orang. Dari jumlah tersebut, wisman yang naik ke bangunan candi terdata sebanyak 17.000 orang.
”Sebenarnya semua wisatawan asing yang datang ingin naik ke bangunan candi. Namun, karena adanya keterbatasan kuota, akhirnya banyak wisatawan mancanegara yang terpaksa tidak bisa difasilitasi,” ujarnya, Senin (7/8/2023).
Bangunan candi ditutup untuk wisatawan pada Senin. Adapun mulai Selasa hingga Minggu, jumlah kunjungan ke bangunan candi dibatasi sebanyak 1.200 orang per hari.
Saat ini, kunjungan ke bangunan didominasi wisman. Mereka berasal dari berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Korea, Jerman, Spanyol, dan Belanda.
Tingginya minat wisatawan asing berkunjung ke bangunan candi sangat terasa mulai Juli hingga Agustus ini. Dua bulan tersebut biasanya memang masa ramai kunjungan turis mancanegara.
Antusiasme wisatawan untuk berjalan-jalan di struktur candi, menurut Jamaludin, sering kali membuat sesi kunjungan terpaksa ditutup lebih cepat. Setiap hari, sesi kunjungan dibuka hingga delapan sesi, mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00. Namun, karena kuota kunjungan sudah terpenuhi, kesempatan berkunjung akhirnya hanya dibuka hingga sesi keempat atau kelima atau sebelum pukul 14.00. Lama kunjungan per sesi dibatasi hanya 1 jam.
Martina, wisatawan asal Italia, mengatakan, kunjungannya pada Minggu (6/8/2023) menjadi kunjungan pertamanya ke Candi Borobudur. Dia sudah merencanakan liburannya ini sejak Juni dan akhirnya dia memutuskan untuk berwisata bersama rombongan grup wisatawan.
Secara pribadi, juga merupakan kesepakatan bersama belasan temannya dalam satu rombongan, Martina ingin berjalan-jalan hingga ke bangunan candi. ”Kami ingin melihat langsung bangunan candi, mengamati relief, dan mendengarkan cerita terkait Candi Borobudur dari pemandu wisata yang nanti akan mendampingi,” tuturnya.
Kami ingin melihat langsung bangunan candi, mengamati relief, dan mendengarkan cerita terkait Candi Borobudur.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang Soni Warsono mengatakan, dari 1.200 orang yang berkunjung ke bangunan Candi Borobudur, 90 persen di antaranya adalah wisatawan mancanegara. Tingginya dominasi kunjungan ini diperkirakan masih akan berlangsung selama masa ramai kunjungan wisman, yang biasanya akan terjadi selama Juli hingga Oktober.
Kecewa
Penetapan batasan kunjungan tersebut, menurut dia, menuai masalah karena banyak wisatawan asing kecewa tidak bisa naik ke bangunan candi. Kekecewaan itu di antaranya terjadi pada rombongan wisatawan dari China, Minggu. Seorang di antara anggota rombongan sempat terpikir untuk berbuat nekat menerobos pagar.
”Karena tidak bisa naik ke candi, salah seorang wisatawan asal China bahkan berencana berkunjung dengan cara menerobos, melompati pagar,” ujarnya. Rencana tersebut diketahui dan ditentang oleh teman-temannya dari satu rombongan. Pertentangan tersebut sempat hampir berujung pada perkelahian fisik antarwisatawan dalam satu rombongan.
Soni yang juga menjadi Ketua Forum Desa Wisata Kabupaten Magelang mengatakan, pembatasan kuota kunjungan ini juga dikeluhkan para pengelola homestay dan penginapan di kawasan Borobudur. Ketika tidak bisa naik ke candi, banyak wisatawan asing kemudian mengumpat, mengomel, dan sering kali meluapkan kekesalannya hingga ke penginapan. Hal ini pun pada akhirnya membuat suasana di homestay menjadi kurang menyenangkan.
Soni juga menjadi anggota dari kelompok Sajana, yang beranggotakan para pegiat wisata di Kabupaten Magelang. Kelompok ini pernah memberikan usulan permohonan peningkatan kuota dari sebelumnya 1.200 per orang per hari menjadi 3.000 hingga 5.000 orang per hari ke berbagai pihak.
Usulan diajukan kepada DPRD Kabupaten Magelang, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, serta Museum dan Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur. Namun, hingga saat ini, usulan tersebut belum mendapatkan respons.