Sempat Hilang di Gunung Ciremai, Pendaki Belia Ditemukan dalam Kondisi Lemah
Muhamad Dafiar Akbar (15), pendaki yang dikabarkan hilang di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (6/8/2023), telah ditemukan Senin (7/8). Saat dievakuasi, korban dalam kondisi lemah dan lecet.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Muhamad Dafiar Akbar (15), pendaki yang dikabarkan hilang di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (6/8/2023), ditemukan Senin (7/8/2023) siang. Saat dievakuasi, korban dalam kondisi lemah dengan sejumlah luka lecet.
Dafiar mengikuti acara pendakian yang digelar Pemerintah Desa Linggajati, Cilimus, Kuningan, Sabtu (5/8/2023) pagi. Ia berangkat bersama sekitar 150 warga desa via jalur Linggajati. Mereka pun mencapai puncak gunung setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut itu pada Minggu.
Di gunung tertinggi di Jabar itu, rombongan menggelar upacara dan mengibarkan bendera Merah Putih untuk menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia yang jatuh pada Kamis (17/8/2023). Pihak desa pun telah meminta setiap peserta untuk menaati aturan pendakian.
Warga tidak boleh berpisah dari rombongan. Setiap kelompok berisi 10 orang. Namun, tiga remaja, termasuk Dafiar yang lebih dulu sampai ke puncak gunung, justru meninggalkan kelompoknya.
”Ketiganya pulang karena kedinginan,” ucap Kepala Desa Linggajati Unang.
Namun, keputusan itu berujung fatal. Mereka justru hilang kontak.
”Setelah warga pulang semua, ternyata anak ini (Dafiar) belum sampai rumah,” ucapnya.
Unang pun berkoordinasi dengan pengelola pendakian, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, untuk mencari siswa sekolah menengah kejuruan tersebut.
Pada Senin pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan menerima laporan hilangnya Dafiar. Pencarian pun dilakukan melibatkan Pos SAR Cirebon, BTNGC, polisi, TNI, aparat desa, hingga sukarelawan. Sedikitnya 67 personel terlibat dalam pencarian itu.
Tim pencari menyisir sejumlah daerah, seperti jalur Linggajati, Linggasana, Kondang Amis, hingga puncak Ciremai. Akhirnya, pada Senin sekitar pukul 13.30, warga menemukan Dafiar di Desa Sayana, Kecamatan Jalaksana, tepatnya di Blok Sumur Tegal, setengah jam dari Linggajati.
”Waktu itu saya lagi ngarit. Pas saya tanya (Dafiar), katanya kesasar. Langsung saya ajak pulang. Kondisinya sehat, tapi lemas. Jalannya sempoyongan,” ujar Cecep (45), warga setempat. Ia pun mengajak Dafiar makan sebelum mengantarnya kembali ke rumahnya di Linggasana.
Selain lemah, Dafiar juga terluka lecet di telapak tangan dan sejumlah jari kaki. ”Saya megang dahan pohon yang berduri dan putus. Saya juga sempat jatuh, jadi kaki lecet kena batu. Alhamdulillah bisa pulang,” ucap Dafiar yang mengaku sudah tiga kali mendaki Ciremai.
Pelaksana Kedaruratan Logistik Unit SAR dan Evakuasi BPBD Kuningan Yayat Sudrajat mengimbau kepada warga untuk menaati aturan pendakian. ”Misalnya, tetap mengikuti jalur yang sudah ada dan tidak terpisah dari rombongan. Apalagi, ini hutan yang luas,” ucapnya.
Kasus pendaki yang hilang di Ciremai bukan kali ini saja. Pertengahan 2019, Fahrurizal (23), sempat hilang saat mendaki Minggu (7/7/2019). Ia ditemukan keesokan harinya dalam kondisi selamat. Selain terpisah dari rombongan, ia juga mendaki tanpa registrasi.