Seorang pendaki tiba-tiba berlari memisahkan diri dari rombongan saat mendaki Gunung Buthak di perbatasan Batu dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ia menghilang dan keberadaannya belum diketahui hingga Selasa (14/4/2020).
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Upaya pencarian seorang pendaki Gunung Buthak di dekat perbatasan Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih terus dilakukan. Sepanjang Selasa (14/4/2020), Tim SAR Gabungan masih menyusuri lereng Gunung Buthak-Panderman di Batu untuk mencari yang bersangkutan.
Pendaki yang hilang itu bernama Jhopi Pranata (23), warga Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu. Ia memisahkan diri dari rombongan yang berjumlah 17 orang ketika dalam perjalanan menuju Gunung Buthak, Jumat (10/4/2020) pekan lalu.
Koordinator Badan SAR Nasional Surabaya Satrio Nuridanto mengatakan, pencarian hari ini melibatkan sekitar 100 orang dari sejumlah potensi SAR. Penyisiran dilakukan menyusuri dua jalur, yakni jalur dari Princi menuju Pos 3 dan jalur Pos Pantau Gunung Panderman menuju ke Pos 3.
”Dua jalur itu kami sisir. Mengapa penyisirannya di kawasan itu karena saat peristiwa terjadi, penyintas hendak menuju Gunung Buthak, tapi belum sampai di jalur pendakian Gunung Panderman, baru di Pos 3,” ujar Satrio saat ditemui di Posko Pencarian Kawasan Parangtejo, Dusun Princi, Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Menurut Satrio, pencarian relatif tidak menghadapi kendala. Kondisi cuaca di Lereng Panderman dan Buthak dominan mendung sepanjang hari. Pada pencarian sebelumnya, Tim SAR Gabungan menemukan sepatu, kaus kaki, dan topi milik penyintas di dekat lokasi di mana yang bersangkutan memisahkan diri dari rombongan. Namun, setelah dilakukan penyisiran radius 50 meter dari lokasi barang milik penyintas, jejaknya hilang.
”Karena hari sudah malam, akhirnya pencarian dilanjutkan hari ini. Terkait dengan temuan sepatu, kaus kaki, dan topi milik penyintas, menurut informasi, Jopi sempat melepas barang-barangnya itu sebelum memisahkan diri,” ucapnya.
Terkait dengan temuan sepatu, kaus kaki, dan topi milik penyintas, menurut informasi, Jopi sempat melepas barang-barangnya itu sebelum memisahkan diri.
Disinggung motif Jopi memisahkan diri, Satrio mengaku belum tahu pasti penyebabnya. ”Menurut informasi yang kami terima, saat di lokasi, dia banyak pikiran. Diam tidak berbicara dengan teman-temannya. Tiba-tiba dia lari meninggalkan rombongan. Mungkin ada faktor X (kesurupan),” kata Satrio yang memastikan penyintas tidak ada riwayat sakit epilepsi.
Kegiatan pendakian ini sendiri tidak mengantongi izin mengingat saat ini izin pendakian ke Gunung Panderman dan Buthak sedang ditutup akibat dampak pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu Achmad C Rochim mengatakan, hingga Selasa sore upaya pencarian belum membuahkan hasil. ”Pencarian akan dilanjutkan besok pagi,” ujarnya.
Menurut Rochim, penyitas bersama rombongan berangkat menuju Gunung Buthak, Jumat pagi. Sekitar pukul 19.00, rombongan tiba di Pos 3 dekat Sungai Ampuh untuk beristirahat. Saat hendak melanjutkan perjalanan, Jopi memisahkan diri dari rombongan. Dia berlari turun—keluar jalur pendakian—dan melompat ke semak-semak.