Permukiman Padat di Palangkaraya Terbakar Lagi, 150 Warga Mengungsi
Kompleks permukiman padat penduduk Flamboyan Bawah, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kembali terbakar. Sedikitnya 150 warga mengungsi akibat kebakaran pada Selasa (1/8/2023) petang itu.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Puluhan rumah di kompleks permukiman padat penduduk Flamboyan Bawah, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, terbakar pada Selasa (1/8/2023) petang. Akibat kebakaran itu, setidaknya 150 warga mengungsi. Penyebab kebakaran tersebut belum diketahui secara pasti.
Kebakaran itu menyebabkan puluhan rumah kayu di Flamboyan Bawah, tepatnya di Gang Ahmad Yani VI, ludes terbakar. Lokasi kebakaran itu masuk wilayah Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Palangkaraya.
Camat Pahandut Berlianto menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran itu. Namun, dia menuturkan, setidaknya terdapat 33 keluarga dengan total 150 orang diungsikan ke Gelanggang Olahraga (GOR) KONI Provinsi Kalteng.
”Tadinya kami mau ungsikan ke beberapa tempat, tetapi karena masih pendataan jadi dibuat satu tempat pengungsian dahulu,” ungkap Berlianto, Rabu (2/8/2023).
Menurut Berlianto, data jumlah pengungsi itu masih bersifat sementara karena pendataan masih dilakukan. Apalagi, ada beberapa warga yang mengungsi ke rumah kerabat mereka.
Saat ini, Berlianto mengaku masih berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi. ”Di GOR ini tempatnya cukup luas dan ada kamar mandi. Selain itu, kami sedang upayakan untuk membangun dapur umum untuk mereka,” tuturnya.
Ketua RT 004 Kelurahan Langkai Silam Kelana menuturkan, pada Selasa sekitar pukul 17.00, dirinya mendengar teriakan warga yang menyebut terjadi kebakaran. Saat keluar rumah, Silam melihat api sudah membesar. Warga lalu berlarian menyelamatkan barang-barang dari rumah.
Silam juga langsung mengevakuasi keluarganya untuk menyelamatkan diri. Tak lama kemudian, petugas dan sukarelawan pemadam kebakaran tiba. Namun, api baru bisa dipadamkan dua hingga tiga jam kemudian.
”Banyak yang bilang api berasal dari tempat penjaga losmen. Di situ dulu ada losmen, tetapi sekarang jadi barak (kamar kos),” ungkap Silam. Sampai saat ini, katanya, belum ada informasi pasti mengenai penyebab kebakaran.
Pantauan Kompas, lokasi kebakaran itu tak jauh dari lokasi abrasi pinggir sungai beberapa bulan lalu. Bahkan, beberapa hari sebelum kejadian, Pemerintah Kota Palangkaraya melakukan penanaman pohon di sekitar lokasi tersebut.
Kebakaran di kompleks Flamboyan Bawah sudah berulang kali terjadi. Selain merupakan kawasan padat penduduk, sebagian besar rumah di kompleks itu merupakan rumah panggung kayu dengan jarak sangat dekat satu sama lain. Oleh karena itu, kebakaran di satu lokasi bisa menghanguskan banyak rumah di sana.
Dalam catatan Kompas, pada tahun 2015, pernah terjadi kebakaran di Flamboyan Bawah yang melanda 20 rumah. Setelah itu, 12 rumah di kompleks itu terbakar karena hubungan pendek arus listrik (korsleting) pada 2017. Pada 2018, juga terjadi tiga kali kebakaran di lokasi tersebut.
Pada 2019, kebakaran di Flamboyan Bawah melanda 89 rumah dan menyebabkan 302 orang mengungsi. Sementara itu, pada 2020, setidaknya terjadi dua peristiwa kebakaran di sana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya Emi Abriyani menjelaskan, bantuan bahan kebutuhan pokok untuk para pengungsi sedang disalurkan. BPBD Kota Palangkaraya juga bakal menyiapkan dapur umum sesuai kebutuhan para pengungsi.
”Kami juga bersinergi dengan Palang Merah Indonesia dan tenaga kesehatan untuk memeriksa keadaan kesehatan pengungsi karena ada anak kecil dan warga lansia juga,” ungkap Emi.
Setidaknya terdapat 33 keluarga dengan total 150 orang diungsikan ke Gelanggang Olahraga KONI Provinsi Kalteng.