Rawan Kebakaran di Jayapura, Penambahan Hidran Diprioritaskan
Pemkot Jayapura akan menyiapkan 12 sistem hidran untuk mengatasi masalah kebakaran yang rawan terjadi di ibu kota Papua.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kebakaran menjadi salah satu musibah yang rawan terjadi di Kota Jayapura, Papua. Pemerintah Kota Jayapura akan menyiapkan 12 sistem hidran untuk menyuplai air dalam penanganan masalah tersebut.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Jayapura Marghareta Kirana, Selasa (1/8/2023), mengatakan, tercatat sebanyak 39 kasus kebakaran terjadi di ibu kota provinsi tersebut sejak Januari hingga akhir Juli 2023. Kasus ini terdiri dari 30 kebakaran bangunan dan 9 kebakaran lahan.
Marghareta memaparkan, pemicu kasus-kasus kebakaran bangunan adalah faktor kelalaian manusia dan arus pendek listrik. Adapun kasus kebakaran lahan terjadi di sejumlah area hutan.
Kasus kebakaran terkini terjadi pada Selasa (1/8/2023) di Distrik (kecamatan) Jayapura Selatan. Api menghanguskan dua unit rumah di RT 004 RW 013, Kelurahan Entrop, sekitar pukul 08.00 WIT.
Tak ada korban dalam peristiwa kebakaran yang diduga akibat masalah sambungan listrik tersebut. Petugas Damkar Kota Jayapura berhasil memadamkan api pada pukul 09.05 WIT.
”Mayoritas kasus kebakaran terjadi di wilayah permukiman padat. Selama ini upaya pemadaman api terkendala karena hanya memiliki dua fasilitas hidran di Distrik Jayapura Utara dan Distrik Jayapura Selatan,” ujar Marghareta.
Marghareta menuturkan, Pemkot Jayapura akan memasang 12 sistem hidran di daerah yang rawan terjadi kebakaran. Pemasangan sistem hidran disebar di lima distrik di kota tersebut.
”Kami akan bersinergi dengan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Jayapura dalam pemasangan 12 sistem hidran. Hal ini agar sistem hidran terpasang di lokasi yang tersedia air,” ujarnya.
Marghareta menambahkan, pihaknya terus mengingatkan warga melalui media massa agar meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kasus kebakaran. Sebab, cuaca panas dengan suhu yang terus meningkat sejak Juli rawan memicu kasus kebakaran.
Pengamat tata ruang dari Universitas Cenderawasih, Agus Eko Raharjo Pekpekai, berpendapat, kasus kebakaran rawan terjadi di daerah permukiman di Jayapura Utara hingga Jayapura Selatan. Terjadi penumpukan penduduk di area tertentu karena lahan yang tersedia terbatas.
”Penanganan masalah kebakaran di Kota Jayapura tak hanya penyediaan sarana yang memadai seperti hidran. Diperlukan pula upaya pemeliharaan fasilitas tersebut secara berkala,” ucap Agus.