6.000 Pengungsi Kekeringan di Papua Tengah Dapat Bantuan, Perlu Solusi Jangka Panjang
Sebanyak 6.000 warga yang mengungsi akibat bencana kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, mendapatkan bantuan. Pemerintah tengah mengkaji penanganan jangka panjang agar bencana itu tidak terulang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal Suharyanto menyatakan telah mengirimkan bantuan untuk sedikitnya 6.000 warga terdampak kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Selain memberikan bantuan, pemerintah juga tengah mengkaji upaya jangka panjang agar bencana itu tidak terulang lagi.
”Kalau jangka pendeknya, sudah kami beri bantuan ke 6.000 pengungsi. Kami sudah mengirim berbagai macam bantuan, ada beras 50 ton, motor trail tiga, makanan siap saji 3.000 paket. Kemudian ada tenda, matras, selimut, dan barang-barang lainnya,” kata Suharyanto saat ditemui di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (1/8/2023) siang.
Suharyanto memaparkan, pada Selasa ini, dirinya bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy akan berangkat ke Papua Tengah. Dia menyebut, kunjungan itu dalam rangka mencari solusi jangka menengah dan panjang terkait masalah tersebut.
Menurut dia, bencana kekeringan di Puncak sudah beberapa kali terjadi. Bencana itu dipicu cuaca ekstrem sejak Mei lalu.
Suhu udara di sana sangat dingin dan tanpa hujan. Akibatnya, tanaman pangan milik warga, seperti ubi dan keladi, gagal panen.
Di sisi lain, kata Suharyanto, kerap terjadi gangguan keamanan di wilayah tersebut. Akibatnya, penanganan bencana tidak mudah dilakukan. Padahal, distribusi bantuan ke lokasi bencana hanya bisa dilakukan dengan pesawat terbang atau sepeda motor.
”Kadang-kadang saat pendistribusian logistik lewat udara ini diganggu kelompok kriminal bersenjata (KKB). Itu juga menjadi penghambat,” ungkapnya.
Untuk masyarakat yang sekarang di pengungsian, kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sehari-harinya dipastikan terpenuhi.
Meskipun begitu, Suharyanto menyebut, TNI-Polri telah mengerahkan personelnya sehingga distribusi bantuan sudah bisa dilakukan.
”Untuk masyarakat yang sekarang di pengungsian, kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sehari-harinya kami pastikan sudah terpenuhi,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Puncak Ricky Siwi mengatakan, warga terdampak kekeringan berasal dari Distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri.
Ricky menyebut, pesawat dari maskapai Reven Global Airtranspor telah membawa enam tenaga kesehatan ke Distrik Agandugume, Senin (31/7/2023). Tim terdiri dari satu dokter dan lima paramedis.
Tim kesehatan itu diterjunkan untuk menangani masalah kesehatan yang diderita warga setempat. Karena lapar, warga mengonsumsi umbi-umbian, seperti ubi dan keladi, yang sudah membusuk dan berair.
”Tim kesehatan yang diterjunkan ke Distrik Agandugume dengan pesawat Reven Global Airtranspor juga membawa obat-obatan. Mereka akan memeriksa dan mengobati warga yang sakit,” kata Ricky.
Ia berharap maskapai penerbangan lain turut terlibat mendistribusikan bantuan makanan dan obat-obatan di distrik yang terdampak bencana kekeringan. Sejauh ini, hanya maskapai Reven Global Airtranspor yang melayani penerbangan ke Bandara Agandugume.