Gunung Dempo Erupsi, Warga Dilarang Beraktivitas di Sekitar Kawah
Wisatawan diharapkan tidak mendekati dan bermalam (berkemah) di pusat aktivitas kawah Gunung Dempo dalam radius 1 kilometer serta arah bukaan kawah sejauh 2 km ke sektor utara.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PAGAR ALAM, KOMPAS - Gunung Dempo yang berada di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi hingga 2 kilometer atau 5.173 meter di atas permukaan laut. Masyarakat diminta waspada dan tidak melakukan aktivitas di radius 1 kilometer dari mulut kawah gunung.
Erupsi terjadi pada Selasa (25/7/2023) malam. Abu erupsi teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, mengarah ke arah selatan dan barat daya.
Kepala Pos Gunung Api Dempo, Pagar Alam, Megian Nugraha, Rabu (26/7/2023), menjelaskan, erupsi terekam melalui seismogram dengan amplitudo maksimum 35 milimeter berdurasi sekitar 3 menit 24 detik. ”Tidak ada erupsi susulan. Saat ini kondisi Gunung Dempo kembali normal,” kata Megian.
Meski mengalami erupsi, Gunung Dempo tetap berstatus Waspada atau level II. Status tersebut sudah ditetapkan sejak 7 Januari 2022. Dengan penetapan status ini, pihaknya merekomendasikan warga untuk tidak mendekati kawah.
Wisatawan juga diharapkan tidak mendekati dan bermalam (berkemah) di pusat aktivitas kawah Gunung Dempo dalam radius 1 kilometer (km) serta arah bukaan kawah sejauh 2 km ke sektor utara. ”Peringatan ini dikeluarkan mengingat kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan,” kata Megian.
Kapolres Pagar Alam Ajun Komisaris Besar Erwin Irawan membenarkan adanya kejadian erupsi tersebut. Hanya, erupsi tersebut tidak berdampak signifikan pada aktivitas masyarakat. ”Sejauh ini belum ada efeknya ke kota. Hanya, kami mengimbau agar masyarakat menjaga jarak dengan radius 1-2 km dari kawah gunung,” jelas Erwin.
Kami mengimbau agar masyarakat menjaga jarak dengan radius 1-2 km dari kawah gunung.
Erwin pun meminta masyarakat serta wisatawan untuk tidak melakukan pendakian terlebih dahulu mengingat kondisi aktivitas di Gunung Dempo yang masih sangat riskan. ”Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kami berharap, warga tidak melakukan pendakian dan menjauhi kawah berapi,” katanya.
Rencana kontingensi
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menuturkan, untuk mengantisipasi penetapan status waspada itu, berbagai pihak telah menyiapkan rencana kontingensi. Jika terjadi bencana, telah disiapkan jalur-jalur evakuasi, tanda peringatan, dan tempat pengungsian.
Beberapa waktu lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah melakukan geladi posko. Setiap instansi sudah menyiapkan upaya kontingensi, termasuk melakukan simulasi evakuasi.
Terkait jalur evakuasi, misalnya, jalur naik dan turun dipisahkan agar tidak terjadi kepadatan, termasuk penyiapan empat pengungsian sementara dan permanen ketika bencana terjadi. ”Tahun depan, kami tinggal melakukan simulasi di lapangan," ujar Ansori.