Dua Pelabuhan Baru di Sungai Musi Angkat Potensi Ekonomi
Kementerian Perhubungan meresmikan dua pelabuhan sungai di pinggir Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (15/7/2023). Keduanya adalah Pelabuhan Sungai 16 Ilir dan 7 Ulu, dengan total anggaran Rp 182,2 miliar.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Kementerian Perhubungan meresmikan dua pelabuhan di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (15/7/2023). Dari dua pelabuhan itu, potensi ekonomi hingga pelosok daerah bisa terus terangkat.
Kedua pelabuhan itu adalah Sungai 16 Ilir dan 7 Ulu. Total anggaran yang dikeluarkan Rp 182,2 miliar. Untuk Pelabuhan Sungai 16 Ilir dibangun periode 2019-2022. Total anggarannya Rp 107 miliar.
Sarana yang dibangun, antara lain, dermaga ponton, SPBU apung, dermaga bongkar-muat jukung dan pinisi. Selain itu, ada dermaga penumpang, kantor operasional, lampu penerangan, dan rambu suar darat, serta plaza 16 Ilir.
Sementara, Pelabuhan Sungai 7 Ulu dibangun antara 2020-2022. Total anggaran Rp 75,2 miliar.
Fokus pembangunan adalah pemancangan ponton apung, pengerjaan struktur, serta penyelesaian pembangunan gedung. Ada juga terminal penumpang dan barang, serta Plaza 7 Ulu.
”Keduanya prioritas karena merupakan pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan kepariwisataan di Kota Palembang,” ujar Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VII Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Denny Michels Adlan, Sabtu (15/7/2023) di Palembang.
Kedua pelabuhan itu melayani 35 trayek angkutan sungai yang tersebar di Sumsel. Rata-rata lalu lintas keberangkatan dan kedatangan kapal mencapai 144 kapal. Kapal yang berlayar adalah jukung, cepat, dan ketek.
Khusus Pelabuhan Sungai 16 Ilir, sudah terintegrasi dengan kereta ringan (light rail transit/LRT) dan Bus Trans Musi. ”Dengan begitu, fasilitas ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menggunakan moda transportasi publik,” ujar Denny.
Wali Kota Palembang Harnojoyo berkomitmen membenahi fasilitas transportasi sungai. Untuk tahun ini, ada tiga dermaga kecil yang akan direnovasi.
Menurut dia, meningkatkan fasilitas transportasi publik merupakan sebuah keharusan. Kurun waktu 10 tahun ke depan, Kota Palembang pasti akan semakin padat.
Oleh sebab itu, kenyamanan moda transportasi publik adalah prioritas. Ketika moda transportasi umum sudah nyaman dan aman, selanjutnya adalah membatasi lalu lintas kendaraan pribadi.
Ke depan, Pemkot Palembang juga akan merenovasi Pasar 16 Ilir. Tujuannya, agar pasar yang telah ada sejak masa Kolonial Belanda itu tidak terlihat kumuh. ”Renovasi Pasar 16 Ilir juga untuk meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Palembang,” ujar Harnojoyo.
Anggota Komisi V DPR Eddy Santana Putra menuturkan, pelabuhan sungai penting untuk mendorong perekonomian. Jukung dari Pasar 16 Ilir bisa mengirim barang ke banyak daerah perairan. Dalam sebulan, satu jukung bisa mengangkut sekitar 60 ton barang senilai Rp 200 juta.
Akan tetapi, ia berharap pembangunan tidak hanya berhenti pada pelabuhan sungai. Diperlukan juga pembangunan pelataran sungai yang menghubungkan Jembatan Ampera dengan dua jembatan, Musi IV dan Musi VI.
”Pelataran itu bisa menjadi tempat warga beraktivitas seperti bersepeda atau jalan-jalan di pinggir Sungai Musi,” kata Eddy, Wali Kota Palembang Periode 2003-2013.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat di Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno mengatakan, Palembang merupakan kota dengan moda transportasi paling lengkap.
”Bahkan di Jakarta tidak ada moda transportasi sungai karena memang sungainya sudah kotor dan bau,” ucapnya.
Karena itu, keunggulan ini harus diperkuat. Apalagi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memprediksi pada 2030, sekitar 200 juta penduduk Indonesia akan tinggal di kawasan perkotaan.
Hendro berharap, fasilitas publik yang sudah dibangun ini dapat dijaga. ”Di beberapa daerah, banyak fasilitas publik yang kondisinya sudah hancur, padahal baru satu tahun diresmikan. Saya berharap tidak terjadi di Palembang,” katanya.