Bandara Kediri Diproyeksi Layani Penerbangan Haji dan Umrah
Progres pembangunan Bandara Dhoho di Kediri telah mencapai lebih dari 90 persen dan akhir tahun ini diperkirakan sudah bisa beroperasi. Bandara ini diproyeksi juga untuk melayani penerbangan haji dan umrah.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Kementerian Perhubungan mengupayakan agar Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, nantinya juga bisa melayani penerbangan haji dan umrah. Saat ini progress pembangunan bandara telah mencapai lebih dari 90 persen dan bisa digunakan pada akhir 2023.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Jumat (14/7/2023), mengatakan, melihat perkembangan pembangunan Bandara Dhoho, maka diperkirakan pada Desember tahun ini bandara tersebut sudah mulai bisa digunakan untuk penerbangan.
Bandara Dhoho memiliki panjang landasan 3.300 meter sehingga mampu melayani pendaratan pesawat berbadan besar. Memang, untuk melayani penerbangan haji dan umrah, lanjut Budi, masih harus berkoordinasi dengan General Authority of Civil Aviation Arab Saudi.
”Bila izin itu sudah dikantongi, penerbangan untuk haji dan umrah baru bisa dilakukan di Bandara Dhoho,” ujar Budi saat melakukan kunjungan kerja ke Bandara tersebut.
Untuk melayani penerbangan haji, menurut Budi, diperlukan dukungan dari pemerintah daerah berupa fasilitas penunjang. Hal ini, di antaranya, ialah penginapan dan hotel di sekitar bandara.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, yang turut mendampingi Budi saat mengunjungi Bandara Dhoho, mengatakan, untuk menjadi tempat pemberangkatan haji masih dibutuhkan persiapan berupa asrama dan rumah sakit terdekat sebagaimana disyaratkan oleh pihak Arab Saudi. Hal ini perlahan-lahan akan dilakukan.
”Harapan Pak Menteri sama dengan harapan kami semua. Semangatnya sama karena bandara ini nanti diperuntukkan bagi penerbangan umrah dan embarkasi haji. Maka, kita mulai untuk umrah dulu,” katanya.
Melihat perkembangan pembangunan bandara, Hanindhito menyebut, saat ini masih ada catatan terkait dengan konektivitas antarwilayah untuk mendukung bandara itu. Konektivitas yang dimaksud terkait dengan jalan tol. Pembangunan tol Kertosono-Kediri tengah dalam proses pembebasan lahan.
Jalan Tol Kertosono-Kediri melewati 21 desa, lima di antaranya berada di Kabupaten Kediri. Adapun tol Kediri-Tulungagung melewati 23 desa di Kabupaten Kediri.
Untuk kelancaran proses pembebasan lahan jalan tol, Pemerintah Kabupaten Kediri mengintensifkan kegiatan sosialisasi, termasuk kepada pemerintah desa terdampak. Pembangunan tol masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui mekanisme kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Dengan akses yang ada, daya tarik Bandara Dhoho bagi pengguna jasa penerbangan akan tinggi. Terdapat tujuh kabupaten/kota di sekitar Bandara Dhoho, yang jarak tempuh untuk mencapai bandara di Surabaya atau Malang butuh waktu sekitar 3 jam.
”Saya tidak khawatir walaupun dengan aksesibilitas yang ada sekarang ini sudah bisa hidup. Akan tetapi, dengan rencana jalan tol yang merupakan proyek PSN, Kediri akan menjadi tumpuan baru. Episentrum baru di Jawa Timur,” ucap Hanindhito.