logo Kompas.id
NusantaraKerugian Negara akibat...
Iklan

Kerugian Negara akibat Penambangan Ilegal di Konsesi PT Antam Konawe Utara Capai Rp 5,7 Triliun

Audit BPK, potensi kerugian negara dari penambangan ilegal di konsesi PT Antam Blok Mandiodo, Konawe Utara, mencapai Rp 5,7 triliun. Itu adalah kalkulasi atas kerugian negara sejak konsesi itu ditambang hingga saat ini.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
· 4 menit baca
Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kendari, Kamis (17/6/2021).
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kendari, Kamis (17/6/2021).

KENDARI, KOMPAS — Penambangan dan penjualan ore nikel ilegal di wilayah konsesi PT Antam Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, ditaksir menimbulkan kerugian negara Rp 5,7 triliun. Selama bertahun-tahun, wilayah yang sebagian besar adalah hutan di konsesi tersebut ditambang secara ilegal. Kejaksaan Tinggi Sultra masih terus melakukan penyidikan, termasuk pemeriksaan sejumlah pihak di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

”Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), potensi kerugian negara dari pembukaan kawasan di IUP PT Antam di Blok Mandiodo, Konawe Utara, mencapai Rp 5,7 triliun. Itu adalah perhitungan BPK, dan kami juga sedang meminta audit dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan),” kata Kepala Kejaksaan Tinggi Sultra Patris Yusrian Jaya di Kendari, Kamis (13/7/2023).

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000