Cegah Penularan Antraks, Pemkab Magelang Lakukan Vaksinasi Mulai Pekan Depan
Meski belum ada temuan kasus di wilayahnya, Pemkab Magelang tetap mengantisipasi penularan penyakit antraks. Mulai pekan depan, hewan ternak di Magelang akan disuntik vaksin antraks.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Meski belum ada temuan kasus antraks di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap mengantisipasi penularan penyakit tersebut. Menurut rencana, Pemkab Magelang akan melakukan vaksinasi antraks pada hewan ternak mulai pekan depan.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Joni Indarto mengatakan, pada Jumat (14/7/2023) besok pihaknya akan mengambil 1.000 dosis vaksin antraks yang telah disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
”Kegiatan penyuntikan vaksin akan mulai dilakukan pekan depan,” kata Joni, Kamis (13/7/2023), di Magelang.
Upaya antisipasi antraks dilakukan setelah adanya laporan penularan penyakit tersebut di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagai daerah yang berbatasan dengan DIY, Kabupaten Magelang pun berupaya mencegah penularan penyakit antraks.
Meski begitu, Joni mengatakan, penyuntikan vaksin antraks tidak hanya dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan DIY. Vaksinasi antraks akan dilakukan secara merata di Kabupaten Magelang, terutama di wilayah dengan populasi ternak cukup banyak, seperti Kecamatan Dukun, Sawangan, dan Srumbung. Adapun jumlah ternak sapi di kabupaten itu sekitar 70.000 ekor.
Joni menambahkan, hingga sekarang, Kabupaten Magelang juga masih berjibaku melawan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyuntikan vaksin PMK masih terus berlangsung. Vaksinasi PMK dilaksanakan setiap minggu di lokasi yang berbeda-beda.
Seiring dengan penyuntikan vaksin tersebut, jumlah kasus PMK di Kabupaten Magelang menunjukkan tren menurun. Saat awal munculnya kasus PMK pada tahun 2022, jumlah sapi yang terpapar PMK di Kabupaten Magelang mencapai ratusan ekor. Namun, berdasarkan data terakhir beberapa waktu lalu, jumlah sapi yang diduga terpapar PMK hanya 73 ekor.
Transaksi di kandang
Selain vaksinasi, upaya pencegahan penularan antraks juga dilakukan dengan memperketat lalu lintas ternak. Namun, Joni mengatakan, pengawasan lalu lintas ternak itu menghadapi sejumlah kendala.
Salah satu kendala yang muncul adalah maraknya transaksi perdagangan ternak secara langsung antara pedagang dan peternak. Transaksi tersebut biasanya dilakukan di kandang milik peternak, tidak melalui pasar hewan.
”Transaksi antara pedagang dan peternak di rumah atau di kandang itu sulit kami awasi dan tidak mungkin kami pantau satu demi satu,” ungkapnya.
Menurut Joni, transaksi semacam itu mulai marak saat terjadi pandemi Covid-19. Saat itu, aktivitas di pasar hewan beberapa kali ditutup untuk mencegah penularan Covid-19 sehingga pedagang dan peternak pun melakukan transaksi secara langsung di kandang.
Joni menambahkan, transaksi semacam itu terus berlanjut hingga sekarang. Apalagi, dalam transaksi seperti itu, hewan ternak diperjualbelikan tanpa surat keterangan kesehatan hewan. Daerah asal ternak juga tak diketahui secara pasti.
Kendala lain dalam pengawasan lalu lintas ternak adalah banyaknya jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Magelang dengan daerah lain, termasuk wilayah DIY.
Transaksi antara pedagang dan peternak di rumah atau di kandang itu sulit kami awasi dan tidak mungkin kami pantau satu demi satu.
Sementara itu, Kepala Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Lilik Kuswanto mengaku belum mendapat penjelasan terkait penyakit antraks. Dia menyebut, selama ini masyarakat di wilayahnya baru mendapat sosialisasi mengenai PMK. Penyuntikan vaksin PMK juga sudah dilakukan.
Lilik menambahkan, selama ini warga Desa Kadiluwih kerap melakukan jual beli ternak di pasar hewan yang berlokasi di Kabupaten Sleman, DIY, serta di wilayah Muntilan, Kabupaten Magelang. Namun, dia mengakui, banyak pedagang atau pengepul yang datang langsung ke rumah peternak untuk melakukan transaksi jual beli.
Kepala Subbagian Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Yoyon Sunaryono mengatakan, hewan ternak di radius 10 kilometer dari daerah yang terpapar antraks, baik yang terjadi belakangan maupun di masa lalu, akan divaksin antraks dua kali dalam setahun.
Sementara itu, hewan ternak di daerah lainnya akan divaksin sekali dalam setahun. Menurut Yoyon, vaksin itu penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak. Jika sudah divaksin, ternak akan memiliki antibodi yang bisa membentengi dari risiko tertular antraks.