Banjir Melanda Kalteng yang Sedang Darurat Kebakaran Lahan
Banjir di Kalimantan Tengah terjadi di tengah status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Ribuan warga terdampak banjir akibat luapan sungai.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Cuaca ekstrem yang melanda Kalimantan Tengah mengakibatkan 11 desa di Kabupaten Kapuas dan Kotawaringin Timur terendam banjir. Ratusan rumah dan fasilitas publik terpendam banjir dengan ketinggian paling parah 3 meter. Meskipun demikian, banjir diperkirakan cepat surut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, saat ini sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun, sebagian wilayah baru memasuki peralihan dari musim hujan ke kemarau.
Dari catatan BPBPK, banjir merendam 11 desa di Kalteng. Rinciannya, di Kabupaten Kapuas 7 desa yang seluruhnya terletak di Kecamatan Mandau Talawang, lalu di Kotawaringin Timur 4 desa yang berasal dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Tualan Hulu dan Mentaya Hulu.
”Kalau dari laporan dan informasi di daerah, banjir terjadi karena akumulasi hujan selama tiga hari berturut-turut yang membuat sungai meluap,” ungkap Toyib saat dihubungi di Palangkaraya, Rabu (12/7/2023).
Di Kapuas, banjir melanda sejumlah wilayah sejak Sabtu (8/7/2023). Sementara di Kotawaringin Timur, banjir mulai merendam sejak Minggu (9/7/2023). Sampai saat ini banjir masih merendam wilayah hulu di kabupaten tersebut.
Di Kapuas, setidaknya terdapat 1.821 orang terdampak banjir dengan total 187 rumah yang terendam banjir. Begitu juga empat rumah ibadah, satu unit fasilitas kesehatan, dan dua sekolah. Banjir juga merendam akses jalan masuk di beberapa desa.
”Tinggi muka air 200-300 sentimeter. Data dari Kotawaringin Timur masih dikumpulkan dan belum masuk laporan baik jumlah rumah maupun fasilitas yang terdampak,” kata Toyib.
Sebagian besar wilayah terdampak banjir berada di wilayah pinggir sungai. Wilayah tersebut merupakan wilayah langganan banjir di Kalimantan Tengah sehingga hampir setiap kali hujan dengan intensitas tinggi datang, wilayah tersebut langsung terendam banjir. ”Tergantung hujan, kalau sudah berhenti hujan surutnya juga cepat,” ujarnya.
Banjir ini terjadi di tengah warga Kalteng yang bersiap menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan. Sebelumnya, BMKG memprediksi wilayah Kalteng akan mulai dilanda musim kemarau panjang pada Juli meskipun masih ada juga potensi hujan.
Berdasarkan prediksi tersebut dan cuaca yang bertambah panas di sejumlah wilayah di Kalteng, pemerintah daerah telah menetapkan status siaga darurat karhutla sejak 29 Mei 2023 lalu sampai 10 November 2023 atau totalnya 167 hari.
Seminggu lalu, dari pantauan Kompas, titik-titik api bermunculan di Kota Palangkaraya. Namun, dalam empat hari belakangan, ”Kota Cantik” itu dilanda hujan disertai angin kencang dan petir.
Titik api hilang, tetapi genangan-genangan bermunculan di mana-mana. Drainase dipenuhi air, tetapi belum ada laporan banjir.
Sungai Kahayan yang biasanya meluap juga masih pada batas normal tinggi muka air. ”Cuacanya memang sudah gak jelas. Kemarin panasnya minta ampun, sekarang hujan angin,” ungkap Wawan Kristiawan (35), warga Palangkaraya.