Aktivis Penyorot Kebijakan Polisi Ditodong Pistol di Malang
Seorang aktivis yang kerap menyoroti kebijakan polisi, Bambang Rukminto (50), Jumat (23/6/2023), ditodong dengan pistol oleh empat orang tak dikenal. Empat pelaku yang naik dua kendaraan bermotor itu menodongkan pistol.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS – Seorang aktivis yang kerap menyoroti kebijakan polisi, Bambang Rukminto, Jumat (23/6/2023) sore, ditodong dengan pistol oleh empat orang tak dikenal. Keempat pelaku yang naik dua kendaraan bermotor itu menodongkan pistol dari sisi kiri dan kanan korban.
Peristiwa itu terjadi Jumat pukul 14.48 WIB di belokan Jalan Danau Yamur, Sawojajar, Kota Malang. Saat itu, Bambang dari minimarket dan hendak pulang ke rumah.
”Begitu masuk gang Jalan Danau Yamur, saya dipepet dua motor yang dinaiki masing-masing oleh dua orang. Berikutnya, dua orang menodongkan pistol,” kata Bambang.
Saat ditodong, para pelaku meminta Bambang menyerahkan ponselnya. ”Mereka langsung minta, ’Mana HP-mu. Serahkan HP-mu’,” kata Bambang.
Saat itu, Bambang yang akrab dengan dunia polisi sempat melihat pistol yang dibawa pelaku di sisi kanan mirip dengan airsoft gun. Dengan cepat Bambang merebut pistol itu dan memukulkannya ke wajah salah seorang pelaku di sisi kanannya.
Selanjutnya, aktivis Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) tersebut lari ke belakang sambil berteriak meminta tolong. ”Saya teriak rampok, rampok, dan tak lama kemudian pelaku di sisi kiri lari dan belok ke jalan simpang Danau Yamur. Tiga pelaku sisanya berboncengan satu motor kabur ke arah Jalan Danau Kerinci Raya,” tutur Bambang. Pelaku gagal mengambil ponsel Bambang.
Bambang tidak mau berspekulasi soal siapa orang yang hendak merampoknya itu. Hanya saja, ada keanehan karena mereka hanya mengincar ponselnya. Pelaku pun tidak mengenakan cadar atau penutup wajah.
”Mereka tidak pakai penutup wajah sehingga saya bisa tahu bahwa mereka bukan orang sekitar sini. Rambut mereka panjang dan ada yang dicat pirang. Mereka juga cukup berani beraksi karena di ujung gang itu cukup ramai,” ucapnya.
Selama ini, Bambang dikenal cukup vokal menyoroti kasus-kasus terkait kepolisian. Anak didik mantan Wakapolri Oegroseno itu beberapa kali mengkritik keras kinerja polri, soal kasus Sambo cs, bahkan soal penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan yang dinilai tidak menyelesaikan masalah. Terbaru, sehari sebelum kejadian, Bambang menyoroti soal kenaikan pangkat perwira tinggi Polri yang pernah kena sanksi demosi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Malang Kota Komisaris Bayu Febriyanto Prayoga mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendalami kasus itu. ”Masih kami dalami dan selidiki (kasus itu),” kata Bayu melalui pesan singkat.
Hingga saat ini, Bambang masih belum melapor secara resmi ke Polresta Malang Kota. Laporan baru akan dibuat Sabtu (24/6/2023). Saat itu, Bambang masih berusaha mencari kamera pemantau (CCTV) di sekitar lokasi kejadian.