Demo di Al-Zaytun, Polisi Terjunkan 1.200 Personel untuk Pengamanan
Massa dari Forum Solidaritas Dharma Ayu berencana menggelar demonstrasi di depan Ma’had Al-Zaytun, Indramayu, Jabar, Kamis (22/6/2023). Polisi menerjunkan 1.200 personel untuk menjaga situasi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Sebanyak 1.200 personel kepolisian diterjunkan untuk mengamankan demonstrasi di depan Ma’had Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (22/06/2023). Menurut rencana, ribuan orang dari Forum Solidaritas Dharma Ayu akan berunjuk rasa di pondok pesantren itu.
Hingga Kamis pukul 11.00, polisi masih bersiaga di sekitar pintu masuk Ma’had Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar. Kawat berduri memagari pintu gerbang pondok pesantren itu. Di bagian dalam pesantren, ratusan orang juga berjaga. Petugas keamanan Al-Zaytun bahkan tampak menyiapkan sejumlah anjing.
”Kawat berduri itu untuk antisipasi. Semoga tidak ada pertemuan massa,” ujar Kepala Polres Indramayu Ajun Komisaris Besar Fajri Siregar.
Kedua massa yang dimaksud adalah dari pihak Al-Zaytun dan Forum Solidaritas Dharma Ayu (FSDA). Forum itu terdiri atas beberapa lembaga, seperti GIBAS, LSM Penjara, dan Forum Peduli Indramayu.
Dalam surat pemberitahuan aksi yang diterima Polres pada Senin lalu, FSDA berencana menggelar unjuk rasa pukul 10.00 dengan jumlah massa 10.000 pasang kaki. Adapun tuntutan massa aksi adalah tutup dan ungkap aliran dana Al-Zaytun, tangkap Panji Gumilang, dan usut tuntas dugaan penguasaan lahan negara oleh Al-Zaytun.
Fahri tidak menampik adanya potensi kedua massa bertemu dalam aksi itu. Oleh karena itu, disiagakan 1.200 personel dari Polres Indramayu, Polres Kuningan, Polres Majalengka, hingga Polda Jabar. ”Kami sudah punya SOP (prosedur standar operasi) untuk pengendalian massa. Ada aturannya,” ungkapnya.
Prosedur pengendalian massa, kata Fahri, memiliki sejumlah tahapan, mulai dari negosiasi kedua pihak hingga pengerahan petugas dalmas. Polisi yang berjaga pun telah memakai rompi, tameng, tongkat, dan gas air mata. Polisi juga menyiapkan mobil water canon untuk membubarkan massa jika berujung ricuh.
Hingga kini, Fahri menyebut, kondisi masih kondusif. Adapun massa FSDA belum datang ke Al-Zaytun. Mereka rencananya berkumpul di Alun-alun Haurgeulis dan sekitarnya sebelum menuju titik aksi. Polisi juga telah menyiapkan beberapa titik penjagaan untuk mengantisipasi adanya massa dari luar FSDA.
Sejauh ini, polisi belum menerima adanya info penambahan massa dari FSDA. Menurut Fahri, sebanyak 1.200 personel dan ketersediaan peralatan sudah cukup menangani aksi itu. ”Kami sudah komunikasi dengan kedua belah pihak. Kami mengimbau untuk tetap kondusif. Tim teknis yang diskusi dengan Al-Zaytun,” ujarnya.
Unjuk rasa di depan Ma’had Al-Zaytun kali ini merupakan yang kedua setelah aksi pada Kamis (15/6/2023) oleh Forum Indramayu Menggugat. Adapun tuntutan massa aksi saat itu adalah usut tuntas dugaan ajaran tak lazim di Al-Zaytun, usut tuntas kepemilikan tanah di pesantren, hingga penghentian pembuatan dermaga khusus.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan telah menugaskan tim investigasi dari Pemprov Jabar untuk mencari fakta ke pihak Al-Zaytun. Tim mulai bekerja sejak Selasa (20/6/2023) hingga tujuh hari ke depan. ”Saya meminta pihak Pesantren Al-Zaytun untuk kooperatif dan memberikan jawaban seluas-luasnya,” ujarnya melalui keterangan tertulis.
Di bagian dalam pesantren, ratusan orang juga berjaga. Petugas keamanan Al-Zaytun bahkan tampak menyiapkan sejumlah anjing.