INDRAMAYU, KOMPAS – Kepolisian Resor Indramayu menyelidiki penyebab tewasnya dua santri Pondok Pesantren Mahad Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Keduanya diduga meninggal dunia akibat tenggelam di kolam ikan pesantren.
Kedua korban ialah Alfian Sidik (14) dan Nurcahyo Pangestu (14). Mereka santri kelas 8 Madrasah Tsanawiyah Al Zaytun.
“Kami masih menyelidiki penyebab meninggalnya kedua korban,” ujar Kepala Kepolisian Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Eko Sulistyo Basuki di Indramayu, Senin (6/3).
Kejadian itu bermula saat tujuh santri Madrasah Tsanawiyah Al Zaytun berenang di kolam ikan Al Kautsar, Sabtu (4/3) pukul 14.00. Sebelumnya, para santri sedang mengikuti latihan pramuka yang terhenti akibat cuaca buruk. Namun, Sabtu sore, petugas keamanan meminta santri keluar dari kolam dan kembali ke asrama. Saat itu, tidak ada yang curiga tentang keberadaan Alfian dan Nurcahyo.
Baru pada Minggu (5/3) sore, sejumlah santri menemukan Alfian dalam keadaan tidak bernyawa. Warga Tangerang, Banten, ini ditemukan mengambang di kolam tersebut. Pada pukul 21.00, giliran tubuh Nurcahyo ditemukan mengapung di kolam itu.
Kedua korban lalu dievakuasi di Perkhidmatan Kesehatan Al Zaytun sebelum dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Losarang untuk dilakukan visum.
“Kedua korban diduga tidak bisa berenang dan tenggelam saat bermain di kolam tersebut,” ujar Eko.
Menurut Eko, orangtua kedua korban sudah menyatakan ikhlas atas meninggalnya anak-anak mereka. Namun, agar tidak menimbulkan praduga dan memperjelas penyebab meninggalnya korban, penyelidikan tetap dilakukan personel Polres Indramayu.
Abdul Halim, staf Administrasi Ponpes Al Zaytun, saat dihubungi, membenarkan peristiwa tersebut. “Pihak Ponpes, menurut Halim, menyerahkan pemeriksaan kasus ini pada Polres Indramayu.
“Peristiwa seperti ini baru pertama kali terjadi,” ujar Halim.