Putri Ariani tak merasa isi semestanya gelap gulita meski menjadi penyandang difabel netra. Lewat musik, ia menemukan kehidupan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·5 menit baca
Putri Ariani tak merasa isi semestanya gelap gulita meski menjadi penyandang difabel netra. Lewat musik, ia menemukan kehidupan. Rangkaian nada indah membantunya mengungkapkan perasaan kepada dunia. Bahkan, ia dituntun menuju panggung internasional melalui gubahan bebunyian ciptaannya yang memukau.
Dituntun pria berkemeja hitam, Putri berjalan menuju kibornya di lobi SMK Negeri 2 Kasihan, atau Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (11/6/2023). Lantas, ia mencari posisi duduk paling nyaman. Tangannya mulai menyentuh tuts hitam putih dari kibor yang ada di hadapannya.
Orang-orang yang hadir seketika tersihir. Semuanya fokus menyaksikan Putri yang tengah memainkan lagu ciptaannya berjudul ”Loneliness”. Beberapa waktu lalu, lagu itu cukup mengguncangkan publik. Itu terjadi ketika ia membawakannya dalam ajang America’s Got Talent di Amerika Serikat. Penampilannya diganjar golden buzzer oleh salah seorang juri yang paling sulit dipuaskan peserta kontes, yaitu Simon Cowell. Bahkan, Simon memintanya memainkan satu lagu lagi dalam kesempatan itu.
”Terima kasih banyak. Ini sedikit dulu saja ya. He-he-he,” ujar Putri tersipu setelah memainkan sepotong lagu ciptaannya itu, Minggu pagi.
Putri tak pernah menyangka bakal memperoleh golden buzzer. Itu menjadi tiket baginya untuk langsung melaju pada babak live show tanpa harus melalui babak eliminasi. Ia merasa sangat bahagia diberi kesempatan semacam itu.
Terlebih lagi, Putri telah menunggu lama agar bisa tampil dalam ajang tersebut. Pada 2018, ia sempat mendaftarkan diri untuk ikut audisi. Namun, tidak ada respons dari penyelenggara saat itu. Undangan audisi baru datang baginya tahun ini. Untuk itu, ia enggan menyia-yiakan kesempatan tersebut.
”Ini baru awal. Masih ada tahap-tahap selanjutnya. Masih ada live showand so on. Maka, Putri masih butuh support dari semuanya,” kata Putri.
Putri mengenal dunia musik sejak masih kanak-kanak. Kemampuannya mengolah vokal dan bermain piano dipelajari secara otodidak. Adapun kegandrungannya dalam bernyanyi mulai tampak ketika ia baru berumur dua tahun. Kedua orangtuanya berhasil menangkap potensi anaknya tersebut. Untuk itu, ia didorong untuk belajar vokal secara lebih serius saat usianya menginjak delapan tahun.
Pada 2014, kebolehan Putri dalam bernyanyi mendapat pengakuan dalam ajang Indonesia’s Got Talent. Ia memastikan diri keluar sebagai juara setelah tampil apik menyanyikan lagu ”My Heart Will Go on” dari Celine Dion.
Bukan sekadar ikut kejuaraan, Putri juga menciptakan lagu. Sejak 2018, ia telah merilis sejumlah lagu karyanya sendiri baik dalam bentuk singel maupun album. Lagu-lagu itu menjadi cara bagi Putri untuk mengungkapkan perasaannya.
Sekali waktu, tutur Putri, ia sempat direndahkan orang lain. Ia dicibir tak mampu menciptakan lagu sendiri. Ternyata, pengalaman itu justru ditulisnya menjadi sebuah lagu berjudul ”Loneliness”, yang belakangan dikagumi banyak orang.
”Saya ingin membuktikan kepada mereka semua kalau mereka salah. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa. Jadi, lagu ini tentang cara kita menerima. Bagaimana kita menerima kesalahan, menerima diri sendiri, dan tentang sesuatu yang baik itu belum tentu yang terbaik untuk kita,” kata Putri.
Untuk menciptakan lagu, Putri tak terlalu kaku. Entah nada atau lirik yang muncul lebih dahulu bukan jadi masalah baginya. Sebab, inspirasi bisa datang kapan saja. Ia selalu siap menulis lagu selama berada di dekat piano dan ponselnya. Adapun sejumlah musisi yang memberi pengaruh bermusik baginya antara lain David Foster, Bruno Mars, Justin Bieber, hingga Whitney Houston.
Kini, Putri masih duduk di bangku Kelas XI SMM Yogyakarta. Sekolah musik ditujunya karena ia ingin serius menggeluti karier sebagai musisi kelak. Pihaknya juga berencana untuk melanjutkan kuliah di Juilliard College of Music di Amerika Serikat jika nanti lulus dari sekolahnya.
Rasa cinta
Kegetolan Putri pada dunia musik didasari oleh rasa cinta. Menurut dia, musik adalah bagian hidup yang tak bisa dilepaskan baginya. Musik sudah menjadi seperti teman yang selalu ada baginya. Seolah-olah ia bisa menceritakan segala hal tentang hidupnya lewat musik.
”Musik itu seolah-olah berbicara sama Putri. When I realize music is talking to me, musik itu berbicara kepada Putri. Musik paling mengerti Putri. Di situlah Putri merasa music is a part of my life,” kata Putri.
Kepala SMM Yogyakarta Agus Suranto menyampaikan, sudah sewajarnya Putri menjadi inspirasi bagi seluruh anak bangsa. Ia menilai, capaian Putri ialah buah dari kerja kerasnya selama ini. Kebanggaan tidak hanya dirasakan oleh sekolah, tetapi juga semua warga Indonesia. Sebab, Putri mengharumkan nama negara di ajang internasional.
Ketika dia membuat lagu, seambil-ambilnya nada menjadi emas. Kenapa? Itu karena dia tidak mempunyai memori visual. Alamnya hanya audio dan musik. Dia bisa mengungkapkan berbagai perasaan lewat nada-nada yang dirangkainya. (Agus Suranto)
Kekaguman Agus terdapat pada daya kreatif Putri. Keterbatasan fisik justru membuat imajinasi musikal Putri seakan tanpa batas. Lebih-lebih Putri memosisikan musik sebagai bagian dari hidupnya. Oleh karena itu, semua karya ciptaan Putri selalu mampu berbicara secara jujur. Tanpa ada upaya menutup-nutupi.
”Ketika dia membuat lagu, seambil-ambilnya nada menjadi emas. Kenapa? Itu karena dia tidak mempunyai memori visual. Alamnya hanya audio dan musik. Dia bisa mengungkapkan berbagai perasaan lewat nada-nada yang dirangkainya,” ungkap Agus.
Agus berprinsip semua anak memiliki keunikan masing-masing. Untuk itu, pembelajaran yang berlangsung di sekolahnya disesuaikan dengan karakteristik setiap siswa. Para guru didorong berpikir kreatif pula demi perkembangan para siswa.
Ismawan Kurnianto, ayah Putri, mengungkapkan, ia bakal mendukung penuh segala keputusan anaknya dalam bermusik. Ia hanya bisa berusaha memberikan fasilitas terbaik, mulai dari soal pendidikan hingga pengembangan bakat. Diyakininya, dukungan itulah yang bakal membuat putrinya menjadi pribadi yang kuat.
Semua anak memiliki keistimewaan. Hal serupa berlaku bagi Putri. Meski harus kehilangan penglihatan sejak berusia tiga tahun, ia mampu menorehkan prestasi gemilang. Golden buzzer dari America’s Got Talent hanyalah titik awal. Masih ada jalan panjang yang mesti ditempuh Putri dalam karier bermusiknya.
”Yang paling penting menurut saya bukan euforia di America’s Got Talent. Semoga apa yang terjadi itu menjadi rentetan dari masa depan Putri,” kata Ismawan.