Inspirasi dari Putri Ariani, Peraih ”Golden Buzzer” America’s Got Talent
Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi Putri Ariani meraih prestasi berkelas dunia. Keberhasilannya menginspirasi banyak pihak.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·5 menit baca
Putri Ariani membuka mata publik dengan suara emasnya. Keterbatasan tidak dijadikan penghalang untuk meraih prestasi tingkat internasional baginya. Keberhasilannya justru menginspirasi banyak pihak agar terus gigih berusaha demi mencapai puncak tertinggi berprestasi. Keteladanan berbentuk sikap ramah dan rendah hati juga senantiasa dijaga.
Gesekan biola mengalun pelan di Ruang Praktik Musik, SMK Negeri 2 Kasihan, atau Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (9/6/2023) siang. Lama-lama gesekan itu semakin cepat. Sesekali gesekan biola terhenti gegara salah memencet nada. Lalu, permainan biola diulang kembali sampai komposisi yang dimainkan terdengar rapi.
Francis Denada Artista (16) merupakan sosok yang memainkan biola tersebut. Latihan musik individu sepulang sekolah biasa dilakukannya. Ia semakin termotivasi berlatih setelah mendengar kabar mengenai salah seorang kakak kelasnya, Putri Ariani, yang baru saja mendapat golden buzzer ketika mengikuti audisi America’s Got Talent.
Dalam audisi tersebut, Putri membawakan lagu ciptaannya sendiri berjudul ”Loneliness”. Penampilan itu membuat salah seorang juri yang dikenal paling keras, Simon Cowell, terkesima. Bahkan, Simon meminta penyandang difabel netra tersebut untuk membawakan satu lagu lagi.
Aksi Putri pada ”panggung dunia” itu banyak diperbincangkan. Lebih dari itu, banyak warganet yang merasa ikut bangga atas pengakuan dunia terhadap Putri selaku musisi asal Indonesia. Tak terkecuali sesama murid di tempat Putri bersekolah seperti Denada.
”Pastinya, kami juga ingin bisa mencapai level dunia seperti Mbak Putri. Kami ikut terdorong biar semakin rajin berlatih. Kami kagum dengan beliau yang punya keterbatasan tetapi bisa meraih prestasi semacam itu,” ujar Denada.
Denada memang bukan teman dekat Putri. Namun, ia mengaku pernah beberapa kali duduk sebangku dengan Putri sewaktu ujian antarsemester. Ia menyebut, Putri sebagai sosok yang rendah hati. Padahal, Putri juga dikenal sebagai musisi yang punya banyak karya sejak sebelum masuk ke sekolah tersebut. Menurut dia, status musisi yang disandang Putri seolah enggan ditonjolkannya ketika bertemu dengan teman-teman satu sekolah.
”Dia ramah sekali. Tidak pernah membeda-bedakan orang. Tidak pernah membeda-bedakan teman. Semacam tidak ada sekat begitu kalau berteman,” kata Denada.
Hal serupa diungkapkan teman dekat Putri, yang juga bersekolah di SMM Yogyakarta, yakni Talitha Riris (17). Ia merasa sering dibantu Putri dalam berbagai mata pelajaran. Bagi dia, Putri adalah sosok yang juga pintar secara akademik. Tidak hanya dalam keterampilan bermusik. Untuk itu, hampir setiap ada tugas kelompok, ia selalu berada satu kelompok dengan sahabatnya tersebut.
Dari segi musikal, ujar Talitha, Putri memiliki keunggulan berupa pendengaran yang peka. Kepekaan itu ditunjukkan dalam pelajaran ”solfegio” atau menebak nada. Ketepatan Putri ketika menebak nada selalu akurat.
”Pendengaran dia bagus banget. Dia punya pendengaran yang tajam. Terlebih lagi dia main pianonya keren. Saya sering dibantu belajar main piano untuk mata pelajaran piano wajib,” tutur Talitha.
Talitha dan Putri juga sering mengobrol tentang banyak hal setiap harinya. Bahasannya terentang soal keluarga hingga karier bermusik Putri. Sebab, Putri kerap tampil di luar kota di sela-sela kesibukannya sebagai pelajar.
Lebih lanjut, Talitha mengaku, teman dekatnya itu pun acapkali menceritakan kepadanya jika akan berpergian ke luar kota. Tak terkecuali sewaktu Putri bakal melawat ke Amerika Serikat untuk mengikuti audisi America’s Got Talent. Meskipun saat itu, Putri tak memberitahukan secara mendetail soal apa yang akan dilakukannya di negara tersebut.
”Waktu itu bilang hanya mau ke Amerika. Saya tidak tahu dia pergi ke sana dalam rangka apa. Cuma bilang, ada job rahasia. Setelah tahu seperti ini, sebagai teman juga saya bangga banget,” kata Talitha semringah.
Sementara itu, Wali Kelas XI B SMM Yogyakarta Ema Putri Yuwana menyebut, Putri sebagai murid yang cerdas dan berwawasan luas. Menurut dia, Putri selalu bisa berpikir melampaui teman-teman sebayanya. Pemikiran-pemikiran tersebut disampaikan Putri sewaktu pelajaran tanpa rasa malu-malu. Ia mengapresiasi, kepercayaan diri Putri yang tetap terjaga.
Di sisi lain, kata Ema, Putri memiliki kemauan belajar yang tinggi. Itu bisa dilihat dari instrumen pilihan Putri, yaitu flute. Alat musik itu sama sekali belum dikuasai Putri ketika masuk ke sekolah tersebut. Kegigihan Putri dalam mempelajari alat musik baru juka dikenal tinggi.
”Jadi dia dari awal mendaftarkan ke sekolah ini sudah bisa vokal dan piano. Dia pilih instrumen yang memang dia belum bisa. Jadi penguasaan instrumennya bisa semakin luas di sini. Itu bukan berarti meninggalkan dua instrumen lain yang sudah dia kuasai sebelumnya,” kata Ema.
Ema menambahkan, tanggung jawab Putri sebagai seorang murid juga boleh dibilang istimewa. Kendati sibuk, Putri tidak pernah absen mengumpulkan tugas dan mengikuti ulangan harian. Sebelum bepergian ke luar kota, kata Ema, Putri selalu merampungkan tugas-tugas sekolahnya terlebih dahulu. Bukan masalah bagi Putri untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut ketika berada di bandara atau dalam mobil.
”Saya harap, Putri bisa meraih prestasi yang lebih banyak lagi. Seperti yang dinyatakan di atas panggung AGT (America’s Got Talent), dia mau melanjutkan di Julliard College of Music. Saya harap dia benar-benar masuk di sana. Saya yakin dia bisa,” kata Ema.
Kepala SMM Yogyakarta Agus Suranto tak menyangka penampilan Putri bakal begitu dahsyat di panggung kelas dunia. Menurut dia, semua capaian itu menjadi hasil kerja keras Putri selama ini. Pihaknya pun tak bisa mengungkapkan lagi kekagumannya atas penampilan tersebut dengan kata-kata.
”Ini sesuatu yang sangat berharga dan menjadi spirit bagi kita semua. Kami hanya bisa ikut bersyukur, bangga, dan terharu. Tidak ada kata-kata lain. Kebanggaan juga bukan hanya milik SMM, melainkan juga seluruh Indonesia. Itu yang utama,” kata Agus.
Agus mengungkapkan, sekolah yang dipimpinnya tidak pernah membeda-bedakan murid. Semua murid dipandang memiliki keunikan dan keunggulannya masing-masing. Oleh karena itu, Putri yang tergolong sebagai difabel netra juga dipandang setara dengan murid lainnya. Justru guru yang diminta menyesuaikan metode belajar sesuai kemampuan murid masing-masing.
Keunggulan Putri, kata Agus, berupa kemampuan menciptakan lagu. Beberapa kali Agus dimintai Putri untuk mengomentari lagu ciptaan muridnya tersebut. Namun, ia tak mengingat persis dari judul lagu yang pernah dipamerkan Putri kepadanya. Menurut dia, Putri selalu bisa menciptakan lagu dengan jujur. Ia menilai, keterbatasan Putri dalam melihat malah menjadi senjata ketika membuat lagu.
”Ketika dia membuat lagu, seambil-ambilnya nada menjadi emas. Kenapa? Itu karena dia tidak mempunyai memori visual. Alamnya hanya audio dan musik. Dia bisa mengungkapkan berbagai perasaan lewat nada-nada yang dirangkainya,” ujar Agus.