Kekurangan Sapi Kurban di Sidoarjo Diprediksi Capai 5.000 Ekor Tahun Ini
Kebutuhan sapi kurban di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Idul Adha tahun ini diprediksi mencapai 7.000 ekor. Namun, hanya 2.000 ekor yang bisa dipenuhi peternak lokal sehingga ada kekurangan 5.000 ekor.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kebutuhan sapi kurban di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Idul Adha tahun ini diperkirakan mencapai 7.000 ekor. Dari kebutuhan tersebut, hanya 2.000 ekor yang bisa dipenuhi peternak lokal. Kekurangan sapi kurban sekitar 5.000 ekor diharapkan bisa dicukupi pedagang dari luar daerah.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Eni Rustianingsih menyatakan optimistis kekurangan pasokan sapi kurban itu bisa dipenuhi. Dia menyebut, setiap tahun, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo membuka ruang bagi pedagang dari luar daerah, terutama sentra peternakan sapi, untuk membuka lapak di kabupaten itu.
”Berdasarkan surat permohonan pemasukan hewan ternak kurban, saat ini sudah ada 4.500 sapi dari luar daerah yang siap masuk ke Sidoarjo,” ujar Eni, Jumat (9/6/2023).
Eni menambahkan, untuk kebutuhan hewan kurban jenis kambing dan domba, diperkirakan dapat dipenuhi oleh peternak lokal. Berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, total populasi domba di Sidoarjo saat ini mencapai 39.000 ekor, sedangkan populasi kambing 35.000 ekor.
Untuk memastikan ternak itu dalam kondisi sehat, Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Para peternak juga sudah mendapatkan sosialisasi tentang tata cara perawatan ternak yang baik dan diminta menjaga kebersihan kandang secara rutin untuk meminimalkan penularan penyakit.
Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Tony Hartono menambahkan, ancaman penyakit pada hewan ternak yang berkembang saat ini adalah penyakit mulut kuku (PMK) serta lumpy skin disease (LSD). Terkait hal itu, upaya pencegahan terus dilakukan dengan menggencarkan vaksinasi LSD pada ternak yang sehat.
Jumlah sapi yang terjangkit LSD di Sidoarjo hingga saat ini 251 ekor. Namun, kondisinya sudah banyak yang sembuh. Untuk mengendalikan sebaran penyakit, Tony menyebut, petugas telah memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak, terutama dari luar daerah.
”Hewan ternak yang diizinkan masuk Sidoarjo harus mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal. Sapi yang akan dijual setidaknya juga sudah pernah divaksin PMK,” kata Tony.
Upaya mengendalikan sebaran LSD dan PMK juga ditempuh dengan menyemprotkan cairan disinfektan secara rutin pada kandang dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, peternak juga diingatkan agar menerapkan biosecurity (keamanan hayati), terutama pada aktivitas keluar masuk kandang.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya di peternakan di Sidoarjo, Kamis (8/6/2023), mengatakan, menjelang Idul Adha, stok hewan kurban di wilayahnya masuk dalam kategori aman, sehat, baik, dan cukup.
”Yang dimaksud aman tidak hanya bebas PMK dan LSD, tetapi juga telah memenuhi syarat hewan kurban, seperti giginya sudah tanggal (poel) dan tidak dalam keadaan sakit,” ucap Khofifah.
Dia memaparkan, stok sapi di Jatim yang siap dijadikan hewan kurban sebanyak 1.003.700 ekor. Sementara itu, kebutuhan sapi kurban hanya 56.851 ekor sehingga terjadi surplus dalam jumlah besar, yakni lebih dari 900.000 ekor.
Adapun ketersediaan hewan kurban jenis kambing di Jatim mencapai 729.600 ekor. Jumlah tersebut melebihi kebutuhan untuk hewan kurban tahun ini yang diprediksi 211.951 ekor. Dengan demikian, terdapat surplus kambing 517.469 ekor.
Selain sapi dan kambing, hewan kurban yang juga banyak dicari masyarakat Indonesia adalah domba. Di Jatim, total ketersediaan domba yang masuk kriteria hewan kurban saat ini mencapai 277.000 ekor. Sementara itu, kebutuhan untuk kurban hanya 35.291 ekor sehingga terjadi surplus 241.709 ekor.
Untuk kerbau, ketersediannya mencapai 4.250 ekor. Namun, kebutuhan kurban tahun ini di Jatim diprediksi hanya 13 ekor sehingga terjadi surplus 4.237 ekor.
”Untuk Idul Adha tahun ini proyeksi kebutuhan hewan kurban Jatim sebanyak 483.859 ekor. Alhamdulillah di Jatim semua dalam kondisi cukup, bahkan surplus, baik untuk sapi, kambing, domba, maupun kerbau,” ujar Khofifah.
Stok sapi di Jatim yang siap dijadikan hewan kurban 1.003.700 ekor.
Salah satu peternak di Sidoarjo, Aditya, mengatakan, permintaan hewan kurban mulai naik dan diperkirakan mencapai puncaknya pada dua pekan menjelang Idul Adha. Kenaikan harga hewan hidup mencapai Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per kilogram (kg).
”Untuk sapi, misalnya, saat ini Rp 90.000 per kg dan akan naik menjadi Rp 100.000 per kg hingga Rp 105.000 per kg timbang hidup. Saat ini masih ada waktu bagi peternak menambah berat badan ternaknya agar bisa mendapatkan harga terbaik saat Lebaran nanti,” tutur Aditya.
Tahun ini, Aditya menyatakan telah menyiapkan 100 sapi serta 250 kambing dan domba untuk memenuhi kebutuhan kurban. Harga sapi ditentukan oleh berat badannya. Sebagai gambaran, untuk sapi jenis limosin dengan berat sekitar 100 kg ditawarkan dengan harga Rp 80 juta per ekor.