Jumlah Pengunjung di Pelataran Candi Borobudur Saat Waisak Melebihi Kuota
Jumlah pengunjung di pelataran Candi Borobudur saat puncak perayaan Waisak lalu ternyata melebihi kuota yang ditetapkan. Kondisi itu akan menjadi bahan evaluasi agar kenyamanan pengunjung Candi Borobudur tetap terjaga.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Jumlah pengunjung di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada puncak perayaan Waisak, Minggu (4/6/2023) lalu, melebihi batasan maksimal yang ditetapkan, yakni 4.500 orang per hari. Kondisi itu akan menjadi bahan evaluasi agar kenyamanan pengunjung Candi Borobudur tetap bisa terjaga.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, banyaknya orang saat perayaan Waisak itu membuat sebagian pengunjung terpaksa tidak diizinkan masuk untuk mengikuti perayaan di Zona 1 Taman Wisata Candi Borobudur.
Sebagian umat Buddha terpaksa ditampung di tenda di Taman Lumbini yang masuk Zona 2 Taman Wisata Candi Borobudur. ”Waktu itu, tenda di Taman Lumbini bahkan menampung hingga 1.500 orang,” ujar Jamal, Rabu (7/6/2023).
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu lalu, umat Buddha yang datang ke pelataran Candi Borobudur harus duduk dengan jarak sangat dekat dengan orang lain. Padahal, pada hari itu, Zona 1 Taman Wisata Candi Borobudur, yakni pelataran dan bangunan candi, ditutup bagi kunjungan wisata untuk memfasilitasi perayaan Waisak.
Sementara itu, Zona 2 Taman Wisata Candi Borobudur sebenarnya tidak ditutup untuk kunjungan wisata pada hari tersebut. Namun, pada Minggu pagi hingga sore, jumlah pengunjung di zona itu terpantau hanya sedikit, yakni sekitar 1.000 orang.
Keramaian di Zona 2 justru baru terjadi pada Minggu malam saat acara pelepasan lampion. Saat itu, terdapat 2.567 lampion yang dilepaskan.
”Jumlah orang yang menonton pelepasan lampion di Taman Lumbini sekitar 5.000 orang,” kata Jamal. Pengunjung yang datang untuk menonton pelepasan lampion juga harus membayar tiket masuk kunjungan.
Subkoordinator Museum dan Cagar Budaya Unit Warisan Dunia Borobudur Wiwit Kasiyati mengatakan, jumlah orang di pelataran Candi Borobudur dibatasi maksimal 4.500 orang dalam sehari. Pembatasan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan saat orang berkunjung atau beribadah, seperti pada puncak perayaan Waisak.
Untuk membatasi jumlah pengunjung yang masuk saat perayaan Waisak, Wiwit menyebut, umat Buddha dan pengunjung lain harus mengenakan kartu identitas tertentu agar bisa masuk. Namun, seleksi berdasarkan kartu identitas itu ternyata tidak bisa benar-benar membatasi jumlah pengunjung yang hadir.
”Pada Minggu pagi, dari pandangan mata saja, kami bisa memperkirakan jumlah pengunjung yang penuh sesak di pelataran candi mencapai lebih dari 4.500 orang,” ujarnya.
Menurut Wiwit, jumlah pengunjung yang melebihi kuota itu akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan acara di kompleks Candi Borobudur ke depan. Dia menyebut, pembatasan jumlah pengunjung di pelataran candi tetap harus diterapkan untuk menjaga kenyamanan semua pihak.
Jumlah orang yang menonton pelepasan lampion di Taman Lumbini sekitar 5.000 orang.