180 Hektar Terdampak, Kebakaran Hutan Gambut di Pesisir Selatan Mulai Padam
Kebakaran hutan gambut di Kecamatan Silaut, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, sebagian besar mulai padam. Adapun kepolisian setempat tengah menyelidiki penyebab kebakaran.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kebakaran hutan gambut di Kecamatan Silaut, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, sebagian besar mulai padam. Total lahan terbakar diperkirakan sekitar 180 hektar di tiga titik. Adapun kepolisian setempat melakukan penyelidikan penyebab kebakaran.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Doni Gusrizal, Senin (29/5/2023), mengatakan, setidaknya ada tiga titik kebakaran terpantau di satelit pada Minggu (28/5/2023) siang. Titik tersebut berada di daerah Pasir Janjang, Pinang Sebatang, dan areal perusahan kelapa sawit PT SJAL.
”Untuk yang di Pasir Janjang sudah padam pada Minggu siang berkat kerja keras tim gabungan di lapangan. Sabtu (27/5/2023) malam memang masih ada api, tetapi sudah menurun. Minggu siang sudah padam. Apalagi sorenya, kan, ada gerimis,” kata Doni.
Doni melanjutkan, dua titik api lainnya masih ada api. Namun, dari analisis Kesatuan Pengelola Hutan Provinsi (KPHP) setempat, apinya diperkirakan segera padam, terutama dengan adanya cuaca mendung dan gerimis. Selain itu, bahan bakar di dua titik tidak banyak.
”Beda dengan titik pertama, banyak bahan bakarnya karena memang kayu hutan,” ujarnya.
Dua titik ini diperkirakan apinya tidak akan bertahan lama karena di lokasi bahan bakarnya menipis. Apalagi di Pinang Sebatang, seperti pulau saja, mudah-mudahan tidak merembet ke mana-mana.
Kebakaran ini diperkirakan akibat masyarakat membuka lahan baru. Mungkin akan dijadikan kebun sawit.
Menurut Doni, luas areal yang terbakar di tiga titik tersebut diperkirakan 180 hektar. Rinciannya, 120 hektar di Pasir Janjang, kemudian 20 hektar dan 40 hektar di dua titik lainnya.
Memanfaatkan kemarau
”Kami mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar saat musim kemarau ini. Kadang-kadang masyarakat memanfaatkan kemarau ini untuk membuka lahan dengan membakar. Dampak asapnya tidak dipikirkan,” katanya.
Kecamatan Silaut merupakan daerah paling selatan Provinsi Sumbar yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Pusat kecamatan ini berjarak 170 kilometer dari Painan, ibu kota Pesisir Selatan, dan sekitar 260 kilometer dari Kota Padang, ibu kota Sumbar.
Adapun kawasan yang kebakaran merupakan hutan gambut dan lahan masyarakat. Lokasi kebakaran di Pasir Janjang bersebelahan dengan lahan perkebunan sawit milik PT Sapta Sentosa Jaya Abadi.
”Kebakaran ini diperkirakan akibat masyarakat membuka lahan baru. Mungkin akan dijadikan kebun sawit. Daerah Silaut ini memang kawasan perkebunan kelapa sawit,” ujar Doni, Jumat (26/5/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Sumbar Yozarwardi Usama Putra, Jumat lalu, mengatakan, sebagian areal yang kebakaran merupakan hutan gambut yang diperkirakan masuk kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK).
”Kami masih fokus ke pemadaman. Tetapi, ada kemungkinan kebakaran itu karena unsur kesengajaan. Yang jelas, cuaca, kan, panas pengaruh El Nino, ada bahan bakaran, ada sumber api, maka terbakarlah,” kata Yozarwardi.
Yozarwardi menjelaskan, titik panas (hotspot) di Pesisir Selatan mulai terpantau pada 22 Mei 2023 sebanyak tiga titik. Dinas kehutanan memerintahkan kepada petugas kesatuan pengelolaan hutan (KPH) setempat untuk mengecek ke lapangan dan menemukan titik api.
Tim gabungan pun dikerahkan memadamkan api dengan pompa apung, mulai dari Satgas Karhutla Dishut Sumbar, Manggala Agni Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla Wilayah Sumatera, BPBD Sumbar dan Pesisir Selatan, TNI, Polri, karyawan PT Sapta, hingga lainnya.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Lunang Silaut Ajun Komisaris Advianus, Senin (29/5/2023), mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan penyebab kebakaran. Sekitar empat saksi diperiksa dari unsur masyarakat sekitar lokasi.
”Para saksi yang kami mintai keterangan tidak tahu siapa pelakunya. Jadi, belum mengarah kepada siapa pun. Sekarang fokus ke pemadaman dulu, sambil berjalan, kami melakukan penyelidikan,” katanya.
Advianus menambahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dishut Sumbar untuk proses penyelidikan. Sebab, lokasi yang mengalami kebakaran merupakan kawasan HPK yang merupakan wewenang Dishut Sumbar.