Listrik Kawasan Industri Padam, Galangan Kapal di Batam Lumpuh
Industri galangan kapal di Batam lumpuh akibat pemadaman listrik bergilir selama sembilan hari terakhir. Pengusaha mengeluhkan kerentanan listrik di Batam yang tak kunjung teratasi.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pengusaha industri galangan kapal mengeluhkan pemadaman listrik bergilir selama sembilan hari terakhir untuk kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau. Pemadaman listrik membuat industri galangan kapal lumpuh. Padahal, saat ini, industri tersebut sedang menggeliat kembali.
Ketua Harian Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) Novi Hasni Purwanti, Selasa (23/5/2023), mengatakan, pemadaman listrik bergilir itu terjadi sejak 15 Mei lalu. Dalam satu hari, rata-rata listrik padam selama delapan jam.
”Padahal, sekarang ini lagi tinggi-tingginya permintaan di galangan kapal, baik perbaikan kapal maupun pembuatan kapal. Di Batam ada sekitar 110 galangan, semua lagi full project,” kata Novi
Ia menuturkan, perusahaan-perusahaan galangan kapal di Batam tidak berada di dalam kawasan industri sehingga tidak memiliki pembangkit listrik sendiri. Oleh karena itu, jika listrik padam, masing-masing perusahaan tersebut harus menyewa genset.
Menurut Novi, padamnya listrik amat merugikan industri galangan kapal. Akibat listrik padam, pekerjaan jadi molor dan pengusaha harus membayar denda keterlambatan kepada klien. Selain itu, keterlambatan proyek juga dikhawatirkan bakal membuat pemilik kapal menjadi kapok memperbaiki dan membuat kapal di Batam.
”Yang paling pengusaha sesalkan itu PLN Batam tidak memberi tahu sejak jauh hari. Tanggal 15 Mei dikasih tahu dan hari itu juga langsung mati listrik. Menurut saya, itu sangat tidak profesional,” tutur Novi.
Sebenarnya, tahun lalu pengusaha galangan kapal sudah pernah melakukan pertemuan dengan PLN Batam untuk membahas masalah serupa. Novi menyebut, saat itu, para pengusaha telah meminta PLN Batam agar memberi tahu pemadaman sejak jauh hari supaya mereka dapat mengatur jadwal pekerja dan memberi tahu keterlambatan kepada klien.
”Kami bisa mengerti kalau mati listrik dadakannya hanya 2 jam per hari selama satu atau dua hari. Namun, kalau mati listrik sampai delapan jam per hari sampai lebih dari satu minggu, tentu kami butuh persiapan yang tidak sedikit,” papar Novi.
Penyebab
Dalam pertemuan dengan Badan Pengusaha (BP) Batam pada 15 Mei, Direktur Utama PLN Batam Muhammad Irwansyah mengatakan, pemadaman listrik bergilir dilakukan karena Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasam rusak. Selain itu, cuaca panas yang terjadi belakangan juga mengakibatkan lonjakan pemakaian listrik.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto menyatakan, infrastruktur pendukung investasi harus optimal untuk menjaga kenyamanan pelaku usaha. Oleh karena itu, dia meminta PLN Batam segera mengatasi persoalan listrik tersebut.
Menurut rencana awal, pemadaman listrik bergilir hanya akan dilakukan pada 15-21 Mei 2023. Namun, belakangan pemadaman diperpanjang lagi hingga 24 Mei. Novi mengatakan, para pengusaha galangan kapal amat berharap pemadaman bergilir dapat segera diakhiri.
”Batam adalah wilayah industri yang butuh daya listrik besar, PLN Batam seharusnya memahami hal ini dan mengantisipasi kendala-kendala yang muncul. Kalau soal cuaca panas, kan, pemerintah sudah memberi tahu jauh-jauh hari,” kata Novi.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan, PLN Batam seharusnya memiliki cadangan daya agar pasokan listrik tidak mudah terganggu. Menurut dia, padamnya listrik berdampak amat besar kepada kelangsungan industri di Batam.
”Bagaimana pun caranya, PLN Batam jangan sampai melakukan pemadaman. Itu pesan yang kami sampaikan saat bertemu perwakilan PLN Batam pada 19 Mei lalu,” ucap Rafki.
Kalau mati listrik sampai delapan jam per hari sampai lebih dari satu minggu, tentu kami butuh persiapan yang tidak sedikit.