Terbang ke Manado, Diharapkan Layanan Reguler Jeju Air Mulai September
Maskapai penerbangan Korea Selatan, Jeju Air, secara resmi melayani penerbangan ke Manado, Sulawesi Utara, mulai Jumat dini hari. Penerbangan carter ini membawa 169 penumpang dari Incheon.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Maskapai penerbangan Korea Selatan, Jeju Air, secara resmi melayani penerbangan ke Manado, Sulawesi Utara, mulai Jumat (19/5/2023) dini hari. Penerbangan carter ini membawa wisatawan dari Incheon yang akan berlibur selama tiga hari dua malam, tetapi diharapkan bisa segera diregulerkan pada September 2023.
Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2771 mendarat di landasan pacu Bandara Sam Ratulangi, Manado, pada dini hari, sekitar pukul 00.28 Wita. Kedatangannya disemarakkan dengan water salute, sebuah tradisi penyambutan pesawat terbang dengan semburan air dari meriam air sisi kanan dan kiri.
General Manager PT Angkasa Pura I untuk Bandara Sam Ratulangi Minggus Gandeguai mengatakan, penerbangan ini menggunakan pesawat Boeing 737-800 Next Generation. Pesawat berkapasitas 189 orang itu mengangkut 169 penumpang dari Bandara Internasional Incheon.
”Penerbangan Jeju Air yang malam ini landing adalah charter flight. Nanti malam, pesawat akan terbang kembali ke Incheon, lalu tanggal 21 Mei (Minggu) mendarat lagi di sini untuk bawa penumpang kembali ke Korea Selatan,” kata Minggus.
Menurut Minggus, kedatangan pesawat carter dari Jeju Air akan meningkatkan geliat pariwisata di Sulut yang masih terus berusaha untuk pulih. Momentum ini menunjukkan Manado siap untuk kembali menyambut wisatawan setelah pandemi Covid-19 mereda.
Kesiapan ini juga ditopang oleh peningkatan layanan di Bandara Sam Ratulangi yang, setelah renovasi, kapasitas terminalnya meningkat dari 2,6 juta menjadi sekitar 6 juta penumpang selama setahun. Bandara juga telah beroperasi 24 jam selama tujuh hari.
Karena itu, ia mendorong perusahaan jasa pariwisata di Sulut mampu berkoordinasi dengan perusahaan serupa di Korea Selatan untuk meregulerkan penerbangan ini. ”Saya harap, ke depan penerbangan Jeju Air ini bukan hanya charterflight, melainkan menjadi scheduled flight (penerbangan terjadwal),” ujar Minggus.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mengatakan, penerbanganan carter ini merupakan tahap awal realisasi nota kesepahaman (MoU) antara Gubernur Sulut dan pihak Jeju Air yang diteken di Seoul pada September 2022. Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
”Jadi, mereka hadir pertama dengan chartered flight. Itu yang datang 169 orang, termasuk di dalamnya bloger, influencer (pemengaruh), agen tour and travel, media, dan ada beberapa orang dari manajemen Jeju Air yang mau melihat potensi pariwisata di Sulut,” kata Henry.
Para penumpang itu dilayani oleh beberapa perusahaan perjalanan wisata, paling banyak di pusat-pusat selam (dive center). ”Tapi, ada juga yang lain selain dive center. Memang kita bebaskan di lapangan agar semua bisa kontribusi, jadi dampaknya bagus,” kata Henry.
Kendati demikian, Henry menyatakan, penerbangan perdana Jeju Air yang sifatnya carter ini hanya akan berlangsung kali ini. Menurut dia, ini adalah semacam uji coba untuk melihat animo publik di Korea Selatan. Dan, 169 penumpang dari kapasitas total 189 adalah sebuah pencapaian yang baik.
”Setelah ini, kami akan evaluasi. Mereka (Jeju Air) bilang ingin jadikan ini penerbangan reguler. Tinggal kita lihat nanti, apakah dimulai September atau Oktober tahun ini,” tutur Henry.
Manado sangat mungkin menjadi hub. Dari Manado ke Bali, misalnya, kalau (penerbangan) langsung hanya sekitar 1,5 jam. Bisa lebih nyaman karena tidak makan waktu terlalu panjang.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, Sulut dapat menjadi simpul penghubung antara Korea Selatan dan daerah-daerah lain di Indonesia. Sebab, waktu tempuh penerbangan dari Jeju ke Manado hanya sekitar lima jam, lebih singkat daripada ke Jakarta yang dapat memakan waktu lebih dari 11 jam.
”Manado sangat mungkin menjadi hub. Dari Manado ke Bali, misalnya, kalau (penerbangan) langsung hanya sekitar 1,5 jam. Bisa lebih nyaman karena tidak makan waktu terlalu panjang,” ujar Olly pada hari penandatanganan MoU di Seoul, September 2022.
Pada saat yang sama, Pemprov Sulut juga mempersiapkan pemulihan penerbangan carter dari China yang telah terhenti sejak awal 2020 ketika pandemi merebak. Henry menyatakan, rute dari China ditargetkan pulih pada Juli 2023 secara berangsur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) terus naik selama tiga bulan pertama 2023, yaitu dari 804 wisatawan pada Januari, 1.848 wisatawan pada Februari, kemudian melonjak ke 4.794 wisatawan pada Maret. Ini adalah capaian tertinggi secara bulanan selama periode 2021-2023.
Wisatawan asal China masih mendominasi kedatangan pada Maret 2023. Jumlahnya mencapai 3.713 orang atau 77,45 persen dari keseluruhan wisman. Wisatawan dari Jerman yang menempati posisi kedua pun jumlahnya kalah jauh, hanya 183 orang atau 3,82 persen dari keseluruhan.