Pengusaha Wisata Sulut Harapkan Kehadiran Wisatawan Mancanegara di Luar China
Para pelaku usaha pariwisata di Sulut berharap pemprov mampu mendatangkan wisatawan asing dari negara-negara selain China yang kini masih dilanda Covid-19.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Para pelaku usaha pariwisata di Sulawesi Utara berharap pemerintah provinsi mampu mendatangkan wisatawan asing dari negara-negara selain China yang kini masih dilanda Covid-19. Terdekat, penerbangan langsung dari Korea Selatan ke Manado akan segera diaktifkan.
Ketua Harian Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulut Leonard Parangan, Jumat (6/1/2023), menyatakan, para pelaku usaha selalu terbuka pada pasar dari negara mana pun. ”Asita tidak terbuka pada satu-dua negara saja. Kalau ada peluang, kami akan siap menyambut,” katanya.
Salah satu negara yang ia harapkan menjadi target pasar baru sektor pariwisata Sulut adalah Rusia. Ia terinspirasi oleh Bali yang selama ini berhasil menangkap peluang tersebut. Pada 2019, misalnya, sebanyak 143.211 orang dari 6,27 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang singgah di Bali adalah pemegang paspor Rusia.
Jumlah pelancong asal Rusia itu bahkan melampaui total wisman yang berkunjung ke Sulut pada tahun yang sama, yaitu 129.587 orang. Sulut dapat menangkap peluang itu mengingat keindahan pantai serta alam bawah laut Sulut bisa bersaing dengan Bali. ”Rusia adalah klien yang sangat potensial. Daya beli mereka luar biasa,” kata Leonard.
Sejak 2016, Sulut bergantung pada kedatangan wisatawan dari China. Jumlahnya setiap tahun mendominasi total pelancong asing. Pada 2019, sebanyak 115.293 wisman, atau 88,96 persen dari total kunjungan ke ”Bumi Nyiur Melambai”, berasal dari China.
Wisman dari Jerman berada di urutan kedua dengan 2.249 orang, disusul Amerika Serikat dengan 1.649 orang. Jumlah wisman dari negara-negara tetangga China di kawasan pasifik justru jauh lebih rendah, seperti Jepang (570 orang), Hong Kong (451 orang), Korsel (263 orang), Taiwan (133 orang), dan India (104 orang).
Menurut Leonard, angka tersebut merupakan hasil kerja sama Asita dengan pemerintah untuk mendatangkan wisatawan ke Sulut yang digadang-gadang sebagai gerbang Indonesia menuju kawasan Pasifik. Kini, peluang terbuka untuk pasar Korsel setelah Gubernur Sulut Olly Dondokambey menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan maskapai Jeju Air, September 2022.
”Pasar Korea Selatan ini terbuka karena adanya kedekatan petinggi-petinggi partai Pak Olly (PDI-P) dengan negara itu. Inilah yang dimanfaatkan beliau dan beliau berhasil membuka peluang. Saat pasar China tertutup, yang lain terbuka. Semakin banyak, sektor pariwisata kita pasti akan makin menggeliat,” katanya.
Namun, kata Leonard, Asita berharap pemerintah dapat mengatasi berbagai kendala yang menghadang kedatangan wisman. Pertama, tarif penerbangan domestik ke dan dari Manado sangat mahal. Harga tiket sekali jalan paling murah dari Bali atau Jakarta ke Manado, misalnya, mencapai Rp 2 juta, sedangkan rute Singapura-Manado hanya Rp 905.000.
Di samping itu, landasan pacu (runway) Bandara Sam Ratulangi sepanjang 2.650 meter lebih pendek daripada di Bandara Soekarno-Hatta, yang memiliki dua runway sepanjang 3.660 meter dan 3.000 meter, maupun Bandara Ngurah Rai dengan panjang 3.700 meter. ”Itu belum cukup untuk melayani pesawat berbadan lebar. Saat ini hanya untuk Airbus A320 atau Boeing 737,” kata Leonard.
Harga tiket sekali jalan paling murah dari Bali atau Jakarta ke Manado, misalnya, mencapai Rp 2 juta, sedangkan rute Singapura-Manado hanya Rp 905.000.
Maskapai Scoot yang melayani satu-satunya rute internasional di Bandara Sam Ratulangi, yaitu Manado-Singapura, tiga kali sepekan juga menggunakan Airbus A320-232 yang berbadan ramping. Belum diketahui pesawat jenis apa yang akan digunakan dalam penerbangan Jeju-Manado oleh Jeju Air yang merupakan maskapai berbiaya rendah.
Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mengatakan, rute Jeju Air tersebut masih dalam proses. Sebelumnya, direncanakan wisman dari Korea Selatan akan mulai tiba di Manado pada Desember 2022, tetapi belum terealisasi. ”Mudah-mudahan awal tahun ini sudah bisa dimulai,” katanya.
Henry menegaskan, pemprov membuka kedatangan wisatawan dari mana pun seluas-luasnya. Kendati begitu, ia menyatakan pemprov tidak mengganti fokus utamanya, yaitu wisman asal China. ”Wisatawan China sekarang sudah bisa masuk dari Singapura via Scoot atau dengan penerbangan domestik,” katanya.
Sepanjang 2022, data Bandara Sam Ratulangi menunjukkan peningkatan jumlah penumpang penerbangan internasional. Tercatat 23.669 penumpang tiba di Manado dengan 251 pesawat, sementara penumpang berangkat sebanyak 15.372 orang dengan 304 pesawat. Jumlah ini meningkat sekitar 70 persen dari periode yang sama tahun lalu.
General Manager Bandara Sam Ratulangi Minggus Gandeguai menyebut peningkatan pergerakan penumpang, baik domestik maupun internasional, meningkatkan optimismenya akan geliat bisnis dunia penerbangan. ”Dampaknya akan kita rasakan bersama, yaitu kebangkitan dari pandemi Covid-19,” katanya.
Terkait protokol kesehatan, ia menyatakan aturan yang lama masih berlaku, yaitu seturut Surat Edaran Satuan Tugas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2022 dan SE Kementerian Perhubungan Nomor 88 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Luar Negeri dengan Transportasi Udara pada Masa Pandemi Covid-19.