Seekor harimau sumatera mati setelah beberapa jam terperangkap jerat babi di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Seekor harimau sumatera mati setelah beberapa jam terperangkap jerat babi di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumbar mengevakuasi harimau untuk nekropsi.
Harimau tersebut terperangkap jerat babi di ladang warga Jorong V Tikalak, Nagari Tanjung Beringin, Kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman. Informasi itu diterima pusat panggilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar dari Kepala Polsek Lubuk Sikaping Inspektur Satu Yufrizal, Selasa (16/5/2023) pukul 09.00.
Selanjutnya, BKSDA Sumbar menurunkan tim Unit Penyelamatan Satwa Liar (Wildlife Rescue Unit/WRU) Seksi Konservasi Wilayah I ke lokasi untuk penanganan. Petugas menemukan harimau terperangkap jerat babi yang dipasang oleh pemilik ladang/kebun, Munawar (52).
”Harimau dalam kondisi lemas terjerat bagian leher dan kaki. Selanjutnya, kami evakuasi, datangkan dokter hewan setempat, dan siapkan kandang jepit. Namun, pukul 12.30, harimau dinyatakan mati. Selanjutnya, harimau kami evakuasi ke Padang untuk nekorpsi,” tutur Ardi Andono, Kepala BKSDA Sumbar, Selasa.
Ardi pun menyayangkan insiden terjeratnya Pathera tigris sumatrae ini. Ia mengimbau warga Sumbar agar tidak memasang jerat dengan alasan apa pun karena dapat membahayakan satwa yang dilindungi.
”(Orang yang melakukan itu) dapat dikenai sanksi sesuai Pasal 40 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya,” ujar Ardi. Ancaman hukumannya maksimal 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 juta.
Secara terpisah, dokter hewan Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi, Yoli Zulfanedi, yang melakukan pemeriksaan awal di lokasi, mengatakan, harimau ini betina, panjang dari hidung sampai pangkal ekor sekitar 2 meter, dan usia kurang dari dua tahun atau masih remaja.
”Berdasarkan pemeriksaan awal, penyebab utamanya lebih ke arah gagal pernapasan. Cuma, didukung pula dengan kondisi stres karena cuaca panas. Itu yang membuat harimau tidak bertahan. Tubuh harimau tidak ada luka karena jerat,” tutur Yoli.
Harimau dalam kondisi lemas terjerat bagian leher dan kaki.
Untuk memastikan penyebabnya, kata Yoli, mesti dilakukan nekropsi terhadap bangkai harimau. Petugas BKSDA Sumbar tengah membawa harimau itu ke Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang.