Atasi Tengkes, Desa di Temanggung Diminta Buat Dapur Umum Makanan Bergizi
Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meminta pemerintah desa membentuk dapur umum untuk menyuplai makanan bergizi bagi ibu hamil dan bayi di bawah lima tahun. Program ini dilakukan untuk mengendalikan tengkes.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah desa di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diminta menyiapkan dapur umum untuk menyuplai makanan sehat bagi semua ibu hamil dan anak-anak usia di bawah dua tahun. Upaya ini dilakukan untuk menjamin ketercukupan gizi dan mengendalikan angka stunting atau tengkes di Kabupaten Temanggung yang mencapai 28,9 persen.
Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, dapur umum itu dikoordinasi oleh tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dapur umum tersebut akan memberikan makanan sehat dan bernutrisi tinggi dengan cara diantarkan ke rumah-rumah warga.
Program pemberian makanan sehat dan bernutrisi tinggi itu dirancang dilakukan selama 90 hari. Akan tetapi, Khadziq memastikan, kegiatan tersebut akan terus dilakukan sebagai program berkelanjutan.
”Mengikuti perkembangan jumlah ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun yang pasti terus bertambah, program pemberian makanan tambahan ini akan terus kami lakukan,” ujar Khadziq saat ditemui di sela-sela acara kick off program bergerak bersama mengatasi tengkes di Alun-alun Temanggung, Jumat (12/5/2023).
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka tengkes di Kabupaten Temanggung mencapai 28,9 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding dengan prevalensi tengkes tingkat nasional yang mencapai 21,6 persen.
Khadziq memaparkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung berusaha keras untuk menekan angka tengkes menjadi 14 persen pada tahun 2024. Hal itu sesuai dengan target nasional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Untuk mengatasi masalah tengkes, kata Khadziq, Pemkab Temanggung mengalokasikan anggaran sebesar Rp 16,3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara itu, masih ada tambahan anggaran dari alokasi dana desa dari semua desa di Temanggung sebesar Rp 18 miliar.
Selain dengan pembentukan dapur umum, penanganan tengkes di Temanggung juga dilakukan dengan pemberian pil tambah darah untuk remaja putri, ibu hamil, serta ibu menyusui. Sejumlah program pencegahan pernikahan dini juga digalakkan karena pernikahan dini berisiko menghasilkan anak tengkes.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Intan Pandanwangi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 14 menu makanan sehat untuk dimasak di dapur umum di desa-desa. Makanan itulah yang nantinya akan diberikan kepada ibu hamil dan anak-anak yang berusia di bawah dua tahun.
Makanan tersebut akan diberikan setiap hari selama 90 hari dengan menu yang bervariasi. Dalam satu minggu, akan diberikan nasi dan lauk-pauk sebanyak satu kali. Sementara itu, pada enam hari lainnya akan diberikan kudapan.
Selain memberikan asupan makanan bergizi, Intan menyebut, upaya penanganan tengkes juga harus dibarengi dengan pencegahan pernikahan dini. Pasalnya, menurut dia, usia ibu yang belum cukup umur akan membuat janin yang dikandungnya tidak mendapat asupan gizi yang optimal.
”Karena ibu yang masih berusia anak juga membutuhkan asupan gizi untuk mendukung pertumbuhannya, maka setiap asupan yang masuk terbagi dua, separuh untuk ibunya dan separuh lainnya untuk janin,” ucap Intan.
Pengarah Satuan Tugas Stunting Kabupaten Temanggung Hary Agung Prabowo mengatakan, selain dipicu oleh pernikahan dini, kasus tengkes di Temanggung juga banyak dipicu oleh salah pengasuhan.
”Karena ditinggal bekerja oleh ayah dan ibunya, anak atau bayi yang ditinggal di rumah bersama pengasuh atau asisten rumah tangga kerap kurang mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkan. Pengasuh cenderung asal memberikan makanan, tidak memperhatikan kandungan nutrisi,” ujarnya.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka tengkes di Kabupaten Temanggung mencapai 28,9 persen.