25 Atlet Bertalenta Khusus Jalani Pelatnas di Semarang untuk Bertanding di Jerman
Sebanyak 25 atlet bertalenta khusus (penyandang disabilitas intelektual) menjalani pemusatan latihan nasional di Semarang.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 25 atlet bertalenta khusus yang berasal dari 17 provinsi di Indonesia memulai pemusatan latihan nasional di Semarang, Jawa Tengah, selama sebulan. Mereka menyiapkan diri untuk bertanding dalam Special Olympic World Games 2023 di Berlin, Jerman, pada 17-25 Juni mendatang. Sebanyak 9 medali emas ditargetkan dari 7 cabang olahraga yang diikuti.
”Kita dapat kuota 7 cabang olahraga, yaitu tenis meja, badminton, renang, atletik, senam ritmik, senam artistik, dan bowling. Kami menargetkan kalau bisa dapat 9 emas,” kata Ketua Umum Special Olympic Indonesia (SOIna) Warsito Ellwein di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Semarang, Jawa Tengah, Senin (8/5/2023).
Warsito menyampaikan, selama sebulan di Semarang, mereka akan berlatih, antara lain, di GOR Tri Lomba Juang dan Jati Diri serta khusus badminton di Djarum Kudus. Total rombongan atau delegasi dari Indonesia ada 42 orang, termasuk pelatih, ofisial, additonal staff, dan dokter. Adapun pada ajang sebelumnya, SOIna mengirimkan sekitar 100 atlet bertalenta khusus dan meraih 11 medali emas.
Menurut Warsito, segala persiapan dan keberangkatan ke Jerman pada Juni mendatang didanai dari sejumlah pihak secara gotong royong. Total dibutuhkan dana sekitar Rp 6 miliar. Dana didapatkan dari dukungan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta dari malam penggalangan dana yang digelar di Jakarta.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menyampaikan, kementerian mendukung dana hingga Rp 3 miliar. ”Secara konkret, secara program, Kemenpora mendukung dari persiapan, juga pelatnas sampai keberangkatan sampai pendampingan di Jerman,” kata Dito.
Dito mengharapkan para atlet bertalenta khusus ini bisa bertanding dengan gembira dan optimal di Jerman sehingga bisa mengharumkan nama Indonesia. ”Untuk adik-adik bertalenta khusus ini prestasinya pasti bagus. Yang pasti bagaimana kita bisa membimbing mereka untuk berkarya untuk Indonesia, Merah Putih kita ini,” katanya.
Ditanya mengenai pendampingan ke depan, Dito menyampaikan, Kemenpora akan berusaha merangkul dan membina lebih banyak anak-anak bertalenta khusus ini. ”Namanya olahraga, kita melihat impact yang akan didapatkan, yaitu prestasi. Pasti ada ukurannya. Namun, yang harus diperhatikan di sini adalah bagaimana Kemenpora bisa membina dan merangkul anak-anak bertalenta khusus lebih banyak lagi untuk berkiprah di dunia olahraga, khususnya di SOIna ataupun di SOWG ini,” kata Dito.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam pembukaan pelatnas di YPAC menyampaikan, berdasarkan data, di Indonesia terdapat potensi sekitar 5,4 juta jiwa insan bertalenta khusus penyandang disabilitas intelektual. Untuk itu, diperlukan kehadiran pemerintah lewat kebijakan-kebijakan yang bisa mengakomodasi atau memfasilitasi mereka.
Atlet renang Alfian (20) dari Provinsi Bangka Belitung, didampingi pelatihnya, Aep Saepudin, menyampaikan, persiapan sudah dilakukan sejak enam bulan lalu. Alfian mengaku senang bisa terpilih dan mewakili Indonesia dalam ajang di Jerman pada Juni mendatang. ”Alhamdulillah senang. Semangat. Saya renang sejak kelas II SD, saya suka renang di kali (sungai),” kata Alfian, salah satu lulusan SMA luar biasa di Bangka Belitung.