Tercebur Sumur, Seorang Ibu di Jambi Kehilangan Dua Bayinya
Sambil menggendong bayi, seorang ibu berupaya menyelamatkan anaknya yang tercebur ke dalam sumur. Ketiganya berhasil dievakuasi petugas, tetapi kedua anak dalam kondisi meninggal.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Seorang ibu harus kehilangan anak balitanya setelah tercebur ke sumur sedalam 14 meter. Sumur yang terletak di dapur rumah itu tak memiliki dinding pagar di atas lantai sebagai pelindung.
Ibu tersebut, bernama Ides, tengah berada di dapur ketika mengetahui anaknya yang berusia 2,5 tahun, Qandra Azkana, tercebur ke dalam sumur, Rabu (3/5/2023) sekitar pukul 12.30 WIB. Karena bermaksud menolong anaknya, ia pun berupaya turun ke dalam sumur dengan berpegangan pada tali timba.
Diduga karena terlalu panik, Ides turun ke dasar sumur dalam kondisi masih menggendong bayinya yang bernama Kalanda. ”Bayi itu masih berusia 6 bulan dibawanya dalam gendongan,” ujar Mustari Afandi, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi.
Upaya Ides untuk menyelamatkan Qandra malah berujung petaka. Qandra tak terselamatkan. Begitu pula Kalanda. Penyebab bayi itu tewas belum dapat dipastikan, tetapi diduga karena benturan sewaktu sang ibu turun ke dalam sumur.
Kejadian jatuhnya bayi ke dalam sumur langsung diketahui oleh kakek dan nenek mereka. Sang nenek, Ruth, menghubungi nomor darurat Kota Jambi. Menjelang pukul 13.00 WIB, satu pleton petugas dinas itu berjumlah 20 orang tiba di lokasi kejadian yang berada di kawasan Pematang Sulur, Telanaipura.
Menurut Mustari, sumur tersebut tidak seperti sumur-sumur pada umumnya yang berdinding tinggi agar aman digunakan. Dinding sumur tersebut tidak dibangun sampai ke atas tetapi hanya sebatas lantai. Akibatnya, keberadaan sumur bisa dibilang membahayakan manusia. Terkhusus pada anak-anak akan mudah tercebur jika tidak hati-hati.
Dinding sumur tersebut tidak dibangun sampai ke atas, tetapi hanya sebatas lantai.
Sumurnya terbilang dalam dan sempit. Kedalamannya 14 meter dan diameternya tak sampai 1 meter sehingga untuk melihat ke bawah sulit karena gelap.
Ruth mengakui, keberadaan sumur biasanya hanya ditutup saja dengan triplek. Namun, ia tak menyangka kondisi itu menyebabkan kedua cucunya menjadi korban.
Untuk mengevakuasi para korban, petugas butuh waktu sekitar 2 jam. Petugas setempat, Kemas, menceritakan, air sumur mencapai ketinggian 1 meter. Kondisi dasar sumur sangat sempit, hanya berdiameter sekitar 50 cm. ”Sehingga, makin ke bawah, kondisi sumur makin menyempit,” tuturnya.
Satu per satu korban akhirnya berhasil dievakuasi. Evakuasi berakhir sekitar pukul 16.00. Petugas mendapati Qandra dan Kalanda dalam kondisi meninggal.
Mustari mengingatkan warga yang memiliki sumur dalam rumah untuk berhati-hati. Jangan sampai musibah serupa berulang kembali.