Dua Warga Mataram Kehilangan Nyawa Saat Berenang di Pantai Lombok Utara
Maiza Firdaus (16) dan Algifari (16) itu tewas terseret arus saat berenang di Pantai Setangi 3, Lombok.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Masyarakat di Nusa Tenggara Barat diminta mewaspadai potensi gelombang tinggi saat beraktivitas atau berwisata di kawasan pesisir.
Imbauan itu menyusul kejadian dua warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang tenggelam dan tewas saat berenang di Pantai Setangi, Desa Malaka, Kecamatan Lombok Utara, Selasa (25/4/2023) sore.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kantor SAR) Mataram Lalu Wahyu Efendi, Selasa malam mengatakan, dua warga tewas berasal dari Karang Genteng, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram. Mereka adalah Maiza Firdaus (16) dan Muh Algifari (16).
Wahyu mengatakan, kejadian itu bermula saat para pelajar Pondok Pesantren Islahuddin Kediri, Lombok Barat itu, berlibur di Pantai Setangi 3. Pantai tersebut berada sekitar 22,5 kilometer utara Mataram, ibu kota NTB.
Sekitar pukul 17.00 Wita, kedua korban bersama rekannya Kamil Adabi (16) berenang di pantai. Tidak lama berselang, kedua korban terseret arus.
Melihat kejadian tersebut, Kamil yang selamat pascakejadian, berusaha menyelamatkan rekannya. Namun, ia kesulitan karena ikut terseret ombak. Ia akhirnya meminta rekannya yang tidak ikut berenang untuk mencari bantuan.
Mendapat laporan, warga setempat dan pengunjung lain pantai tersebut mencari para korban. Maiza dan Algifari, berhasil ditemukan sekitar pukul 18.15 Wita dan dievakuasi ke puskesmas terdekat. Tetapi nyawa mereka tidak tertolong.
Kejadian yang menimpa Maiza dan Algifari menambah daftar korban tenggelam di NTB selama 2023. Pada Maret lalu, Nurmala Putri, bocah berusia delapan tahun, tenggelam saat berenang di Pantai Ketapang, Lombok Timur, Minggu (12/3/2023) sekitar pukul 17.00 Wita. Ia ditemukan tewas lima hari kemudian.
Pada Minggu (5/3/2023), Aminunsyah (18) asal Desa Parado Wane, Kabupaten Bima, hilang setelah terseret ombak di pantai Desa Lere. Tiga hari kemudian, Aminunsyah ditemukan tewas.
Sehari sebelumnya, Sabtu (4/3/2023), kapal pengangkut semen dan sembako Baruna Jaya juga dilaporkan tenggelam di perairan Lombok. Nakhoda dan enam anak buah kapal selamat dan berhasil dievakuasi ke Labuan Dadap, Lombok Timur.
Selain itu, pada Kamis (23/2/2023), perahu nelayan rusak di perairan Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Beruntung, tujuh nelayan berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
Pada Minggu (19/2/2023), wisatawan asal Amerika Serikat bernama Tysen R Cluff tewas saat menyelam pada kedalaman 21 meter di kawasan perairan Gili, Lombok Utara.
Menyikapi berulangnya kejadian warga yang meninggal saat berenang di pantai, I Gusti Lanang Wisnuwananda dari Hubungan Masyarakat Kantor SAR Mataram meminta masyarakat untuk waspada. Terutama saat beraktivitas di kawasan pesisir.
Gusti meminta warga memperhatikan kondisi cuaca, juga rambu-rambu yang ada. Termasuk menggunakan alat keselamatan.
Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid juga telah memberikan peringatan dini gelombang tinggi pada 25-26 April 2023.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Kadek Katriavi Karlina mengatakan, masyarakat diminta mewaspadai potensi tinggi gelombang yang mencapai dua meter. Lokasinya di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian Selatan, Selat Sape bagian Selatan, dan Samudra Hindia Selatan NTB.
”Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, agar selalu waspada,” kata Kadek.