Taj Yasin Berharap PPP Dukung Ganjar dalam Pemilu 2024
Dukungan terkait penunjukan Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI-P disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen. Yasin menilai, kepemimpinan Ganjar di Jateng baik dan layak diteruskan di tingkat nasional.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Wakil Gubernur Jawa Tengah sekaligus politisi Partai Persatuan Pembangunan, Taj Yasin Maimoen, mengaku senang dengan keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menunjuk Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Yasin berharap, partainya ikut mendukung Ganjar dalam Pemilihan Umum 2024.
Yasin telah mendengar kabar terkait keputusan PDI-P mengusung Ganjar pada Jumat (21/4/2023) siang. Sebagai orang yang sudah mendampingi Ganjar selama lebih dari empat tahun di Jateng, Yasin mengaku turut bangga.
”Saya yakin keputusan ini menunjukkan bahwa dari sekian banyak masyarakat Indonesia, Mas Ganjar adalah salah satu warga yang dianggap sebagai orang yang memiliki leadership. Kami berharap apa yang diajarkan beliau kepada kita di pemerintahan Jateng ini bisa diangkat dan dibawa ke ranah nasional, bisa ditularkan ke berbagai daerah, khususnya terkait integritas,” kata Yasin saat ditemui di Kota Semarang, Jateng, Sabtu (22/4/2023).
Yasin menilai, kinerja Ganjar dalam memimpin Jateng cukup baik. Yasin berharap partainya bisa turut bergabung mendukung pencalonan Ganjar. ”Akan tetapi, itu semua keputusan partai. Karena saya tidak masuk di kepengurusan partai, sebagai kader saya akan mengikuti saja,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengumumkan diusungnya Ganjar pada pilpres 2024 mendatang di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat. Megawati pun meminta seluruh kader di tiga pilar PDI-P untuk bergerak solid memenangi Pemilu 2024.
”Menetapkan, Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," ujar Megawati (Kompas.id, 21/4/2023).
Ganjar meyakini, keputusan yang diambil Megawati telah melalui proses yang sangat panjang. Ganjar pun menyebut, keputusan ini merupakan sebuah kehormatan bagi dirinya sebagai kader partai.
Siap bekerja sama
Setelah calon presiden dari PDI-P ditetapkan, sebagian masyarakat menunggu penetapan calon wakil presiden. Saat ditanya terkait sosok cawapres yang akan mendampinginya, Ganjar meminta masyarakat untuk bersabar. Ia meyakini, PDI-P sudah menyiapkan skenario-skenario untuk itu.
”Untuk nama (cawapres) saya belum tahu. Tapi kalau soal internal atau bukan, pasti PDI-P juga mempertimbangkan, karena negara ini terlalu besar kalau diurus sendiri. Maka, kerja sama dibutuhkan dengan elemen masyarakat khususnya partai-partai politik lain. Soal koalisi, tunggu sebentar lagi,” kata Ganjar dalam keterangannya, Sabtu.
Ganjar mengatakan, dirinya siap dipasangkan dengan siapa pun. Namun, ia berharap wakilnya adalah orang yang bisa diajak kerja sama dan memiliki visi dan misi yang sama dengannya.
”Kalau nama-nama banyak, tadi Pak Presiden Jokowi juga menyebutkan beberapa nama. Kalau saya dipasangkan dengan semua anak bangsa cocok, karena mereka orang Indonesia semua. Yang penting bisa bekerja sama dan satu visi,” imbuhnya.
Pengamat politik Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono, menyebut, Megawati belum mengumumkan wakil presiden karena masih menunggu keputusan dari partai politik lain untuk bergabung atau tidak. Namun, biasanya PDI-P akan mengisi calon wakil dari kalangan religius. Hal itu pernah dilakukan PDI-P pada Pemilu Presiden 2019 yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin dan pemilu gubernur 2018 yang mengusung Ganjar-Taj Yasin Maimoen. Dalam pengumuman Jumat, secara simbolis Megawati memasangkan kopiah kepada Ganjar dan menyinggung soal PDI-P merupakan partai nasionalis religius.
Teguh menambahkan, partai-partai akan menghitung ulang strategi mereka setelah adanya pengumunan capres dari PDI-P. Sejumlah partai yang belum punya figur kuat sebagai capres, seperti Golkar, PAN, dan PKB, dimungkinkan untuk bergabung ke PDI-P.
Kemungkinan Prabowo merapat ke PDI-P menjadi cawapres juga disebut Teguh ada. Sebab, Prabowo merupakan sosok yang unik. Meski sempat menjadi lawan politik Jokowi, Prabowo bersedia menjadi menterinya sebagai bagian dari pengabdian bagi negara. ”Saya rasa, Jokowi punya peran untuk ini. Misal, Jokowi bilang agar Prabowo mengabdi negara sebagai cawapres, kan, bisa juga,” ujarnya.
Jika Prabowo bersedia menjadi cawapres Ganjar, keduanya, disebut Teguh, berpeluang memenangi pemilu. Sebab, elektabilitas keduanya merupakan yang teratas saat ini.