Tindak kekerasan di Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (19/4/2023), viral di media sosial. Seorang pria menggunakan helm putih tampak menganiaya pemuda yang sebelumnya tampak tertekan dan meminta maaf kepadanya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Video kekerasan terhadap pengendara sepeda motor di Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (19/4/2023), viral di media sosial. Kepolisian membenarkan terjadinya peristiwa tersebut dan tengah mencari informasi sambil memburu pelaku kekerasan.
Peristiwa dalam video berdurasi sekitar 50 detik itu terjadi di sekitar Jalan Raya Sangkuriang, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat. Dua pengendara motor tampak berhenti dan berbicara. Salah satu pengendara yang mengenakan kemeja tampak dalam tekanan oleh pengendara yang mengenakan helm putih.
Pengendara berkemeja terlihat ingin meminta maaf sambil menyeka matanya, sementara lawan bicaranya menolak permintaan maaf tersebut. Pria yang menggunakan helm putih ini tampak bergeming dan tidak memberikan tangannya saat pemuda tersebut hendak mencium tangannya.
Tidak lama kemudian, video tersebut menunjukkan kondisi pemuda yang terkapar di pinggir jalan dengan kondisi kejang. Beberapa orang terdengar meminta pria dengan helm putih untuk menyudahi aksinya. Namun, lelaki tersebut lalu menjambak rambut pemuda yang tampak kejang tersebut.
”Mawa motor sangeunahna (bawa motor seenaknya),” ujar pengguna helm putih setelah menjambak pria yang telah terkapar itu. Dia pun lalu menengok ke arah jalan hingga durasi video ini berakhir.
Aksi ini pun tersebar di berbagai akun media sosial. Tidak hanya di Instagram, tindakan kekerasan di jalan ini pun tersebar di media sosial lainnya, seperti Twitter dan Facebook. Para warganet pun mengecam tindakan tersebut dan meminta kepolisian untuk segera menangkap pelaku.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi Ajun Komisaris Luthfi Olot Gigantara menyatakan, pihaknya telah melakukan pendalaman dan membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. Sebanyak dua saksi, yakni petugas keamanan Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang berada di dekat lokasi kejadian, juga telah dimintai keterangan.
Luthfi berujar, kesaksian yang ada menjadi langkah dalam menelusuri pelaku. Dengan bukti-bukti yang dikumpulkan, kepolisian mengejar pelaku yang saat kejadian menggunakan helm putih, rompi coklat, baju hitam, dan celana hitam itu.
Lingkungan yang permisif terhadap kekerasan dan pelanggaran hukum lainnya membuat aksi yang merugikan masyarakat ini tetap terjadi.
”Langkah kepolisian saat ini masih dalam tahap penyelidikan dan mengumpulkan informasi berkaitan dengan pelaku. Kami juga tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Bandung, Kamis (20/4).
Kriminolog dari Universitas Padjadjaran, Yesmil Anwar, berpendapat, kekerasan yang terjadi di jalan raya menunjukkan budaya hukum yang belum berdiri tegak di tengah masyarakat. Lingkungan yang permisif terhadap kekerasan dan pelanggaran hukum lainnya membuat aksi yang merugikan masyarakat ini tetap terjadi.
Tindakan tegas yang diberikan oleh petugas, papar Anwar, tidak serta-merta mengurangi tindak kejahatan di jalan raya selama kesadaran hukum di masyarakat tidak diperbaiki. Orang-orang pun akan enggan melakukan kekerasan saat mereka memahami, sadar, hingga patuh terhadap hukum yang ditegakkan.
”Akar dari kejahatan jalanan itu tidak berada di jalan, tetapi di rumah dan lingkungan yang permisif terhadap pelanggaran hukum. Padahal, hukum itu tidak hanya dilihat dari undang-undang, tetapi juga aturan demi keamanan dan kenyamanan masyarakat,” tuturnya.