Setelah Jalan Rusak, Gaya Hidup Mewah Pejabat Lampung Kini Jadi Sorotan

Di tengah ramainya pembicaraan soal kritik Bima, publik kini menyoroti gaya hidup Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana yang kerap pamer barang mewah.

KOMPAS/VINA OKTAVIA

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Lampung Reihana, di Bandar Lampung, Selasa (20/4/2021).

Provinsi Lampung tak henti-hentinya menjadi sorotan publik setelah Bima Yudho Saputro, kreator konten asal Kabupaten Lampung Timur, menyampaikan kritik di media sosial tentang jalan rusak di Lampung. Isu ini menjadi kian ramai setelah Bima dilaporkan ke Kepolisian Daerah Lampung. Kendati saat ini polisi telah menghentikan kasusnya, pembicaraan tentang Lampung terus bergulir.

Di tengah ramainya pembicaraan soal kritik Bima, publik lantas menyoroti gaya hidup Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana yang kerap pamer barang mewah. Gaya hidup mewah Reihana terbongkar ke publik dari cuitan akun Twitter @PartaiSocmed pada Minggu (16/4/2023).

Akun tersebut mengunggah foto Reihana tengah menenteng tas bermerek (branded) berwarna merah. Foto Reihana disandingkan dengan tangkapan layar tas Birkin 40 seharga 9.980 euro.

”Kembali ke Lampung. Pejabat silih berganti, ada yang pensiun ada yang ketangkep KPK, tapi Reihana, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, tetap bertahan hampir 14 tahun tak tergantikan. Mana harga secondtas Hermes Birkin-nya saja hampir Rp 200 juta, belum baju LV-nya!,” tulis akun Twitter @PartaiSocmed dalam unggahannya.

Hingga Rabu (19/4/2023), cuitan itu telah di-retweet sebanyak 10.000 kali dan mendapat beragam komentar dari netizen. Salah satunya adalah akun @wisanggeni_ yang ikut membongkar gaya hidup mewah Reihana di media sosial. Ia menggunggah empat foto Reihana yang tengah membawa tas branded dari berbagai merek.

Baca juga : Aduan ke Polisi Terkait Jalan Rusak di Lampung Langgar Kebebasan Berpendapat

TWITTER

Tampilan perbincangan di Twitter terkait gaya hidup pejabat di Provinsi Lampung.

”Koleksi lain tasnya kali aja netizen ada yang tau merek dan harganya. Oh iya, Alphard di belakang itu KW kok, aslinya Suzuki Carry,” tulis @wisanggeni_.

Cuitan itu disambut riuh oleh netizen. Bahkan, banyak yang meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut asal-usul harta pejabat Lampung. Apalagi, isu ini bergulir di tengah banyaknya kritik soal jalan rusak.

Melansir laporan harta kekayaan penyelenggara negara dari laman resmi KPK, Reihana terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 16 Maret 2023. Dalam laporan tersebut, Reihana tercatat mempunyai Rp 2,7 miliar pada tahun 2022. Sejumlah aset yang ia laporkan antara lain tanah dan bangunan, mobil, hingga kas senilai Rp 300 juta.

Reihana memang telah menjabat lebih dari satu dekade sebagai Kepala Dinas Kesehatan Lampung. Meskipun jabatan gubernur Lampung silih berganti, Kepala Dinas Kesehatan Lampung tetap dijabat oleh Reihana.

Baca juga : Jalan Berlubang dan Proyek Mangkrak Kota Baru, Lampung

TWITTER

Tampilan perbincangan di Twitter terkait gaya hidup pejabat di Provinsi Lampung.

Jabatan Reihana sebagai Kepala Dinas Kesehatan Lampung bertahan di tiga era gubernur, yakni Sjachroedien ZP, M Ridho Ficardo, dan kini Arinal Djunaidi. Reihana pertama kali menjabat Kepala Dinas Kesehatan pada era kepemimpinan pertama Sjachroedien ZP tahun 2003-2008. Di periode kedua Sjachroedien ZP terpilih, jabatan Reihana tetap dipertahankan.

”Siapa pun gubernurnya, Kadis Kesehatan Lampung tetap Reihana,” begitu guyonan yang santer terdengar di Lampung.

Ditegur

Ramainya perbincangan publik soal gaya hidup mewah Reihana di media sosial ditanggapi Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Di sela-sela rapat persiapan mudik Lebaran pada Senin (17/4/2023), Arinal menegur Reihana secara langsung di hadapan para kepala dinas yang lain.

”Kalau dia sedang kerja tidak boleh. Sepatu saya juga, kan, dari luar negeri, tapi enggak begitu ditonjolkan. Nah, jadi jangan ditonjolkan, ya, Bu Reihana. Yang lainnya juga, bila perlu kita sidak ajalah,” ucap Arinal.

Baca juga : Gaya Hidup Mewah Pejabat Jadi Pertanyaan

DOKUMENTASI HUMAS PEMPROV LAMPUNG

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat memberikan sambutan pada acara diskusi bertajuk “Badan Usaha Milik Desa sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah” di Bandar Lampung, Senin (6/2/2023).

Reihana memilih bungkam menghadapi ramainya sorotan publik soal gaya hidupnya. ”Enggak ya, sudah,” ucap Reihana singkat saat dikejar media dalam berbagai kesempatan wawancara di Bandar Lampung.

Reihana sebenarnya bukan pejabat pertama yang gaya hidupnya disorot oleh media karena kerap memamerkan barang mewah. Sebelumnya, publik juga ramai mengomentari gaya hidup Rafael Alun Trisambodo, bekas pejabat di Direktorat Jenderal Pajak.

Sepatu saya juga, kan, dari luar negeri, tapi enggak begitu ditonjolkan.

Nama Rafael pertama kali disorot publik setelah anaknya, Mario Dandy (20), viral karena menganiaya David Ozora (17), pelajar di Jakarta. Gaya hidup Rafael dan keluarganya disorot karena kerap memamerkan barang mewah di media sosial, seperti mobil Rubicon.

Selain Rafael, mantan Kepala Kantor Bea dan Cukai Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Darmanto juga sempat viral karena kerap memamerkan gaya hidup mewah di media sosial. Meski akun Instagram @eko_darmanto_BC kini menghilang, foto-foto Eko yang sempat mengunggah barang mewah, seperti motor gede dan mobil antik beredar di media sosial.

Ariel Heryanto, profesor emeritus dari Universitas Monash, Australia, dalam kolom analisis budaya yang terbit di Kompas, 25 Maret 2023, menyampaikan, pamer kemewahan sebenarnya hal yang sangat manusiawi. Setiap orang punya gairah pamer diri atau kehidupan di sekitarnya. Naluri manusiawi untuk pamer diri menjadi salah satu kunci suksesnya industri media sosial.

Baca juga : "Flexing" alias Pamer Gaya Hidup Mewah

KOMPAS/VINA OKTAVIA

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana d Bandar Lampung, Jumat (13/3/2020).

Orang yang pamer kemewahan biasanya untuk dikagumi. Namun, niat tersebut justru bisa mengundang cemooh publik. Itu bagian dari risiko yang ditanggung pelaku atas gaya hidup mereka.

Menurut dia, hal yang digugat sebagian pihak sebenarnya bukan pamer kekayaan, melainkan soal keabsahan harta pejabat. Pertanyaan publik ini bisa terjawab apabila terbukti tak ada penyelewengan di balik berlimpahnya harta mereka.

Kegaduhan publik soal pamer kemewahan belakangan ini menunjukkan gagalnya kelas atas menguasai selera, budaya, dan moralitas publik. Terjadi letupan frustrasi kelas menengah yang tidak berdaya diimpit kelas atas dan kelas bawah. Gejala ini terjadi berkali-kali dalam sejarah.