Polri Klaim Sistem ”One Way” Saat Mudik Efektif, tetapi Masih Ada Catatan
Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Fadil Imran mengeklaim penerapan sistem ”one way” efektif untuk arus mudik Lebaran 2023. Namun, kepadatan masih terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Fadil Imran mengklaim penerapan sistem satu arah atau one way efektif untuk arus mudik Lebaran 2023. Namun, kepadatan masih terjadi di Gerbang Tol Cikampek Utama dan area istirahat.
Fadil mengatakan, pemberlakuan sistem satu arah dan contra flow sejak Selasa hingga Rabu (18-19/4/2023) siang di Gerbang Tol (GT) Cikampek Kilometer 72 hingga GT Kalikangkung Km 414 sudah efektif. ”Saya lihat tadi (efektif). Kita enggak tahu nanti puncaknya di malam hari,” ujarnya.
Selain memantau melalui udara, Fadil juga mengecek Rest Area 207A di ruas Tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Rabu siang. Sejauh ini, katanya, arus kendaraan di tol masih lancar. Pihaknya menampik adanya kemacetan jelang area istirahat karena kendaraan masih bergerak.
”Arus (kendaraan) masih tetap bisa jalan, tetapi ada peningkatan volume. Namun, itu sudah diantisipasi jajaran (polisi),” katanya.
Ia mencontohkan, di area istirahat, polisi telah mengatur arus dari pintu masuk hingga parkiran. Pengendara juga dilarang parkir di bahu jalan area itu.
Apalagi, pengendara bisa memanfaatkan area istirahat di jalur A (Jawa) dan B (Jakarta) selama penerapan sistem satu arah. Menurut rencana, pola itu berlangsung hingga Kamis dan Jumat (20-21/4/2023) pukul 08.00-14.00. Polisi melakukan sterilisasi jalur dua jam sebelum one way.
Fadil mengatakan, penerapan sistem satu arah jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu meski GT Cikampek Utama (Cikatama) masih jadi titik rawan kepadatan. ”Mohon kesabaran, di Cikatama ada sedikit antrean (kendaraan) saat masuk gerbang tol,” katanya setelah pantauan udara.
Menurut dia, Korps Lalu Lintas Polri telah menyiapkan rekayasa lalu lintas, seperti sistem satu arah, contra flow, dan ganjil genap. Namun, semua pola itu tergantung situasi di lapangan.
Hingga kini, sistem ganjil genap belum diperlukan. Pemudik juga sebaiknya mengatur waktu keberangkatan.
”Masyarakat juga harus mengatur manajemen waktunya, seperti berapa jam perjalanan dan jalurnya bagaimana,” katanya.
Berdasarkan evaluasi petugas, kepadatan di area istirahat terjadi pada waktu Dzuhur, buka puasa, dan sahur. Pemudik perlu menghindari waktu tersebut.
Fadil mengingatkan pemudik untuk mengecek kondisi kendaraannya. Dari pantauan udara, ia melihat ada tiga mobil yang berasap karena diduga mesinnya kepanasan.
”Artinya, kalau waktunya istirahat, harus istirahat. Pastikan juga rumah aman sebelum berangkat,” ujarnya.
Lukmam Hakim (30), pemudik asal Tangerang, Banten, mengatakan, sistem one way turut memperlancar arus mudik. Bersama keluarganya, ia berangkat dari Tangerang sekitar pukul 05.00 dan sampai di Rest Area 207A pukul 10.00. Menurut dia, waktu tersebut masih normal.
Kendaraannya melambat hingga kecepatan di bawah 40 kilometer per jam saat berada di Jalan Layang Jakarta-Cikampek. ”Tadi lewat beberapa rest area, sepertinya penuh. Jadi, enggak berhenti. Baru dapat yang agak lengang di sini (Rest Area 207A),” ucap Lukman.
Menurut pemudik tujuan Purworejo, Jawa Tengah, ini penerapan sistem satu arah arus mudik kali ini lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. ”Tahun lalu, kami berangkat dari Bekasi jam 11 malam dan sampai di tujuan jam 5 sore (18 jam). Padahal, biasanya 9 jam. Sekarang kayaknya lancar,” ujarnya.