Rawan Macet di Cipali, dari Antrean di Gerbang Tol, Kebutuhan Istirahat, hingga Buang Hajat
Tol Cipali bakal menerima lonjakan arus mudik dan balik Lebaran 2023. Potensi kemacetan rawan terjadi terutama di ”rest area”, mulai dari kebutuhan istirahat hingga buang hajat.
Jalan Tol Trans-Jawa kembali menjadi primadona arus mudik Lebaran 2023. Jutaan kendaraan bakal melintas di jalur yang menghubungkan berbagai daerah. Namun, bukan berarti jalan itu sepenuhnya bebas hambatan. Tempat istirahat hingga gerbang tol jadi titik rawan kemacetan.
Survei Kementerian Perhubungan mencatat, pilihan moda terbanyak untuk mudik Lebaran kali ini adalah mobil pribadi, yakni 27,32 juta unit. Sekitar 33,53 persen atau 9,2 juta unit dari jumlah tersebut memilih menggunakan Tol Trans-Jawa sepanjang lebih dari 1.000 kilometer.
Membentang dari Merak, Banten, hingga Probolinggo, Jawa Timur, jalur ini menjelma tumpuan pengendara. Sebagai gambaran, Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), bagian Tol Trans-Jawa, memotong jarak hingga 40 km dari Jakarta ke Cirebon dibandingkan dengan jalur arteri.
Baca juga: Antisipasi Kemacetan dan Kecelakaan Jelang Mudik, Tol Cipali Jadi Tiga Lajur
Meski jalur utama pemudik yang menggunakan mobil, jalan tol itu belum sepenuhnya bebas hambatan. Salah satu titik rawan kemacetan ketika arus mudik adalah tempat istirahat (rest area). Di area istirahat 207A Tol Palimanan- Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, misalnya, patut diwaspadai.
”Di sini (area istirahat 207A) itu titik lelah dan pengisian bahan bakar pemudik,” ucap Manajer Operasional Wilayah II Jabar PT Jasa Marga Related Business Irwansyah Rinaldhi, Kamis (13/4/2023). Area istirahat itu juga terpaut lebih dari 40 km dari tempat istirahatsebelumnya di Km 166, Majalengka.
Apalagi saat puncak arus mudik Lebaran yang terjadi pada Rabu–Jumat (19-21/4) sesuai waktu cuti bersama. Jumlah kendaraan akan meningkat dua kali lipat di area istirahat, dari sebelumnya 4.000-5.000 unit per hari menjadi 9.000 unit. Di sana, pemudik akan shalat, makan, dan ke toilet.
Pihaknya pun mengantisipasi kepadatan di area istirahat. Selain mengatur arus kendaraan, pengelola telah menambah fasilitas toilet, parkir, dan petugas. ”Kami menambah toilet fungsional sebanyak 63 bilik. Jadi, total semuanya ada 152 bilik,” ujar Irwansyah.
Pihaknya juga memaksimalkan kapasitas parkir dari biasanya 500 kendaraan menjadi 800 unit, termasuk 80 kendaraan besar. Jumlah petugas setiap sif juga ditambah dari sebelumnya 15 orang menjadi 20 orang. Jika diperlukan, katanya, petugas akan menerapkan sistem buka tutup area itu.
Kepala Sub-Direktorat Manajemen Operasional dan Rekayasa Direktorat Keamanan dan Keselamatan Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Indra Jafar mengimbau pemudik agar maksimal menggunakan area istirahat 30 menit. Tujuannya agar pengendara bisa bergantian.
”Memang urusan toilet ini tidak bisa diwakilkan. Karena itu, perlu langkah antisipasi,” ucapnya saat diskusi persiapan arus mudik di Kantor Astra Tol Cipali, Subang, pekan lalu. Pihaknya bakal menyiagakan personel untuk mengatur arus kendaraan di setiap area istirahat.
Ia memprediksi beberapa area istirahat yang rawan dipadati pemudik. Area itu tersebar di Km 43 dan Km 68 di Tol Merak; Km 19, 33, 57, 62, 42 Tol Jakarta- Cikampek; area istirahat di Cipali; Km 125 dan Km 88 Tol Purbaleunyi; Km 45 Tol Jagorawi; dan Km 429 Tol Semarang-Solo.
Baca juga: Tiga Ruas Tol Baru di Jabar Digunakan secara Fungsional
Di Cipali, tempat istirahat Km 166 bakal diserbu pemudik yang melintasi ruas Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Pemerintah menargetkan tol sepanjang 62 Km itu beroperasi fungsional hingga Gerbang Tol (GT) Kertajati di Km 152.
Pada seksi 4-6 Tol Cisumdawu belum tersedia tempat istirahat dan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). Penerangan jalan pun belum terpasang. Polisi hanya akan membuka ruas itu pukul 06.00-15.00. Artinya, tempat rehat dan pengisian bensin terdekat adalah Km 166.
Seperti di tempat istirahat207A, sistem di area istirahat lainnya juga dengan rekayasa arus, penambahan fasilitas, hingga sistem buka tutup. Apalagi saat waktu buka puasa, sahur, dan di siang hari yang kerap dipadati pengendara.
Penerapan sistem one way dari GT Cikampek Utama Km 72 hingga GT Kalikangkung Km 414 juga diharapkan mengurai kepadatan. Direncanakan pola itu berlangsung Selasa-Jumat (18-21/4/2023) dengan waktu tertentu. Pemudik pun bisa memakai area istirahat di kedua jalur.
MCK di tol
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Badan Pengaturan Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ali Rachmadi mengakui, area istirahat jadi titik rawan kepadatan. Pengalaman arus mudik 2022, katanya, banyak pengendara tidak kebagian area istirahat di tol.
”Akhirnya, mereka beristirahat di bahu jalan dan mengganggu arus dalam waktu lama. Ada juga yang melakukan MCK (mandi, cuci, kakus) di situ. Mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi,” ujarnya. Ali tidak menyebutkan lokasi areaistirahatyang ia maksud.
Namun, pihaknya meminta pengelola jalan tol menambah 50 toilet untuk area istirahat tipe B dan 100 toilet di areaistirahattipe A. Saat ini, terdapat 71 tempat istirahat di Tol Trans-Jawa dengan rincian, 40 tipe A yang memiliki lebih banyak fasilitas, 29 tipe B, dan 2 Tipe C.
Ali mendorong pengelola jalan tol menyediakan VMS (variable message sign) atau informasi bagi pengguna jalan tol yang mencantumkan jarak setiap area istirahat. Pemudik juga bisa mengakses aplikasi Tol Kita untuk mengetahui estimasi tarif tol hingga lokasi area istirahat.
Direktur Operasional Astra Tol Cipali Agung Prasetyo mengatakan akan menambah toilet dan parkir di seluruh area istirahat. Namun, pemudik juga perlu mencegah kepadatan dengan menyiapkan berbagai hal. Misalnya, membawa bekal hingga memastikan bahan bakar cukup.
”Pengendara juga dapat keluar tol sebentar untuk beristirahat. Setelah itu, masuk Cipali lagi. Tidak ada penambahan tarif,” katanya. Di jalur arteri dekat pintu keluar Tol Cipali berderet rumah makan.
Baca juga: Menyusuri Jalan Tol Cisumdawu, Si Pengurai Arus Mudik Lebaran 2023
Dengan begitu, pemudik turut berbagi rezeki dengan warga di sekitar tol. CEO Astra Infra Solutions Ega N Boga menambahkan, selain area istirahat, kepadatan di gerbang tol juga perlu diantisipasi. Apalagi, Astra Infra Group mengelola delapan ruas tol sepanjang 396 km. Enam ruas di antaranya berada di Tol Trans-Jawa, termasuk Cipali.
Pengendara rentan mengantre di gerbang keluar tol karena ada transaksi yang menelan waktu. Titik itu tersebar di GT Cikupa, GT Serang Timur, GT Merak, gerbang keluar Tol Bandar-Persimpangan Mengkreng, dan gerbang keluar dan underpass Simpang Singosari.
”Kami menyiagakan 109 mobile reader (alat transaksi berjalan) untuk mempercepat transaksi di gerbang tol. Nanti juga ada skenario arus kalau antrean di gerbang penuh,” ujar Ega. Ia mengimbau pemudik agar memastikan saldo kartu uang elektronik cukup untuk membayar tol.
Jika tidak, kendaraan bisa menumpuk di gerbang tol. Sebagai gambaran, jika satu mobil membutuhkan 60 detik untuk transaksi, 100 mobil bisa menelan waktu 6.000 detik atau lebih dari 1 jam.
Selain menyiapkan diri, saldo, hingga kendaraan, pemudik juga diharapkan mengatur waktu keberangkatan. Apalagi, Kemenhub memperkirakan sebanyak 15 persen atau 18,7 juta warga akan mudik saat puncak arus. Secara nasional, total pemudik Lebaran mencapai 123 juta orang.
Itu sebabnya, Husni Mauludin (37), pemudik tujuan Tegal, Jawa Tengah, memilih mudik pada Kamis, sebelum puncak arus. ”Saya sudah libur. Sekolah anak juga libur. Jadi, mudik lebih awal untuk menghindari macet. Alhamdulillah lancar,” ujar wiraswasta event organizer di Jakarta ini.
Sayangnya, tidak semua warga bisa mudik seperti Husni. Pada akhirnya pemerintah, pengelola jalan tol, polisi, hingga pengendara perlu berkolaborasi untuk memperlancar arus mudik di Tol Trans-Jawa.
Baca juga: Ditargetkan Beroperasi Penuh Jelang Lebaran, Pengerjaan Tol Cisumdawu Dikebut