Berbagai Upaya Penciptaan Wirausaha Baru Dilakukan di Pamekasan
Pendampingan agar para pelaku UMKM melebarkan pasar terus dilakukan di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
PAMEKASAN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, terus mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah atau wirausaha baru, yang ditargetkan bisa menciptakan 10.000 pelaku usaha baru. Upaya menggerakkan ekonomi warga tersebut mendapat dukungan dari Kamar Dagang dan Industri di daerah itu.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Pamekasan Harisandi di Pamekasan, Rabu (19/4/2023), mengatakan, pihaknya berkomitmen mendorong tumbuh dan berkembangnya UMKM di daerah itu. ”Berbagai program dilakukan agar UMKM bisa tumbuh setelah pandemi Covid-19 dan sedang menghadapi resesi ekonomi global,” katanya.
Salah satu komitmen Kadin Pamekasan dalam menggerakkan ekonomi adalah melakukan pendampingan UMKM agar mereka bisa meningkatkan mutu produk sehingga layak ekspor. ”Kami juga melakukan pendampingan agar para pelaku UMKM melebarkan pasar, tidak hanya berjualan secara konvensional, tetapi juga mulai berjualan produk dan jasa secara daring atau online. Untuk itu Kadin memberikan pelatihan bagi UMKM untuk mulai menerapkan pemasaran secara digital,” kata Harisandi.
Harisandi meyakini, UMKM merupakan pondasi ekonomi nasional, sehingga apabila UMKM kuat, otomatis perekonomian juga kokoh.
Pihaknya juga membantu pelaku UMKM agar mematuhi segala aturan administratif dalam berusaha dan menjalankan bisnis. Mereka juga dibantu mengurus nomor induk berusaha (NIB) dan administrasi, termasuk untuk bisa mengakses permodalan.
Berbagai program dilakukan agar UMKM bisa tumbuh setelah pandemi Covid-19 dan sedang menghadapi resesi ekonomi global.
Ia berharap para pelaku UMKM bisa terus bertahan di tengah resesi ekonomi saat ini, bahkan bisa tumbuh pascapandemi covid-19. Kadin akan terus memberikan pendampingan bagi UMKM yang bersedia dibina oleh pihaknya.
Apalagi, kata dia, upaya Kadin sejalan dengan Pemerintah Kabupaten Pamekasan dengan program prioritas dalam bidang ekonomi dan UMKM, yakni menciptakan 10.000 wirausaha baru (WUB).
Jenis usaha yang dilatih oleh Pemkab Pamekasan, antara lain, batik, menjahit, tata rias, bordir, sepatu, songkok, dan kuliner.
Kesulitan
Salah satu pelaku UMKM, Sahaji Imron, warga Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan, menuturkan, saat ini pihaknya kesulitan mengembangkan usaha pembuatan songkok. Selain membutuhkan akses permodalan yang besar, dia juga membutuhkan pendampingan dalam meningkatkan kualitas, inovasi, dan produksi songkok buatannya agar layak untuk pasar regional dan nasional.
”Sekarang cuma pasar lokal dan jumlahnyan juga tak banyak,” katanya.
Sahaji berharap ke depan para pelaku UMKM, khususnya alumni program WUB Pemkab Pamekasan, terus didampingi dan tidak dibiarkan begitu saja sehingga tetap bisa eksis dalam mengembangkan usaha.
Sebab, kata dia, pendampingan tidak hanya tentang kualitas, legalitas produksi, inovasi, dan permodalan, tetapi juga perbaikan alat produksi dan penanganan berbagai persoalan yang dihadapi oleh pelaku UMKM.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Pamekasan Muttaqin menuturkan, WUB merupakan program prioritas Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dalam bidang ekonomi untuk menciptakan 10.000 wirausaha baru.
Skema perekrutan program WUB ini dilakukan untuk seluruh warga Pamekasan yang ingin menjadi pengusaha dengan mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang usaha yang diinginkan.
”Untuk tahun ini program WUB tetap berjalan, tetapi karena keterbatasan anggaran tahun ini hanya muncul sekitar 600 pelaku usaha,” ujarnya. Dalam pelatihan tersebut, nantinya digelar secara bertahap, satu kelompok terdiri atas 16 orang dalam satu bidang usaha.
Setelah selesai dilatih, kata dia, peserta WUB akan difasilitasi untuk mendapatkan bantuan permodalan sesuai dengan kebutuhan bidang usaha yang dijalankan. ”Permodalan disediakan sepanjang memenuhi persyaratan yang telah kami tentukan,” urainya.
Namun, kata Muttaqin, untuk bantuan alat produksi, pihaknya sudah tidak menyediakan seperti tahun-tahun sebelumnya. ”Kalau tahun ini pemkab tidak menyediakan dan hanya mengandalkan bantuan dari perusahaan berupa CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan,” katanya.
Terkait pemasaran, Dinas Koperasi dan UKM akan memaksimalkan WamiraMart, warung milik rakyat, fasilitasi pemerintah daerah di bawah Dinas Koperasi dan UMKM untuk pemasaran hasil produk WUByang nantinya akan dikelola oleh BUMD. Dengan demikian, produk UMKM dan WUB bisa terserap. Hingga saat ini kinerja WamiraMart belum maksimal. Manajemennya akan dikelola oleh BUMD agar semakin baik.
”Harapannya WamiraMart bisa mendukung akses pasar bagi pelaku UMKM, khususnya peserta wirausaha baru ini,” katanya.
Tulang punggung
Secara terpisah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, UMKM selama ini telah menjadi tulang punggung perekonomian Jawa Timur dan telah membawa daerah melewati krisis akibat pandemi Covid-19 selama tiga tahun belakangan.
Maka dari itu, Emil terus menggenjot dan memberi dukungan terhadap UMKM, terutama dalam hal promosi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Paling tidak berbagai macam cara digunakan untuk mempromosikan UMKM, termasuk bermitra dengan banyak pihak.
”Semakin banyak pihak yang terlibat, memudahkan Pemprov Jatim berkolaborasi dan bersinergi untuk menguatkan citra produk UMKM,” katanya.
Apalagi, kata mantan Bupati Trenggalek ini, Pemprov Jatim tidak bisa berjalan sendiri. Sebab, masih banyak keterbatasan yang tidak dapat dihadapi pemerintah seorang diri. Saat ini Jatim memiliki 1,15 unit UMKM.
Pada kesempatan itu Emil menyebutkan bahwa target pertumbuhan UMKM 2023 di provinsi ini sekitar 5 persen. Angka tersebut melebihi perkiraan lembaga-lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan IMF yang mematok angka 4 persen.
Meski begitu, Emil mengingatkan untuk menghindari kebocoran akibat konsumsi produksi impor yang terlalu tinggi. Kegiatan pameran harusnya dapat menggenjot konsumsi untuk barang-barang lokal dan bukan sebaliknya.