Pelaku UMKM di Jatim Kembali Percaya Diri Menata Usahanya
Pemulihan ekonomi dari serangan pandemi Covid-19, termasuk oleh UMKM makanan dan minuman, salah satunya dapat dipacu dengan pameran pangan untuk kembali memperluas jaringan pemasaran.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Jatim kembali percaya diri menata bisnis setelah kasus Covid-19 disebut mulai mereda. Beragam pameran yang digelar berbagai pihak menjadi jembatan memulihkan usaha.
Situasi itu dirasakan dalam ajang Indonesia Food Exhibition di Grand City, Surabaya, Jatim, Jumat (10/6/2022). Pameran yang berlangsung 9-12 Juni 2022 itu mengusung tema ”EastFood and EastPack” dan diharapkan menjangkau pasar luas untuk industri makanan, minuman, kemasan, jasa boga, hotel, restoran, kedai, kafe, aneka roti, dan UMKM.
Menurut Lilik Suhaili, pemilik Liek Liek Aneka Sambal, pameran mempercepat penjualan produk. Pada hari pertama, 150 toples berisi sambal empat jenis ludes terjual. Pada hari kedua, 100 toples juga hampir habis terjual saat stan didatangi pada Jumat sekitar pukul 14.00. Pameran dengan kehadiran pengunjung sangat efektif untuk mengenalkan produk.
”Produksi kami sudah ekspor meski skalanya tidak banyak. Pameran ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas atau konsumen yang spesifik menggemari sambal,” kata Lilik yang sudah menjalani usaha sejak 2018 di Gresik.
Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 sampai dua tahun kemudian membuat lesu UMKM, tetapi tiga bulan terakhir mulai terasa ada kebangkitan. Ikut serta dalam pameran juga pernyataan bahwa usaha masih berjalan dan menuju pemulihan.
Pandu Pratama, General Manager Lumpang Mas, produsen sambal pecel khas Madiun, mengatakan, pameran ini menegaskan usahanya masih berjalan sekaligus mempertahankan citra sambal pecel khas Madiun. Kali ini, dia hanya membawa satu jenis produk, yakni sambal pecel dalam kemasan berbentuk balok.
Madiun terkenal dengan pecel. Makanan berupa sayur-mayur direbus, dilumuri sambal kacang pedas gurih, dan dilengkapi berbagai lauk, misalnya aneka telur, ayam, tahu, tempe goreng, empal, olahan jeroan, dan peyek atau kerupuk.
Wijaya Saputra, pemilik Yuk Sri, UMKM penyedia daging bebek dan ayam kampung ungkep siap saji dari Blitar, menambahkan, pameran amat bermanfaat mengenalkan produk baru atau pengembangan produk kepada masyarakat. UMKM dapat bertahan dan berkembang, termasuk selama pandemi Covid-19, dengan keuletan. Pameran bisa membantu mereka kembali berkenalan sekaligus memperluas jaringan pasar dengan konsumen.
”Pameran juga membuka kontak baru dengan usaha lainnya yang mendukung, misalnya ekspedisi atau pengiriman, pemasaran, teknologi informasi untuk pengembangan usaha,” kata Wijaya.
CEO Krista Exhibition, penyelenggara acara, Daud Salim mengatakan, pameran bertujuan mempertemukan antarpelaku pasar untuk kembali menggerakkan dan memulihkan perekonomian. Pameran ditargetkan mampu menarik lebih dari 20.000 pengunjung selama pelaksanaan. Setelah ini, pada Juli 2022 direncanakan pameran secara virtual dengan harapan lebih banyak menjaring pengusaha makanan, minuman, kemasan, jasa boga, hotel, restoran, kedai, kafe, dan aneka roti.
Dalam pameran juga dihadirkan beragam acara yang bertujuan untuk sosialisasi makanan dan minuman, antara lain wine class, professional French croissant class dan cake decorating classes, demo membuat roti dan memasak, seminar teknologi pangan, serta lokakarya teh dan kopi.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Dian Yoshinta mengatakan, pameran pangan ini rutin diadakan setiap tahun. Namun, serangan pandemi memaksa pameran ditiadakan selama dua tahun. Pameran menghadirkan peluang bisnis dan kerja sama bagi seluruh peserta dan pengunjung.
”Pemulihan ekonomi sedang berlangsung dan diharapkan dapat berjalan dengan baik, terutama melalui pameran-pameran seperti ini,” kata Dian.