Warga Keluhkan Jalan Rusak, Pemkab Cilacap Sebut Ada Kendala Anggaran
Warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah di Kecamatan Jeruklegi dan Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jateng. Sebagian jalan di dua kecamatan itu mengelupas, bergelombang, dan menyembulkan batuan tajam.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Sejumlah warga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah di Kecamatan Jeruklegi dan Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sebagian jalan di dua kecamatan itu mengelupas, bergelombang, dan pecah sehingga menyembulkan batuan tajam. Akibatnya, mobilitas warga terganggu dan keselamatan pengguna jalan pun terancam.
Pada Sabtu (15/4/2023), Kompas mencoba menyusuri jalan dari Desa Jeruklegi Kulon, Kecamatan Jeruklegi, menuju ke Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi. Perjalanan itu juga melintasi Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten.
Berdasar pantauan, baru sekitar 60 persen dari jalan sepanjang 10 kilometer (km) itu yang telah dicor dan dalam kondisi halus. Sebagian jalan berupa kubangan air dan sebagian lain berupa aspal dengan kondisi pecah sehingga menyisakan batuan tajam.
Sebagian jalan pun berlubang dan bergelombang, khususnya di tanjakan atau turunan. Di beberapa titik, ketinggian gelombang mencapai 30 sentimeter (cm) sehingga bisa menyebabkan pengendara sepeda motor terpeleset.
Sementara itu, di jalan yang kering dan bercampur tanah, pengendara harus bersiap menutup hidung dan melindungi mata karena debu akan beterbangan ketika dilintasi kendaraan.
Salamah (45), pemilik warung makan di Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi, menuturkan, kondisi sebagian jalan di wilayah itu memang rusak parah. ”Di sini sengsara kalau menempuh perjalanan,” ujarnya.
Menurut Salamah, selama lima tahun terakhir, sebagian jalan di Desa Brebeg memang telah dicor. Namun, perbaikan jalan itu baru dilakukan di beberapa ruas sehingga belum semua jalan dalam kondisi baik.
”Harapan saya, jalan di sini bisa bagus seperti di kota. Bedanya apa, orang sama-sama warga negara Indonesia dan sama-sama bayar pajak. Di kota sana bisa jalannya bagus, tetapi di sini mlenyok (bergelombang) terus,” katanya.
Salah seorang pengguna jalan, Akbar (32), mengatakan, ban sepeda motornya beberapa kali mengalami bocor saat melewati jalanan tersebut. ”Ban motor saya sering bocor kalau lewat sini. Bisa sebulan sekali bocor,” ucapnya.
Akbar merupakan warga Kecamatan Kroya, Cilacap, yang lima tahun terakhir bekerja di salah satu koperasi di Jeruklegi. Oleh karena itu, mau tidak mau, dia sering melintasi jalanan rusak tersebut. ”Saya pernah menjumpai jalanan diaspal, tetapi tidak lama kemudian rusak lagi. Sepertinya minimal harus dicor,” ujarnya.
Jalan rusak juga ditemui dari arah Pasar Ujungmanik hingga ke jalan raya di Desa Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten. Dari total panjang jalan sekitar 3 km, masih terdapat sekitar 500 meter jalan rusak. Padahal, jalan kabupaten di wilayah itu menjadi akses utama kendaraan roda empat, seperti truk dan angkutan barang, yang menyuplai kebutuhan warga.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri menyampaikan, pembangunan jalan kabupaten di wilayah itu terkendala oleh keterbatasan anggaran. Dia menyebut, ada sebagian dana yang sudah dianggarkan untuk perbaikan jalan, tetapi kemudian diminta oleh pemerintah pusat untuk dipindahkan guna membiayai sektor pendidikan dan kesehatan.
Harapan saya, jalan di sini bisa bagus seperti di kota. Bedanya apa, orang sama-sama warga negara Indonesia dan sama-sama bayar pajak.
”Intinya kita tetap berusaha agar jalan-jalan yang rusak bisa diperbaiki. Cuma memang kita terkendala anggaran. Anggaran yang sudah direncanakan, tetapi harus dialokasikan ke pendidikan dan kesehatan lebih banyak sehingga anggaran untuk jalan kita kurangi. Ini harus dilaksanakan karena kalau tidak kita dapat hukuman dari pusat,” papar Awaluddin, Senin (17/4/2023).
Awaluddin menambahkan, tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Cilacap sebenarnya sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 72 miliar untuk perbaikan jalan. Namun, karena ada kebijakan dari pusat, anggaran tersebut akhirnya tergeser. ”Jadi, mungkin bisa saja (pembangunan jalan) di tahun ini atau di tahun depan,” katanya.