Penyelidikan Kecelakaan Maut di Tol Boyolali Mengunakan Analisis Berbasis Teknologi
Titik terang penyebab kecelakaan maut di Tol Semarang-Solo, Km 487+600, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, belum ditemukan. Penyelidikan terus berlanjut, baik lewat pemeriksaan saksi maupun pemanfaatan teknologi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Titik terang penyebab kecelakaan maut di Tol Semarang-Solo, Km 487+600, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, belum muncul. Penyelidikan terus berlanjut, baik lewat pemeriksaan saksi maupun pemanfaatan teknologi.
Kecelakaan maut itu terjadi pada Jumat (14/4/2023) sekitar pukul 04.00. Ada delapan kendaraan besar yang terlibat dalam insiden tersebut.
Kendaraan-kendaraan itu terdiri dari truk bermuatan besi, truk bermuatan mobil, truk boks, dan minibus. Delapan orang tewas dalam insiden tersebut.
Kepala Polres Boyolali Ajun Komisaris Besar Petrus Silalahi mengungkapkan, olah tempat kejadian perkara (TKP) telah rampung. Namun, ada sejumlah rangkaian penyelidikan lainnya yang mesti ditempuh.
”Kami masih melakukan rangkaian penyelidikan bersama stakeholder lain,” kata Petrus, di sela-sela peresmian operasional perdana tol fungsional Solo-Yogyakarta, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu.
Proses evakuasi, sebut Petrus, juga masih berlanjut hingga Sabtu siang. Terdapat dua kendaraan yang belum bisa diangkat dari lokasi kejadian, yaitu truk boks dan truk pengangkut mobil. Kedua kendaraan tersebut saling terimpit.
Pemindahannya, kata dia, harus hati-hati. Apabila truk tersebut diangkat begitu saja, dikhawatirkan mobil yang masih diangkut truk bisa terguling.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Boyolali Ajun Komisaris M Herdi Pratama menyampaikan, penyelidikan dilakukan lewat beberapa metode. Mulai dari pemeriksaan saksi-saksi hingga identifikasi berbasis teknologi.
Dalam proses identifikasi tersebut, sudah dilakukan sejumlah hal. Hal itu seperti penghitungan pengereman hingga membuat permodelan soal kecelakaan tersebut.
”Nanti, data-data yang ada itu akan kami ukur dan dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Dari situ, kami bisa melihat bagaimana terjadinya kecelakaan tersebut,” kata Herdi.
Lebih lanjut, Herdi mengungkapkan, sejumlah saksi yang sudah diperiksa terdiri dari warga setempat hingga sopir dan kernet yang terlibat dalam kecelakaan itu. Namun, tidak semua saksi bisa diperiksa begitu saja. Beberapa saksi masih memerlukan pemulihan.
”Tentu yang kami periksa yang sudah siap. Jangan sampai dengan adanya pemeriksaan malah korban menjadi drop. Padahal, dia sedang membutuhkan penyembuhan,” kata Herdi.
Untuk itu, Herdi menyatakan, belum bisa menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Ia enggan menduga-duga tanpa pembuktian jelas.
Herdi meminta semua pihak menunggu hasil analisis berbasis teknologi tentang penyebab kecelakaan. Menurut dia, kajian itu bisa membantu segenap pihak menemukan akar pemicu terjadinya kecelakaan maut tersebut.
Dari data yang dihimpun Polres Boyolali, total ada 21 korban dalam kecelakaan itu. Delapan tewas, 3 luka berat, dan 10 luka ringan,
Korban dirawat di tiga tempat berbeda, yaitu Rumah Sakit Indriati Boyolali, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Boyolali, dan RSUD Dr Moewardi Surakarta.
Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pandan Arang Boyolali Ngatiman menyampaikan, korban kecelakaan yang sempat ditangani di rumah sakit tersebut berjumlah 13 orang. Dari jumlah tersebut, delapan tewas.
Enam disebut tewas di lokasi kejadian, sedangkan dua tewas ketika ditangani di IGD. Lalu, lima lainnya hanya mengalami luka ringan.
“Hari ini (korban luka ringan) sudah dinyatakan pulang semua. Yang dari Nganjuk dan Grobogan juga sudah dipulangkan sejak semalam,” kata Ngatiman.