Lokasi Kecelakaan Beruntun Tol Semarang-Solo di Boyolali Tergolong Titik Lelah Pengemudi
Kecelakaan beruntun melibatkan delapan kendaraan terjadi di Km 487+600, Jalan Tol Semarang-Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Lokasi kecelakaan itu termasuk rawan titik lelah pengemudi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Kecelakaan beruntun melibatkan delapan kendaraan terjadi di Km 487+600, Jalan Tol Semarang-Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Sebanyak delapan orang tewas dalam insiden tersebut. Lokasi kecelakaan itu termasuk rawan titik lelah bagi para pengemudi yang menempuh perjalanan jarak jauh.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Polres) Boyolali Ajun Komisaris M Herdi Pratama mengungkapkan, kecelakaan lalu lintas terjadi beberapa kali di ruas jalan tol yang melintas di Kabupaten Boyolali. Pada Ramadhan 2022, sedikitnya ada lima kecelakaan yang lokasinya berdekatan dengan lokasi kecelakaan Jumat pagi.
Ia menilai rasa lelah pengemudi menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. Pasalnya, kawasan itu tergolong sebagai area lelah pengemudi.
”Sering kali saya ucapkan, daerah kita ini wilayah fatigue area, atau area lelah. Ini tempat yang serba tanggung untuk para pengemudi buat berhenti. Pikiran pengemudi akan ada rest area berikutnya yang lebih besar. Itulah yang membuat para pengemudi walau lelah tetap memaksakan diri membawa kendaraannya,” kata Herdi, di lokasi kejadian.
Lokasi kecelakaan beruntun terkini memang tidak jauh dari Rest Area Km 487 A. Jaraknya hanya berkisar 100 meter. Di sisi lain, lokasi kecelakaan juga hanya berjarak 7 Km dari pintu keluar tol terdekat di kawasan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Dilihat dari kronologisnya, kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 04.00. Insiden bermula dari sebuah truk bermuatan besi yang tiba-tiba menabrak sebuah minibus. Truk bermuatan besi itu juga menabrak beberapa truk muatan lainnya yang terparkir di bahu jalan.
Setidaknya tiga dugaan penyebab kecelakaan. Pertama, sopir truk bermuatan besi diduga mengantuk ketika berkendara. Kedua, rem dari truk bermuatan besi diduga blong. Ketiga, truk bermuatan besi diduga kelebihan muatan sehingga remnya tidak bekerja secara maksimal. (M Herdi Pratama)
Kendaraan-kendaraan yang tertabrak itu akhirnya menubruk pembatas jalan dan terlempar ke daerah milik jalan. Sopir truk bermuatan besi termasuk sebagai korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Herdi menyampaikan, penyebab pasti kecelakaan masih diselidiki. Namun, pihaknya telah memiliki setidaknya tiga dugaan penyebab kecelakaan. Pertama, sopir truk bermuatan besi diduga mengantuk ketika berkendara. Kedua, rem dari truk bermuatan besi diduga blong. Ketiga, truk bermuatan besi diduga kelebihan muatan sehingga remnya tidak bekerja secara maksimal.
”Langkah kami berikutnya berkoordinasi dengan Polda Jateng. Kami akan melaksanakan traffic accident analysis sehingga bisa didapati secara mendalam kenapa terjadi kecelakaan lalu lintas pada hari ini,” ungkap Herdi.
Temuan mengenai sejumlah truk yang terparkir di bahu jalan juga menjadi sorotan. Dalam rekaman kamera pengawas, terlihat sedikitnya enam mobil diparkir pada bahu jalan tersebut. Beredar pula alasan pengemudi memarkirkan kendaraannya di bahu jalan karena kondisi rest area yang penuh. Sementara, ukuran rest area tersebut juga cukup kecil mengingat masih dikategorikan sebagai tipe B.
Eka Supriyanto (42), salah seorang sopir truk yang selamat, menyampaikan, sebenarnya ia sudah memasuki rest area untuk beristirahat setelah perjalanan panjangnya dari Jakarta. Akan tetapi, kondisi rest area sedang penuh bagi kendaraan besar seperti yang dikemudikannya. Oleh karena itu, ia melanjutkan perjalanan dan mencoba menepi di bahu jalan untuk rehat.
”Ikut berhenti di sini karena waktu itu sudah ada beberapa mobil yang parkir. Lalu, saya tidur di dalam mobil. Tahu-tahu mobil ini sudah ditabrak sampai menjebol pagar pembatas jalan. Beruntung masih bisa selamat. Tidak ada luka serius,” kata Eka, yang bekerja sebagai sopir ekspedisi itu.
Kepala Polres Boyolali Ajun Komisaris Besar Petrus Parningotan Silalahi menyatakan, kendaraan dilarang parkir di bahu jalan. Pemberhentian hanya boleh dilakukan di rest area. Kondisi rest area yang penuh akan diselidiki lebih lanjut apakah turut memicu terjadinya kecelakaan tersebut.
Ditemui terpisah, Pengelola Rest Area KM 487 A Viktor Immanuel mengungkapkan, tempat pemberhentian sementara yang dikelolanya mampu menampung 20 kendaraan besar dan 30 kendaraan kecil. Adapun luas tempat tersebut hanya 1,1 hektar. Pihaknya tak memungkiri jika lokasi tersebut tergolong sebagai titik lelah. Kondisinya juga kerap ramai. Terlebih lagi menjelang waktu subuh.
”Bisa dipastikan, setiap pagi atau menjelang subuh, titik ini kerap ramai. Lebaran tidak lebaran, kondisinya cukup ramai,” kata Viktor.
Total terdapat 21 korban dalam kecelakaan tersebut. Sebanyak delapan orang korban meninggal. Enam orang meninggal di tempat, sedangkan dua orang meninggal sewaktu dalam perawatan di rumah sakit.
Selain itu, masih ada 10 korban lain mengalami luka ringan, sedangkan tiga orang lainnya luka berat. Korban luka dirawat di dua rumah sakit berbeda, yaitu Rumah Sakit Indriati dan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali.